Mohon tunggu...
Diki Angger Arianto
Diki Angger Arianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Selain sebagai mahasiswa aku juga manusia biasa yang masih berusaha konsisten untuk menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MEA: Antara Cita-Cita Bersama atau Utopia Saja?

12 Maret 2023   10:59 Diperbarui: 12 Maret 2023   11:06 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ayoksinau.com

MEA juga masih memiliki beberapa tantangan dalam mencapai tujuannya. Salah satunya adalah perbedaan dalam tingkat perkembangan ekonomi antara negara-negara anggota, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota.

Selain itu, masih ada beberapa isu sosial dan lingkungan yang memerlukan perhatian, seperti hak buruh dan dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi di wilayah MEA.

Hal tersebut memicu reaksi kritik berbagai pihak. Banyak yang justru memandang pesimis terhadap tujuan MEA tersebut yang akan tercapai secara radikal.

Sejak terbentuknya ASEAN memiliki beberapa prinsip yang begitu teguh dipegang setiap anggotanya.

Adapun prinsip yang berkaitan dengan pembahasan ini adalah, pertama, “Tidak mencampuri urusan dalam negari antar sesama anggota ASEAN.” Kedua, “Kesepakatan berupa konsensus.”

Adanya kedua prinsip tersebut di atas, yang berbenturan dengan tujuan MEA, maka sekiranya akan sulit dalam mengatasi persoalan utama, untuk memperkecil hambatan bea masuk non tarif. Tiadanya sanksi yang berlaku dan tiadanya sentral power menjadi penyebab utamanya.

Bisa dibilang, MEA tidak sepenuhnya menerapkan mekanisme pasar liberal karena adanya dua  hambatan utama tersebut.

Gareth Leather, seorang ekonomi dari Capital Economics, memandang bahwa adanya prinsip konsensus dan tanpa intervensi yang dipegang teguh ASEAN menjadi batu penghalang utama terealisasinya MEA. MEA akan sulit menjadi pasar tunggal dan sentra produksi yang dapat mampu menggeser China.

Meskipun MEA masih memiliki tantangan dan pembatasan tertentu dalam mencapai pasar bebas, namun hal ini tidak berarti bahwa MEA tidak memberikan manfaat bagi negara-negara anggota. MEA telah berhasil meningkatkan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota, sehingga memberikan potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di kawasan ASEAN.

Selain itu, MEA juga membantu meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan ASEAN dengan memperkuat integrasi ekonomi dan mengurangi hambatan perdagangan di antara negara-negara anggota. Hal ini dapat mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang lebih efisien dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan ASEAN.

Meskipun masih ada tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan pasar bebas, namun MEA memberikan harapan bagi kawasan ASEAN untuk menjadi lebih kuat dan maju secara ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun