Aktivitas sehari-hari makhluk hidup pasti akan menghasilkan limbah atau sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Salah satu aktivitas manusia yang menghasilkan sampah adalah aktivitas rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga meliputi sampah organik dan anorganik. Mayoritas sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga akan dibuang begitu saja tanpa dilakukan pemilahan ataupun pengolahan sampah, padahal sampah rumah tangga masih dapat dilakukan reused atau recycle. Salah satu sampah yang bisa dilakukan pengolahan Kembali (recycle) adalah sampah organik, yang meliputi sisa sayuran, kulit buah, sisa makanan, dedaunan kering, dan lain sebagainya. Sampah organik tersebut dapat diolah menjadi kompos dengan sangat mudah dan bernilai guna tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik akan menghasilkan zat hara dan zat mikro yang dibutuhkan oleh tanaman dan mudah diserap oleh tanaman, sehingga tanaman akan menjadi lebih subur.
Untuk mengolah sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga tidak memerlukan alat-alat khusus, Anda cukup menyiapkan alat-alat berikut: (1) botol air mineral bekas, (2) gunting atau cutter, (3) alat pembolong, (4) pot berisi tanaman. Bahan yang diperlukan dalam membuat kompos, yaitu: (1) sampah organik limbah rumah tangga, (2) air, dan (3) tanah komposter. Setelah semua alat dan bahan sudah siap, pembuatan kompos bisa dimulai, dengan prosedur pembuatan sebagai berikut:
- Memotong botol air mineral bekas menjadi dua bagian, pada bagian bawah beri beberapa lubang di bawahnya
- Memotong kecil-kecil sampah organik agar dapat masuk dengan mudah ke botol air mineral bekas.
- Masukkan bagian bawah botol air mineral bekas yang telah dilubangi ke pot tanaman, kemudian pot diisi dengan media tanam.
- Di sisi luar botol air mineral diberi bibit tanaman
- Mengisi botol air mineral bekas dengan sampah organik yang telah dipotong-potong tadi. Setelah sampah dimasukkan, bagian atas diberi sedikit tanah komposter (kompos yang sudah menjadi tanah) untuk mempercepat proses pengomposan, kemudia beri air secukupnya hingga membasahi seluruh bagian.
- Menutup rapat botol air mineral bekas yang sudah diisi sampah organik, tanah komposter, dan air
Setelah seluruh tahapan pembuatan kompos sudah selesai, proses pengkomposan akan berlangsung. Pembuatan kompos dengan desain ini lebih sederhana dan tidak memerlukan banyak ruang dan komposter dengan ukuran besar, serta menghemat energi. Kompos yang dihasilkan tidak perlu dilakukan pemanenan, karena kompos cair yang dihasilkan akan langsung terserap oleh tanah dan meningkatkan unsur hara tanam serta bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H