Mohon tunggu...
Digital Education
Digital Education Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Menulis untuk mengingat apa saja yang pernah dibaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan ampah Organi Rumah Tangga menjadi Kompos Kaya Unsur Hara

22 September 2023   09:30 Diperbarui: 22 September 2023   09:39 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas sehari-hari makhluk hidup pasti akan menghasilkan limbah atau sampah, baik sampah organik maupun anorganik. Salah satu aktivitas manusia yang menghasilkan sampah adalah aktivitas rumah tangga. Sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga meliputi sampah organik dan anorganik. Mayoritas sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga akan dibuang begitu saja tanpa dilakukan pemilahan ataupun pengolahan sampah, padahal sampah rumah tangga masih dapat dilakukan reused atau recycle. Salah satu sampah yang bisa dilakukan pengolahan Kembali (recycle) adalah sampah organik, yang meliputi sisa sayuran, kulit buah, sisa makanan, dedaunan kering, dan lain sebagainya. Sampah organik tersebut dapat diolah menjadi kompos dengan sangat mudah dan bernilai guna tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik akan menghasilkan zat hara dan zat mikro yang dibutuhkan oleh tanaman dan mudah diserap oleh tanaman, sehingga tanaman akan menjadi lebih subur.

Untuk mengolah sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga tidak memerlukan alat-alat khusus, Anda cukup menyiapkan alat-alat berikut: (1) botol air mineral bekas, (2) gunting atau cutter, (3) alat pembolong, (4) pot berisi tanaman. Bahan yang diperlukan dalam membuat kompos, yaitu: (1) sampah organik limbah rumah tangga, (2) air, dan (3) tanah komposter. Setelah semua alat dan bahan sudah siap, pembuatan kompos bisa dimulai, dengan prosedur pembuatan sebagai berikut:

  • Memotong botol air mineral bekas menjadi dua bagian, pada bagian bawah beri beberapa lubang di bawahnya

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Memotong kecil-kecil sampah organik agar dapat masuk dengan mudah ke botol air mineral bekas.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Masukkan bagian bawah botol air mineral bekas yang telah dilubangi ke pot tanaman, kemudian pot diisi dengan media tanam.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Di sisi luar botol air mineral diberi bibit tanaman

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Mengisi botol air mineral bekas dengan sampah organik yang telah dipotong-potong tadi. Setelah sampah dimasukkan, bagian atas diberi sedikit tanah komposter (kompos yang sudah menjadi tanah) untuk mempercepat proses pengomposan, kemudia beri air secukupnya hingga membasahi seluruh bagian.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Menutup rapat botol air mineral bekas yang sudah diisi sampah organik, tanah komposter, dan air

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri

Setelah seluruh tahapan pembuatan kompos sudah selesai, proses pengkomposan akan berlangsung. Pembuatan kompos dengan desain ini lebih sederhana dan tidak memerlukan banyak ruang dan komposter dengan ukuran besar, serta menghemat energi. Kompos yang dihasilkan tidak perlu dilakukan pemanenan, karena kompos cair yang dihasilkan akan langsung terserap oleh tanah dan meningkatkan unsur hara tanam serta bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman dalam proses fotosintesis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun