Buat apa kita hidup, buat apa sekolah, buat apa cari uang, buat apa menikah, buat apa punya anak, Â ujung-ujungnya mati juga. Apa sih yg kita kejar di dunia ini sebenernya? sering aku tanyakan pertanyaan-pertanyaan itu ke diri aku sendiri. Tak kunjung aku mendapatkan jawabannya. Namun tanpa sadar ternyata aku sudah menerapkan nihilisme.Â
Seperti yang dikatakan oleh seorang penulis bernama Alan Watts. "saya adalah apa yang terjadi antara ruang bersalin dan krematorium." Hidup hanyalah sebatas itu. Jadi ya sudah, jalani saja tanpa berpikir secara berlebihan. Karena semua dalam hidup ini adalah nihil
Kali ini kita akan menggarap filosofi NIHILISM atau Nihilisme dan kita akan coba analisa melalui karakter Arthur Fleck dalam film The Joker.
Bagi seorang nihilis: Nilai dalam hidup itu didasarkan oleh ketiadaan, atau nothing. Tapi apakah Nihilisme ini sebenarnya bisa membantu hidup kita?
LATAR BELAKANG NIHILISME Dibuat terkenal oleh seorang filsuf Jerman bernama Friedrich Nietzsche pada tahun sekitar 1800an akhir. Nihilisme ini terus berkembang dan dilestarikan oleh generasi-generasi penerusnya. Nihilisme berasal dari kata Nihil atau nol. Yang berarti tidak ada, hampa, kosong, dan lain sebagainya.Â
Para nihilis ini memandang bahwa life is meaningless atau hidup itu ya tidak bermakna. Mereka menolak norma umum dan arti kehidupan yang standar dianut oleh orang-orang. Kalau pandangan kita yg sering diajarkan itu ya dalam hidup harus berbuat baik, biar nanti mati bisa masuk surga. Bagi para nihilis hidup itu sebatas kita tinggal di bumi, setelah itu; semua kerja keras, semua orang, semua harta, dan segalanya yang kita miliki akan kita tinggalkan saat kita mati. orang nihilis hampir sama seperti pesimis.
Menggunakan analogi yang sudah sangat sering dipakai. Nihilisme dan Pesimisme sungguhlah berbeda. Semisal ada gelas yang diisi setengah. Kalian akan menyebutnya itu gelas setengah terisi atau gelas setengah kosong?, Bagi orang pesimis akan menjawabnya itu gelas setengah kosong. Bagi orang optimis akan menjawabnya itu gelas setengah terisi. Tetapi bagi seorang nihilis, justru  gelas itu tidak penting. Pokoknya ada airnya. Kalau haus diminum, kalau tidak haus dibuang saja. Seorang pesimis menganggap semuanya itu akan berakhir buruk. sedangkan seorang nihilis menganggap tidak ada yang namanya buruk, tidak ada yang namanya baik. Baik atau buruk itu hanyalah ciptaan manusia saja.
Tetapi ketiadaartian nihilisme ini lalu membuat paradoks. Kalau nihilis percaya dengan ketiadaan, artinya ketiadaan itu justru menjadi sesuatu yang di percaya. Nihilisme percaya dengan sesuatu itu. Sedangkan tadi katanya nihilisme adalah kepercayaan terhadap ketiadaan. Paradoks ini lalu memunculkan pertanyaan juga seperti ini: kalau kita tidak mengejar apapun, berarti untuk apa kita hidup?. Nah Pertanyaan ini akan terjawab nanti.
Macam-macam Nihilisme sebenernya seiring perkembangan jaman. Filosofi Nihilism ini jadi banyak bentukannya. seperti ada Epistemological nihilism yang maksudnya adalah menyangkal ilmu pengetahuan karena secara empiris kekurangan bukti-bukti. Seperti kepercayaan oleh kaum flat earth. Yang menurut mereka semua foto-foto dan video perjalanan luar angkasa itu hanyalah editan belaka dan sering merpetanyakan bukti-buktinya. lalu ada Cosmic nihilism yang maksudnya melihat kehidupan manusia dari perspektif semesta kita. Seperti kita manusia hanyalah micropartikel dari semesta ini, ada juga metaphysical nihilism, political nihilism, dan lain sejenisnya. Tetapi jika membahas semua pendekatan ini maka akan sangat panjang.
Untuk mempermudahnya, aku akan tekankan 2 macam nihilism saja. karena ini adalah bentuk nihilism paling umum dan paling bisa diterima oleh banyak orang. Yang pertama adalah moral nihilism, nihilism ini maksudnya adalah menyangkal rasa kewajiban moral, objektivitas prinsip moral, atau sudut pandang moral. Atau simpelnya, para nihilis moral itu meniadakan yang namanya benar salah, bagus jelek dan diperbolehkan atau dilarang. Dalam nihilisme moral, prinsip-prinsip seperti itu dipertanyakan seperti misalnya; Teman kita yang baru belajar masak kue. Ketika kuenya kita cicip dan ternyata kuenya benar-benar  tidak enak, sudah rasanya seret, tawar, dan bentuknya jelek. Dan dia bertanya, apakah kuenya enak?,  secara moral, pada umumnya kita biasanya bilang enak, mantap dan lain sebagainya. tetapi sebagai nihilis,kita pasti langsung bilang; kuenya tidak enak, tidak bisa ketelan di leher dan lain sebagainya". Dan menurut para nihilis moral, itu adalah  hal yang sah-sah saja. Namun orang lain pasti bilang : "Jahat ke nihilis, karena tak menghargai teman yang sudah susah-susah membuat kue". Seorang nihilis itu pasti mempertanyakan pertanyaan "why" itu. Mengapa hal seperti itu jahat? apakah ada patokannya jahat atau baik?, siapa yang nentuin patokan itu?, Itulah kira-kira gambaran kasarnya moral nihilisme.
Dan yang kedua adalah eksistensial nihilism, nihilism ini menganggap bahwa hidup tidak memiliki makna atau nilai intrinsik. Dalam sudut pandang universe, nihilisme eksistensial itu menganggap bahwa manusia hanya butiran debu yang sangat kecil di semesta ini. Mau kita hidup atau mati, tak ada pengaruhnya yang besar. Sedikit mirip dengan cosmic nihilism. Dan ini adalah bentuk nihilisme yang paling umum dan paling dikenal sampai saat ini. Penerapannya dalam The Joker dan inilah yang aku mau kalian lihat bahwa sebenarnya Joker itu menerapkan prinsip Nihilism, Penerapan Moral Nihilism Pada scene ini Arthur Fleck mengatakan "Komedi itu subjektif, Murray". Â Sistem yang mengetahui semuanya. Kalian yang menonton film yang menentukan, mana yang benar dan mana yang salah. Seperti kalian menentukan mana yang lucu dan mana yang tidak. Arthur menyampaikan dengan jelas bahwa komedi itu subjektif, kalian bisa bilang dia lucu tapi orang lain bisa bilang dia tidak lucu. Sama seperti moral, teman kita bisa bilang kita benar, tetapi tetangga kita bilang kita salah. Persepsi benar atau salah yang tiap orang miliki itu berbeda beda. Karena setiap orang menciptakan benar salah mereka sendiri. Seperti perlakuan Joker ini yang mengundang kontroversi. Sudah kenyataannya bahwa dia itu diperlakukan tidak adil dengan dibully dan digebukin oleh orang-orang di dalam kereta. Dan lalu dia balas dengan menembak mereka dan membunuhnya. Sebagian orang mungkin akan menyalahkan tindakan joker ini. Namun beberapa orang juga membenarkan tindakan joker. Masyarakat kelas bawah mendukungnya, namun masyarakat kelas atas menentangnya. Semua orang memiliki persepsi benar salah masing-masing. Intinya bagi seorang nihilis, moral tidak objektif, melainkan subjektif. Lalu Arthur ini juga mengatakan bahwa dia merasa tidak eksis dan tidak hadir di dunia ini. Bahkan konselingnya sendiri pun yang seharusnya menjadi tempat curhatnya, juga tidak mendengarkan dan tidak menganggap nya. Tetapi karena tindakan dia membunuh orang kaya itu, dia seperti menjadi provokator utama bagi para masyarakat kelas bawah. Jadilah dia mengatakan ..
"Aku sudah bilang, selama hidupku, aku tidak tahu apakah aku benar-benar ada. Tapi aku ternyata ada."
Dan orang-orang mulai menyadarinya. dia mulai merasa eksis dan hadir dalam dunia ini. Namun sang konseling membantahnya dan berkata bahwa
"Mereka tidak peduli dengan orang seperti kamu, Arthur. Dan mereka tidak peduli dengan orang sepertiku juga. tidak ada yang peduli sama orang-orang seperti kita".
 Para masyarakat kelas bawah. dan Arthur pun mengiyakan hal tersebut, dan pada momen inilah Arthur sadar bahwa memang tidak penting keberadaannya ini. Adanya Arthur di dunia ini, tapi  dalam skala besar tak penting-penting amat keberadaan Arthur ini. Orang-orang yang mendukung gerakannya, itu juga hanya sebatas mendukung dia sebagai icon pemberontakan saja. Mereka tak peduli Arthur itu siapa atau hidup dia itu lagi dilanda masalah apa. Arthur pun pelan-pelan sadar dan menerima Eksistensial Nihilism dalam dirinya.
Tak lupa, Friedrich Nietzsche itu sebenarnya membagi Nihilisme menjadi 2 yaitu aktif dan pasif nihilisme. Dan Nietzsche mengajak kita untuk menjadi Active Nihilism. Passive Nihilism itu pandangan yang menganggap nihilisme adalah hasil akhir dari proses kita mencari makna kehidupan.
Seorang passive nihilist tidak bisa menciptakan nilai-nilai kehidupan mereka sendiri. Simpelnya, seorang passive nihilist adalah orang-orang yang malas dan kekurangan motivasi sebenarnya. Dan menggunakan nihilisme sebagai tamengnya. Seperti misalnya karena kita tidak bisa menemukan nilai dan arti hidup kita ini. Kita lalu memilih untuk bersantai-santai saja hidup dengan menikmati uang jajan dari orang tua. Beranggapan bahwa nanti aku juga akan mati, untuk apa bersusah-susah dalam hidup.
Sedangkan Active Nihilism itu adalah pandangan yang menganggap bahwa nihilisme adalah alat kita untuk menghancurkan nilai-nilai  yang ditanamkan oleh orang-orang ke dalam diri kita. Tak selesai sampai disitu. Melainkan seorang nihilis aktif itu adalah orang yang berani maju walaupun sudah  kehilangan kepercayaan yang sebelumnya memberi arti bagi hidup mereka. Individu berkemauan keras ini mengatasi nihilisme dengan cara bebas, menciptakan nilai dan makna mereka sendiri. Misalnya kalian yang sudah sekolah, kuliah dan terus sekarang kerja. Sebagai nihilis aktif. Kalian menghancurkan nilai-nilai standar yang lingkungan ajarkan ke kalian, apakah benar hidup kita hanya sebatas mencari uang, mengerjakan hal yang kita tidak sukai sampai tua, dengan  iming-iming di umur 50-an bisa pensiun nyaman. Itupun kalau masih sehat dan di beri umur panjang. Sebagai nihilis aktif, kalian akan  hancurkan dogma itu dan kalian buat makna baru di hidup. Semisal; Bahwa, kerja itu ya bukan sebatas mencari uang dengan mengerjakan apa yang kita tidak sukai. Melainkan mencari uang dengan mengerjakan yang kita sukai. Dan ini sebenernya yang ingin diarahkan oleh Nietzsche, dia mau kita menjadi seorang nihilis aktif.
Nihilisme itu ambigu! Nihilisme sebagai tanda dari berkembangnya kekuatan jiwa kita, yang mana disebut Nihilisme aktif dan Nihilisme sebagai tanda dari menurunnya kekuatan jiwa kita, yang mana disebut Nihilisme pasif.
 Pada Arthur Fleck, tanpa kita sadari selama filmnya itu dia sebenarnya pelan-pelan berproses menjadi seorang Active Nihilist. Selama filmnya, Joker ini sebenarnya memiliki mimpi untuk bisa menjadi seorang stand up comedian yang sukses. Namun harapan itu dijatuhkan setelah dirinya dijadikan bulan-bulanan oleh Acara TVnya si Murray. Dan perlahan-lahan, makna hidup ideal yang tadinya sudah tertanam di dalam diri arthur tercerai berai. Mulai dari mimpi stand up comediannya itu yang sudah pupus, Wayne yang mengungkap bahwa dia bukan ayahnya. Dan juga rekam medis ibunya yang mengungkap bahwa ibunya memang memiliki gangguan kejiwaan. Dan di kondisi ketawanya ini juga karena dia dulu di abuse. Seluruh cerita hidup yang dia pegang selama ini ternyata hanya cerita fiktif dari ibunya yang sakit jiwa. Lengkaplah sudah tragedi kehidupan Arthur. twist pun terungkap disini. Akhirnya pun dia membuat makna baru. Yaitu untuk menginspirasi masyarakat-masyarakat kelas bawah. dia mau membuat suatu gerakan pemberontakan. Arthur sangat fokus karena dia merasa dalam proses menjalankan misi hidupnya. Dia sangat fokus dengan tujuan membunuh Murray secara live di depan TV guna menjadi inisiator dan pelatuk gerakan pemberontakan di Gotham. Arthur merencanakan dan mengeksekusi Active Nihilism secara sempurna.
Dan namanya juga film, makanya ekstrim. Jadi jangan dicontoh mentah-mentah, kita pun bisa menjawab pertanyaan yang muncul diawal bahasan dari Paradoks Nihilisme itu. kalau kita tidak mengejar apapun, berarti kita lebih baik tidak hidup, Intinya Friedrich Nietzsche itu menganggap bahwa sebagai manusia, kita harus menjadi sang nihilis aktif, karena nihilisme yang dimaksud itu sebenarnya bukan hanya sebatas mempercayai bahwa hidup itu tidak ada maknanya. Melainkan yang dia maksud adalah karena kita merasa tidak ada makna dalam hidup. Makanya kita harus cari terus makna itu.Â
Seperti Arthur contohnya. Nihilisme itu pun bisa membantu kita dengan TIDAK mempercayai standar atau norma yg dianggap "Benar" oleh masyarakat. Seperti kita harus bekerja terus walaupun kita tak suka kerjaan kita. Nihilisme bisa membantu kita mengukir sendiri jalan hidup kita, bukan didasarkan oleh opini orang lain. Disaat kita melihat segala hal dalam skala dan gambaran yang lebih besar, seperti ; pelajaran sekolah, Kerjaan kita, jodoh kita, gengsi kita, masalah keluarga kita, keadaan finansial kita, opini orang lain, konstruksi sosial, bahkan masa depan kita, semua itu seakan-akan menjadi hal yang tidak begitu membebani. Karena yang kita utamakan  adalah mencapai kebahagiaan pribadi dan kedamaian hati kita untuk menjalani kehidupan. Dan Itulah nihilisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H