Ditinjau dari sisi lain, Desa Ampelan memiliki potensi yang dapat menjadi target pengembangan oleh mahasiswa KKN yang diterjunkan. Salah satu potensinya yaitu adanya UMKM yang bergerak pada industri makanan yang bernama Keripik Singkong B. Yanti dengan pemilik Ibu Yanti. Saat ini, bu Yanti hanya memproduksi keripik singkong dengan 2 macam variasi rasa yaitu original dan balado. “Dulu sempat memproduksi banyak rasa, ada original, balado, keju dan jagung bakar, tapi yang laku hanya original dan balado saja” ujar Bu Yanti. Dalam produksinya, seluruh kegiatan produksi masih dilakukan secara manual dengan dibantu oleh beberapa anggota keluarga. Produk keripik singkong yang ditawarkan hanya dua ukuran saja yaitu ukuran kecil dan sedang . Keripik singkong Bu Yanti dipasarkan di wilayah Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo dengan ditawarkan di toko-toko kelontong atau di beberapa toko langganan. Cara pemasaran yang dilakukan masih tergolong cukup kuno di era modern ini, sehingga diperlukannya pengembangan dalam sektor pemasaran dan perlunya untuk mencoba dalam melakukan penjualan via online dengan menggunakan marketplace.
Potensi lain yang masih bisa dikembangkan adalah komoditi tembakau, seperti yang diketahui bahwa kualitas tembakau yang ada di Kabupaten Bondowoso ini merupakan salah satu tembakau dengan kualitas terbaik. Namun, untuk di desa Ampelan ini tembakau bukan komoditi utama yang dihasilkan, seperti yang sudah dijelaskan bahwa tanaman yang dihasilkan oleh para petani tidak tetap, melainkan berganti-ganti sesuai dengan musim tanam. Para petani tembakau di Desa Ampelan ini kebanyakan menjual hasil tembakaunya kepada para tengkulak, tidak ada branding tembakau sehingga harga jual tembakau masih tergolong murah.
Disamping melakukan observasi, mahasiswa Kelompok 365 KKN UNEJ juga mengikuti kegiatan yang menjadi agenda desa, salah satunya yaitu kegiatan rutin yoga ibu hamil. Kegiatan yoga ibu hamil ini dipandu oleh Ibu Ita selaku bidan desa Ampelan. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh ibu hamil yang ada di Desa Ampelan saja, melainkan juga ada ibu hamil dari desa sebelah. Selama kegiatan yoga, para ibu hamil juga bisa konsultasi secara langsung dan mendapatkan ilmu baru untuk menjaga kehamilannya.
(Azzahra Salsabilla K., Digma Nanda Endradewi, Febrinia Mutiara Fiska, Shohibun Najam Ilma, Muhammad Rama Ma’rufin, Emir Rikhat Fathul M., Arya Satria Novantara, Ananda Maulida Fajrin, Vivi Nur’aini Sutomo, Hilmiyah Esa Damayanti/KKN Kelompok 365/Desa Ampelan, Kecamatan Wringin, Bondowoso/Ir. Setiyono, MP.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H