4. Bisa melalui ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.Â
Jadi dapat disimpulkan, virus ini menyebar melalui cairan tubuh, yaitu darah, air mani, cairan vagina, dan ASI.Â
Apa sih dampak stigma buruk masyarakat bagi ODHA?
1. ODHA tidak bisa mengembangkan diri untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.Â
2. ODHA mendapat perlakuan buruk di tempat kerja.
3. ODHA mendapat diskriminasi di lingkungan masyarakat.Â
Jadi kita harus bersikap bagaimana ke ODHA?
Lho, jadi salah dong stigma masyarakat selama ini?
Iya dong, sebagai masyarakat yang sudah mengetahui tentang kebenaran tentang HIV, tentu kita perlu memberi edukasi kepada masyarakat lainnya. Kita juga tidak perlu mengisolasi atau melakukan diskriminasi kepada ODHA. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28A, menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. Maka dari itu, ODHA juga berhak untuk hidup dan memiliki kehidupan yang layak. Berhak untuk bersekolah, berhak untuk bekerja, dan berhak mendapatkan hak-hak lainnya. Pemberian pengetahuan tentang HIV kepada masyarakat merupakan salah satu cara efektif untuk menjelaskan penularan HIV sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk berinteraksi dengan ODHA.Â
Program Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/AIDS memiliki target dunia 2020 yang disebut 90-90-90: 90% ODHA mengetahui statusnya, 90% ODHA mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) secara berkelanjutan, dan 90% ODHA yang sudah mendapatkan terapi ARV kadar virus di tubuhnya sudah tersupresi. Salah satu hal yang penting untuk mencapai target ini adalah stop stigma pada ODHA.
Eits tapi... kalau kalian terindikasi HIV, juga harus sadar untuk segera mendapat penanganan ke fasilitas kesehatan dan menjaga diri untuk tidak menularkannya kepada orang lain. Sayangi diri sendiri, sayangi orang lain, hidup sejahtera.Â