Mohon tunggu...
Digma Nandae
Digma Nandae Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Teknik Elektro di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberagaman yang Dimiliki Desa Ampelan-Bondowoso, Mahasiswa KKN UNEJ 2022 Melakukan Observasi

27 Juli 2022   09:44 Diperbarui: 27 Juli 2022   09:46 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serah terima mahasiswa KKN di kecamatan Wringin (Dokpri)

Bondowoso - 27 juli 2022. Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember periode II tahun 2021/2022 diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) diikuti oleh kurang lebih 3.600 mahasiswa. Pelaksanaan KKN UNEJ periode II ini tersebar di beberapa wilayah seperti Jember, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, serta Pasuruan dengan waktu pelaksanaan selama 35 hari.

Sebelum KKN UNEJ Periode II ini dilaksanakan, telah dilakukan pembekalan secara daring maupun luring oleh LP2M sebagai bekal mahasiswa dalam merealisasikan program kerja yang diusung nantinya. 

Di Kabupaten Bondowoso tepatnya di kecamatan Wringin, wilayah KKN UNEJ menyebar di 13 desa dimana salah satunya yaitu Desa Ampelan, Kecamatan Wringin. Desa Ampelan menjadi salah satu desa yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata) UNEJ oleh Kelompok 365. Desa Ampelan ini terdiri dari 7 Dusun, 24 Rukun Tetangga, serta 5 Rukun Warga.

Hari pertama pelaksanaan KKN pada 20 Juli 2022 diawali dengan upacara pelepasan mahasiswa KKN yang dilakukan di lapangan Universitas Jember dan dilanjutkan dengan serah terima mahasiswa KKN di kecamatan Wringin, kabupaten Bondowoso. Terdapat kurang lebih 130 mahasiswa yang ditugaskan untuk melakukan KKN di kecamatan Wringin.

Observasi ke kantor Desa Ampelan (Dokpri)
Observasi ke kantor Desa Ampelan (Dokpri)

Sebelum menentukan program kerja yang akan diusung, kelompok 365 KKN UNEJ melaksanakan observasi terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi desa Ampelan. Observasi pertama dimulai dengan melakukan kunjungan ke balai desa Ampelan yang akhirnya mendapatkan beberapa informasi mengenai latar belakang desa, profil desa, permasalahan pada desa, dan potensi pada desa Ampelan.

Selain itu, kelompok 365 juga melakukan observasi lebih lanjut dengan beberapa Kepala Dusun Desa Ampelan untuk mengetahui seluruh informasi pada setiap dusun dan solusi yang tepat untuk permasalahan yang dituju. Tidak lupa juga para mahasiswa kelompok KKN 365 juga melakukan kunjungan pada kediaman kepala desa Ampelan yakni Bapak Basori Alwi untuk melakukan silaturahmi. 

Dari kunjungan dan observasi yang telah dilakukan, mayoritas desa ampelan ini bermata pencaharian sebagai peternak sapi dan juga petani. Dalam hal bertani, warga desa Ampelan menghasilkan beragam komoditi seperti tembakau, padi, serta singkong mengikuti musim tanam komoditi tersebut. Selain itu, hampir seluruh rumah tangga di Desa Ampelan ini memproduksi besek ikan sebagai pekerjaan sampingannya.

Kondisi geografis desa Ampelan terletak pada daerah dataran tinggi sehingga terdapat beberapa dusun masih memiliki akses jalan yang susah. Dari observasi yang sudah dilakukan, terdapat beberapa permasalahan yang ada pada desa Ampelan diantaranya adalah belum optimalnya organisasi desa seperti BUMDes, karang taruna, dan Forum Desa Anak (FAD). Selain itu, warga desa Ampelan sendiri juga masih takut untuk memulai hal-hal baru.

Proses pengemasan keripik singkong B. Yanti (Dokpri)
Proses pengemasan keripik singkong B. Yanti (Dokpri)

Ditinjau dari sisi lain, Desa Ampelan memiliki potensi yang dapat menjadi target pengembangan oleh mahasiswa KKN yang diterjunkan. Salah satu potensinya yaitu adanya UMKM yang bergerak pada industri makanan yang bernama Keripik Singkong B. Yanti dengan pemilik Ibu Yanti. Saat ini, bu Yanti hanya memproduksi keripik singkong dengan 2 macam variasi rasa yaitu original dan balado. “Dulu sempat memproduksi banyak rasa, ada original, balado, keju dan jagung bakar, tapi yang laku hanya original dan balado saja” ujar Bu Yanti. Dalam produksinya, seluruh kegiatan produksi masih dilakukan secara manual dengan dibantu oleh beberapa anggota keluarga. Produk keripik singkong yang ditawarkan hanya dua ukuran saja yaitu ukuran kecil dan sedang . Keripik singkong Bu Yanti dipasarkan di wilayah Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo dengan ditawarkan di toko-toko kelontong atau di beberapa toko langganan. Cara pemasaran yang dilakukan masih tergolong cukup kuno di era modern ini, sehingga diperlukannya pengembangan dalam sektor pemasaran dan perlunya untuk mencoba dalam melakukan penjualan via online dengan menggunakan marketplace.

Komoditas dalam sektor pertanian (tembakau)(Dokpri)
Komoditas dalam sektor pertanian (tembakau)(Dokpri)
Potensi lain yang masih bisa dikembangkan adalah komoditi tembakau, seperti yang diketahui bahwa kualitas tembakau yang ada di Kabupaten Bondowoso ini merupakan salah satu tembakau dengan kualitas terbaik. Namun, untuk di desa Ampelan ini tembakau bukan komoditi utama yang dihasilkan, seperti yang sudah dijelaskan bahwa tanaman yang dihasilkan oleh para petani tidak tetap, melainkan berganti-ganti sesuai dengan musim tanam. Para petani tembakau di Desa Ampelan ini kebanyakan menjual hasil tembakaunya kepada para tengkulak, tidak ada branding tembakau sehingga harga jual tembakau masih tergolong murah.

Yoga bersama ibu hamil di balai desa Ampelan (Dokpri)
Yoga bersama ibu hamil di balai desa Ampelan (Dokpri)

Disamping melakukan observasi, mahasiswa Kelompok 365 KKN UNEJ juga mengikuti kegiatan yang menjadi agenda desa, salah satunya yaitu kegiatan rutin yoga ibu hamil. Kegiatan yoga ibu hamil ini dipandu oleh Ibu Ita selaku bidan desa Ampelan. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh ibu hamil yang ada di Desa Ampelan saja, melainkan juga ada ibu hamil dari desa sebelah. Selama kegiatan yoga, para ibu hamil juga bisa konsultasi secara langsung dan mendapatkan ilmu baru untuk menjaga kehamilannya.

(Azzahra Salsabilla K., Digma Nanda Endradewi, Febrinia Mutiara Fiska, Shohibun Najam Ilma, Muhammad Rama Ma’rufin, Emir Rikhat Fathul M., Arya Satria Novantara, Ananda Maulida Fajrin, Vivi Nur’aini Sutomo, Hilmiyah Esa Damayanti/KKN Kelompok 365/Desa Ampelan, Kecamatan Wringin, Bondowoso/Ir. Setiyono, MP.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun