Oknum ini kembali beraksi. Ini dimulai karena ia tidak senang dijadikan orang nomor kesekian dalam Tim Safari Ramadan TSR 2024.
Oknum ini merasa, dan membawa bawa nama organisasinya harus masuk di tim 1,2,3. Begitu benar lah orang ini.
Lalu di Kabupaten Solok ia juga bikin ulah, bikin narasi seakan akan lehernya digorok oleh Pemkab Solok karena kendala administrasi kerja sama. Oknum ini langsung menjadi orang paling teraniaya di dunia.
Lehernya merasa tergorok, hidupnya hancur. Segituuunya yuuuaang.
Saya kira ia benar wartawan yang fight, eh mental tempe juga. Sebab ia bawa-bawa nama organisasinya, dan teman-teman yang satu karakter dengannya yakni ancam mengancam.
Kenapa judulnya lapar? karena tugas wartawan yang mulia itu ternodai oleh orang-orang ini. Nulis berita kalau ada uangnya saja, atau menjadikan berita sebagai senjata untuk mengacam orang. Lalu dapek pitih.
Sifat iri dengki juga terlihat, ketika oknum wartawan ini mencap wartawan yang sering meliput di Pemkab Solok dan Kota Solok sebagai wartawan khusus, staf khusus atau wartawan istana. Ini sesuai laporan teman-tenan saya yang wartawan.
Tak puas dengan itu, oknum ini juga mencari-cari kesalahan wali kota atau bupati. Ka beritakan dengan fitnah-fitnahnya yang keji.
Berbagai cara untuk ia beritakan dengan niat buruk tentang kepala daerah.
Padahal, jika dibongkar oknum ini sering ngemis ngemis apalagi jelang lebaran, ia minta THR di lingkungan Pemkab (TIAP TAHUN) dan di Pemko Solok. Lah diagiah jantuang minta lo kapalo, e galadak!!!! kata teman saya orang Solok.
Kalau tak diberi? ooh ancamannya luar biasa. Mulai menyebarkan fitnah dan tuduhan melalui WAG atau menulis berita fitnah.