Mohon tunggu...
Kaf Hak
Kaf Hak Mohon Tunggu... Guru - Kompasianer Bojonegoro

Seorang penulis, organisator, motivator, dan youtuber. Urgensi sebuah tulisan yaitu ketika memiliki makna yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Desa Menuju Dunia untuk Mewujudkan Misi Net-Zero Emissions

17 Oktober 2021   17:42 Diperbarui: 17 Oktober 2021   17:48 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Komitmen Kebersamaan Masyarakat yang Minim

Indonesia pelan-pelan telah menerapkan modernisasi teknologi. Di mana di dalam setiap aktivitas masyarakat saat ini hampir semua memakai teknologi. Handphone, sepeda motor, kendaraan umum, dan lain sebagainya. Semua memiliki peran untuk mempermudah akses dan layanan agar apa yang diinginkan manusia bisa tersedia, selagi itu bermanfaat. 

Dari sini sudah jelas, jika masyarakat merasa nyaman dengan teknologi yang canggih dan terjangkau, apakah dengan semudah itu mengarahkan masyarakat bertransisi ke teknologi yang baru namun tidak ramah lingkungan? Atau barangkali berimbas kepada ekonomi yang menyusut karena mahalnya harga dan biaya ketika mengakses teknologi tersebut? Maka hal ini menjadi catatan penting ke depannya.

2. Pertambahan Penduduk dan Gencarnya Pembangunan Liar

Selain berkurangnya penduduk yang terjadi akibat kematian, pertambahan pendudukan generasi baru juga menjadi bagian dari bertambahnya konsumsi publik dari berbagai bidang. Maksudnya, semakin bertambah penduduk di suatu Negara, semakin bertambah pula keinginan pembangunan ekonomi di Negara tersebut. Sebut saja pembangunan gedung maupun rumah secara liar. 

Jika hal itu diterapkan terus-menerus, secara otomatis lingkungan persediaan lahan juga menipis. Artinya, jika hal ini tidak dilandasi dengan kepedulian sosial dan lingkungan, maka penghabisan penghijauan atau tumbuh-tumbuhan terus merajalela. Bahkan kegiatan deforestasi tanpa pengawasan bisa dilakukan dengan sembarangan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. 

Akibatnya ancaman terjadinya bencana alam yang mengintai sangatlah besar. Kecuali adanya pengetatan kebijakan dari pihak pemerintah untuk mementingkan hal ini agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Padahal penghijauan atau tumbuh-tumbuhan inilah yang menjadi elemen penting untuk menyerap zat-zat berbahaya, termasuk emisi yang tak terkendalikan. Lantas, seberapa pedulikah semua pihak akan hal ini?

B. Faktor Pendukung

1. Hadirnya Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 

Mungkin untuk kalangan awam, energi ini sangat sulit ditemukan. Entah karena pengetahuannya belum mumpuni dalam bidang itu, atau memang sumber daya alam yang ada kurang memadai guna mengolah energi menjadi sesuatu yang bernilai. Sebagaimana yang diberitakan di dalam media sosial, ada orang yang menemukan cara untuk diet cepat dengan langkah sederhana. 

Ada orang yang menemukan lampu dari tenaga matahari, dan masih banyak yang lainnya. Pertanyaannya, siapakah nanti ilmuwan yang menemukan inovasi teknologi atau cara-cara yang efektif untuk keberlangsungan hidup manusia dalam menghadapi tantangan zaman ke depannya? Mungkin masih menjadi teka-teki dan rumusan masalah bagi para inovator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun