Kondisi jalan yang berbatuan membuat penyaluran hasil panen sulit disalurkan ke kecamatan. Akses penyaluran hasil panen hanya bisa dilakukan melalui angkutan umum/SPIT yang ada dimiliki oleh orang-orang tertentu bahkan sering juga bagi masyarakat yang kurang mampu ini biasanya menyewa atau bahasa lokal nya cuter dengan biaya satu kali angkut sekitar Rp 500.000. Melihat kondisi jalan membuat masyarakat dibebankan dengan biaya angkutan yang lumayan besar.Sehingga dengan adanya kesusahan penjualan hasil panen menyebabkan masyarakat yang kurang mampu ini biasanya kesulitan dalam mengelola hasil jual panen tersebut sehingga tidak dapat lagi tersisih untuk pembangunan rumahnya sendiri .Bapak Jokowi dengan nawacitanya menyatakan akan membangun dari daerah pinggiran termasuklah dalamnya yaitu yang dimaksud ialah Desa yang berada dipedalaman yang belum terjamah oleh pembangunan pemerintah.
Walaupun demikian akses pendidikan dan kesehatan menjadi perhatian utama masyarakat. Pembangunan sekolah dan puskesmas pembantu dapat ditemukan di desa tersebut. Masyarakat beranggapan pendidikan dan kesehatan tidak menjadi persoalan. Bahkan ditemukan ada juga anak-anak desa tersebut sampai menempuh pendidikan kuliah dari hasil kekayaan alam desa tersebut.Â
Persoalan lain yang belum juga terwujud seperti sarana listrik dan Bantuan Seperti Bantuan Untuk masyarakat miskin atau yang kurang mampu dalam segi pembangunan Bedah rumah (BSPS ). Sehingga sering kali saya mendengar ada beberapa oknum memanfaatkan kondisi desa tersebut dengan untuk kepentingan individu dalam berdemokrasi dilapangan.
77 tahun Indonesia merdeka ternyata belum menyelesaikan persoalan pembangunan di masyarakat. Akses infrastruktur, listrik dan Bantuan perumahan bagi yang tidak layak huni seperti bantuan BSPS dari pemerintah ,hal itu merupakan kebutuhan primer yang belum dirasakan oleh masyarakat desa Tanjung Lalau. Akhir kata, semoga Pemerintah lebih memperhatikan setiap pembangunan yang terjadi bahkan evaluasi setiap kebijakan. Dengan demikian saudara-saudara kita yang terletak di daerah pinggiran bisa merasakan dampak kemerdekaan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H