"Pantas saja!" Kata Bunga bersemangat. "Setelah kamu denger ceritanya, aku yakin kamu akan percaya hantu itu ada."
Mendengar hal itu Abdi terkekeh. Ia begitu yakin pandangannya terhadap hal-hal mistis tidak akan berubah, bahkan jika cerita seram paling meyakinkan diceritakan kepadanya sekalipun. Bunga yang semakin tidak sabar, mulai bercerita. "Begini ceritanya.."
Di tahun 2020, seorang perempuan bernama Harum, baru saja selesai lembur dari tempat kerjanya. Harum tidak langsung pulang, melainkan menunggu pacarnya di halte depan kantor, karena sudah berjanji untuk makan malam bersama. Harum sangat menunggu saat-saat seperti ini. Terhitung sudah 1 minggu ia dan pacarnya tidak menghabiskan waktu bersama karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Â
Pukul sebelas malam, tepat satu jam Harum menunggu, pacarnya tak kunjung datang. Berkali-kali Harum mencoba menghubunginya, namun hasilnya nihil. Tak satupun telepon diangkat olehnya. Meski begitu, Harum memutuskan untuk tetap menunggu, karena ia percaya pacarnya tak mungkin berbohong.Â
Hari kian malam, jalan semakin sepi. Harum mulai khawatir kalau-kalau ada orang yang memiliki niat jahat padanya. Harum hendak pulang, saat tiba-tiba pengendara motor berbaju serba hitam, mencoba merebut tas selempang miliknya. "Tolong...!" Pekik Harum. Sayangnya saat itu tak ada satupun kendaraan dan pejalan kaki yang melintas. Harum yang tidak berdaya pun, tersungkur membentur aspal. Dahinya retak, darah mengucur deras. Kejadian ini telah merenggut nyawa Harum.
Semenjak saat itu, Harum akan menghampiri lelaki yang melintasi Jalan kenanga seorang diri malam-malam, mengira itu pacarnya yang tidak pernah datang.
Abdi menggeriap."Serem juga ya!"
"Jadi kamu percaya, kan?" Tanya Bunga antusias.
"Sayangnya, aku lebih percaya kalau cerita itu dibuat dengan tujuan untuk menakut-nakuti orang agar tidak keluyuran malam-malam." Kata Abdi, penuh kemenangan.
Bunga merajuk, bibirnya kembali manyun. "Sepertinya cuma satu yang bisa buat kamu percaya akan keberadaan hantu."
Abdi mengerutkan dahi. "Apa?"Â