Mohon tunggu...
Iwan
Iwan Mohon Tunggu... Freelancer - Ketua RW periode 2016 - 2026

pegawai swasta yang pancasilais

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teologi Islam Milenial. Kesimpulan Pengamatan (Tulisan ke 1)

29 Februari 2024   20:02 Diperbarui: 23 Oktober 2024   21:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keempat hal tersebut akan diterangkan pada tulisan saya yang kedua.

gambar pibadi
gambar pibadi

Sekarang, mari kita langsung genggam sebuah kubus yang merupakan analogi dari takdir/kehendak Allah yang akan kita gunakan dalam memecahkan berbagai masalah dalam ajaran Islam dan juga masalah umat manusia pada umumnya yang berhubungan dengan keselarasan antara realita dan wahyu yang melahirkan 9 buah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan pribadi penulis terhadap pola geometri kubus yang merupakan bentuk sederhana dari bangunan Ka'bah yang merupakan analogi dari keselarasan antara realita dan wahyu, yaitu:

  • Semua sudah tertulis sejak awal secara lengkap, detail, menyeluruh dan tidak berubah sama sekali, namun ditulis dalam pola ruang berisi persilangan garis yang saling berhubungan, membentuk ruang gerak bagi kehidupan dimana serluruh mahluk berada di dalam ruang kubus tersebut.
  • Setiap persilangan garis di dalam ruang yang dijalani adalah ujian. Ada nilai disetiap keputusan yang diambil
  • ASMAUL HUSNA dalam satu kesatuan yang utuh adalah Arsy' / cangkang semesta / batas terluar pikiran kita.
  • NUN adalah huruf pertama yang ditulis Al Qalam. NUN adalah puncak pengetahuan tentang semesta yang terletak di puncak terjauh dari kubus tersebut.
  • Fitrah, energi pendorong yang Allah ciptakan dan diletakkan dalam diri setiap manusia. Energi spiritualitas yang menuju kepada Tuhan Semesta Alam.
  • Wahyu yang memberi petunjuk kepada akal pikiran, agar akal pikiran yang didorong oleh Fitrah mampu berfungsi sesuai Fitrahnya, menciptakan kehidupan yang "tidak khawatir dan bersedih hati" atas apapun yang terjadi.
  • Keadilan Allah dalam pola ruang takdir Nya adalah bersikap sesuai petunjuk Allah dan Rasul Nya (menggunakan alat bantu bersikap yang diajarkan seperti sabar, ikhlas, tawakal, berdoa dan berusaha).
  • Usaha dan doa yang berkesinambungan demi meraih puncak tertinggi ilmu Allah. Sebuah amanat dari tersandangnya predikat Khalifah di muka bumi. Wujud kesadaran dalam berpikir.
  • Sholawat Nabi, sebuah pujian tentang Kesempurnaan fungsi akal dalam mencapai kesadaran tertinggi. Sebuah kesempurnaan bersikap dalam mewujudkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat: Gotong Royong.

Ontologi dari apa yang ditulis  adalah tentang Kehendak / Takdir Allah atas semesta ini.

Epistemologi dari apa yang ditulis adalah berasal dari Al Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad dan limpahan informasi yang dapat kita peroleh.

Aksiologi dari apa yang ditulis adalah pemahaman yang lebih baik atas Kehendak / Takdir Allah, hingga kita mampu memiliki kesadaran yang lebih utuh atas diri, lingkungan dan alam semesta.

Mari kita kupas satu persatu masalah masalah yang timbul dalam bidang teologi Islam dalam tulisan tulisan saya selanjutnya "hanya" dengan menggunakan pola geometri bangunan Ka'bah.

Catatan: Jika anda ingin pahami atas apa yang saya tulis, kosongkan dahulu pemahaman anda atas sistematika teologi yang lain.

Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun