Yaman mengalami konflik berkepanjangan yang dimulai pada tahun 2014. Upaya-upaya seperti perjanjian Stockholm pada tahun 2018 berusaha untuk mengurangi ketegangan. Namun, hasilnya tidak sesuai harapan.
Alasan Kegagalan
Keterlibatan Asing: Intervensi koalisi pimpinan Arab Saudi dan Iran telah memperburuk situasi.
Masalah Kemanusiaan: Krisis kemanusiaan yang parah membuat upaya diplomasi semakin sulit.
Fragmentasi Pihak Berperang: Banyaknya kelompok bersenjata dengan agenda masing-masing menjadikan negosiasi semakin rumit.
5. Kesepakatan Dayton
Kesepakatan Dayton pada tahun 1995 mengakhiri Perang Bosnia, namun, dalam prakteknya, perdamaian yang dibangun tidaklah langgeng. Meski konflik bersenjata berakhir, ketegangan etnis dan politik tetap ada.
Alasan Kegagalan
Struktur Pemerintahan yang Rumit: Pembagian kekuasaan yang kompleks justru menciptakan ketidakpuasan di antara kelompok etnis.
Korupsi dan Ketidakstabilan: Korupsi yang merajalela di kalangan elit politik menghambat pembangunan dan stabilitas.
Kurangnya Rekonsiliasi: Ketidakadilan yang dialami kelompok tertentu masih menghangatkan perasaan dendam.
6. Pelajaran dari Kegagalan
Dari berbagai contoh di atas, kita dapat menarik beberapa pelajaran penting tentang inisiatif perdamaian yang gagal:
a. Keterlibatan Pihak Ketiga
Pihak ketiga yang netral dan memiliki kepercayaan dari semua pihak berkonflik dapat memainkan peran kunci dalam keberhasilan proses perdamaian. Tanpa kehadiran mediator yang kredibel, negosiasi cenderung mengalami kebuntuan.
b. Kesiapan untuk Berkompromi
Keberhasilan perdamaian sering kali bergantung pada kesediaan semua pihak untuk berkompromi. Tanpa fleksibilitas dan pengertian terhadap kepentingan masing-masing, upaya damai hampir selalu gagal.