Bismillahirrahmanirrahim
TEOLOGI ISLAM MILENIAL
Â
HAKIKAT KEBENARAN HANYA SATUÂ
NAMUN TERMANIFESTASI DALAM SEBUAH RUANG
Awalnya sangat enggan untuk menulis tentang hal yang bertema ajaran agama apalagi masuk kebidang teologi, karena merasa tidak memliki kapabilitas yang jauh dari cukup. Apalagi menurut saya sejak pertama kali ide tentang penggunaan bentuk geometri bangunan Ka'bah muncul pada Desember tahun 2004 dan kemudian pertama kali ditulis tahun 2009 di blogspot saya. Ide tentang penggunaan bentuk geometri bangunan Ka'bah membutuhkan waktu yang begitu lama untuk ditulis karena saya beranggapan bahwa adalah tidak mungkin jika tidak ada orang yang berpikir kearah penggunaan bentuk geometri bangunan Ka'bah sebagai alat bantu memahami ajaran Islam atau minimal untuk memahami pola susunan Al Qur'an, selain itu ternyata dalam penerapan struktur bangunan Ka'bah sebagai alat bantu memahami ajaran Islam menemui berbagai kendala ketika berhadapan dengan pertanyaan pertanyaan rumit dikarenakan keterbatasan kapabilitas diri, sedangkan ketika berdiskusi dengan orang lain, lebih banyak dianggap sebagai angin lalu saja karena hal yang dibahas tidak pernah akan ada penyelasaiannya.
Saya coba lacak segala hal tentang bangunan Ka'bah, namun ternyata belum ada yang menggunakan struktur geometri bangunan ka'bah untuk dijadikan alat bantu untuk lebih memahami ajaran Islam karena kebanyakan buku atau tulisan yang saya temukan lebih membahas kepada hal yang bersifat kesejarahan dan fungsi Ka'bah sebagai qiblat umat Islam.
Kemudian semuanya berlanjut, agak ragu untuk terus menulis karena beranggapan tidak mungkin tidak ada orang yang mengetahui hal ini ,namun anehnya memang sampai saat ini ketika seseorang bertanya tentang takdir / kehendak Allah atas manusia kepada para ulama, belum ada yang menggunakan penjelasan secara lebih tervisualisasi bentuknya agar  lebih mudah dipahami. Terutama penjelasan tentang kehendak / takdir Allah terlihat masih menyisakan "ketidaktegasan" argumentasi karena kurangnya penggunaan alat bantu yang lebih tervisualisasi.
Pemahaman tentang kehendak / takdir Allah, yaitu Qadha dan Qadar yang kurang tegas dan tepat sebab kurang memperhatikan makna Arsy', kurang memperhatikan fungsi Fitrah, serta tidak menggunakan alat bantu visual, merupakan sebuah kekuranglengkapan yang berdampak luas yang menjadi penyebab terjadinya banyak perbedaan pemahaman yang cukup tajam yang kita rasakan hingga saat ini. Dimana seharusnya kita mampu membangun sebuah ruang pemahaman atas Kehendak Allah yang lebih utuh.
Perbedaan yang ada memang kehendak Allah, Oleh karena pola kehendak Allah lah yang memungkinkan terjadinya perbedaan tersebut, Â jika kita tahu pola dasar dari kehendak Allah dapat kita visualisasikan.
Pola geometri Ka'bah dapat dijadikan jalan pembuka pemahaman atas takdir Allah dengan alasan:
- Pola susunan Al Qur'an yang unik.
- Ka'bah sebagai bangunan yang diberkahi.
- Hadits Nabi tentang persilangan garis.
- Ilmu Geometri sebagai sesuatu yang "innate."
Keempat hal tersebut akan diterangkan pada tulisan saya yang kedua.
Sekarang, mari kita langsung genggam sebuah kubus yang merupakan analogi dari takdir/kehendak Allah yang akan kita gunakan dalam memecahkan berbagai masalah dalam ajaran Islam dan juga masalah umat manusia pada umumnya yang berhubungan dengan keselarasan antara realita dan wahyu yang melahirkan 9 buah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan pribadi penulis terhadap pola geometri kubus yang merupakan bentuk sederhana dari bangunan Ka'bah yang merupakan analogi dari keselarasan antara realita dan wahyu, yaitu:
- Semua sudah tertulis sejak awal secara lengkap, detail, menyeluruh dan tidak berubah sama sekali, namun ditulis dalam pola ruang berisi persilangan garis yang saling berhubungan, membentuk ruang gerak bagi kehidupan dimana serluruh mahluk berada di dalam ruang kubus tersebut.
- Setiap persilangan garis di dalam ruang yang dijalani adalah ujian. Ada nilai disetiap keputusan yang diambil
- ASMAUL HUSNA dalam satu kesatuan yang utuh adalah Arsy' / cangkang semesta / batas terluar pikiran kita.
- NUN adalah huruf pertama yang ditulis Al Qalam. NUN adalah puncak pengetahuan tentang semesta yang terletak di puncak terjauh dari kubus tersebut.
- Fitrah, energi pendorong yang Allah ciptakan dan diletakkan dalam diri setiap manusia. Energi spiritualitas yang menuju kepada Tuhan Semesta Alam.
- Wahyu yang memberi petunjuk kepada akal pikiran, agar akal pikiran yang didorong oleh Fitrah mampu berfungsi sesuai Fitrahnya, menciptakan kehidupan yang "tidak khawatir dan bersedih hati" atas apapun yang terjadi.
- Keadilan Allah dalam pola ruang takdir Nya adalah bersikap sesuai petunjuk Allah dan Rasul Nya (menggunakan alat bantu bersikap yang diajarkan seperti sabar, ikhlas, tawakal, berdoa dan berusaha).
- Usaha dan doa yang berkesinambungan demi meraih puncak tertinggi ilmu Allah. Sebuah amanat dari tersandangnya predikat Khalifah di muka bumi. Wujud kesadaran dalam berpikir.
- Sholawat Nabi, sebuah pujian tentang Kesempurnaan fungsi akal dalam mencapai kesadaran tertinggi. Sebuah kesempurnaan bersikap dalam mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat: Gotong Royong.
Ontologi dari apa yang ditulis  adalah tentang Kehendak / Takdir Allah atas semesta ini.
Epistemologi dari apa yang ditulis adalah berasal dari Al Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad dan limpahan informasi yang dapat kita peroleh.
Aksiologi dari apa yang ditulis adalah pemahaman yang lebih baik atas Kehendak / Takdir Allah, hingga kita mampu memiliki kesadaran yang lebih utuh atas diri, lingkungan dan alam semesta.
Mari kita kupas satu persatu masalah masalah yang timbul dalam bidang teologi Islam dalam tulisan tulisan saya selanjutnya "hanya" dengan menggunakan pola geometri bangunan Ka'bah.
Catatan: Jika anda ingin pahami atas apa yang saya tulis, kosongkan dahulu pemahaman anda atas sistematika teologi yang lain.
Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H