Mohon tunggu...
Dika Irawan
Dika Irawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hati-hati bisa berhenti mendadak. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesi yang Mulia Itu Guru

25 November 2012   07:26 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13538280401883225578

Guru pun manusia, mereka harus memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya. Saya sangat mendukung upaya pemerintah mensejahterakan guru, menjadikan profesi yang mulia ini agar lebih dihargai.

Kalau pendidikan sekolah di Indonesia benar-benar ingin maju. Dibutuhkan guru yang sungguh menekuni pekerjaannya secara professional dan penuh dedikasi. Maka sangat penting arti penghargaan kepada guru. Jika guru tidak dihargai, kemungkinan besar mereka tidak akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Di sini pemerintah perlu turun tangan mengangkat martabat guru. 

Kita sungguh beruntung dengan lahirnya UU no 14 tahun 2005 menenai guru dan dosen. Salah satu upaya dari UU tersebut ialah meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas hidup ekonomi para guru. Seperti kita ketahui jabatan guru adalah jabatan yang paling tidak disenangi di dalam masyarakat modern disebabkan karena pengharagaan ekonominya yang relative sangat kurang dibadingkan dengan profesi-profesi lainya. UU tersebut telah menggariskan upaya-upaya untuk meningkatkan profesi guru sehingga dapat direkrut putera-putera terbaik bangsa untuk menempati profesi yang sangat dihormati itu yaitu untuk mencerdaskan kehdiupan rakyat. 

Menurut saya pemerintah telah memperhatikan hal itu, semuanya perlu proses yang tidak sebentar. Upaya pemerintah menaikan anggaran pendidikan dapat dijadikan bukti. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Dari sini lah titik tolak awal profesi guru mulai menjanjikan. Profesi ini bukan lagi profesi rendahan seperti pada sebelumnya, dengan usaha pemerintah meningkatkan kesehjateraan itu. Pada Desember 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan bahwa guru adalah tenaga profesional, sama halnya dengan profesi dokter atau pengacara.

Kemudian Presiden mengatakan, pemerintah senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan guru, baik gaji, tunjangan, maupun kesejahteraan lainnya. Pernyataan presiden tersebut membawa angin segar akan kesehjateraan guru, sekaligus sinyal pemerinah serius memperhatikan profesi ini.

Kesehjateraan guru menjadi hal mutlak guna meningkatkan kualitas pendidikan. Di dalam kehidupan serab terkendala yang berkpenajangan, guru atau siapappun, akan terjerat dalam moralitas negativistik yang tidak mampu menciptakan kegairahan hidup bangsa. Guru yang hidup jauh dari sejahtera, akan mengembangkan falsafah hidup yang hanya memperlemah dan memperburuk masa depan bangsa. Kemiskinan berpotensi menghancurkan pertimbangan akal sehat manusia.

Harapan akan meningkatnya kesehjateraan semakin menyeruak tatkala Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta izin DPR untuk menaikkan dana alokasi umum (DAU) pos belanja gaji guru PNS sebesar Rp 10,1 triliun.. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan tunjangan guru swasta yang telah mengantongi sertifikasi sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Guru sekolah negeri senilai sebulan gaji yang diberikan sekaligus beberapa bulan (Republika Online 15 Agustus 2012).

Profesi guru kian hari banyak diburu. Peluang semakin terbuka dibandingkan profesi lain, hal ini dapat dilihat dari jumlah kursi yang tersedia pada setiap tes calon pegawai negeri sipil. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kita (Kompas 14 Mei 2012). Bukti menjanjikannya profesi guru terlihat dari banyaknya mahasiswa yang minat di fakultas pendidikan, dan keguruan di beberapa perguruan tinggi

Saat ini fakultas ilmu keguruan sekarang menjadi favorit di sejumlah universitas, sungguh berbeda dengan era saya dulu karena sempat malu mengambil jurusan menjadi guru, peluang dan kesempatan untuk mengembangkan diri semakin terbuka bagi guru seiring dengan tingginya perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan.Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara memberikan alokasi tertinggi bagi dunia pendidikan, di antaranya digunakan untuk kesejahteraan guru dan memperbaiki infrastruktur (kompas.com 14 mei 2012).

Sebenarnya seorang guru yang terlalu menekankan mencari uang lewat profesi keguruan akan sering mengamai frustasi kaerna gaji guru memang kecil dibandingkan gaji pegawai lain yang setingkat. Kalau seseorang ingin menjadi kaya dengan menjadi guru, hal itu jelas keliru. Mereka seharusnya bisnis saja dan menanggalkan profesi keguruannya. Kepuasan dan kebahagian seorang guru seharusnya terletak pada kegembiraan batin karena anak didiknya berkembang menjadi manusia yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun