Sabun transparan dan dasar teori sabun transparan popular di kalangan siswa yang mengerjakan laporan dan makalah pembuatan sabun. Mereka juga mencari informasi tentang manfaat sabun transparan untuk wajah, perbedaan sabun transparan dan sabun biasa dan sejarah sabun transparan dan merk yang biasa dijual online di marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak.
Dalam artikel ini, penulis coba mencelaskan dasar teori pembuatan sabun transparan dan reaksi yang terjadi dalam pembuatan sabun. Yuk simak bersama.
Dasar teori sabun transparan
Penjelasan mengenai dasar teori sabun transparan dimulai dari apa itu sabun dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya menggunakan sabun dan deterjen. Bahan yang terdapat di dalam sabun mampu menghilangkan zat renik (germ), debu/tanah dan pengotor lainnya. Sabun dan deterjen membantu manusia untuk menciptakan suasana yang lebih bersih dan menyenangkan.
Tahukah anda, bahwa secara alami, sabun dibuat dari lemak minyak (tepatnya asam lemak)?? Yuk simak penjelasan tentang apa itu asam lemak.
Reaksi yang terjadi pada pembuatan sabun dikenal dengan nama reaksi penyabunan atau saponifikasi. Reaksi ini terjadi pada saat asam lemak bertemu dengan basa kuat menghasilkan sabun dan gliserol. Penyabunan dikenal juga dengan nama reaksi lainnya seperti reaksi penetralan (netralisasi) dan reaksi penggaraman. Sabun yang terbentuk disebut sebagai garam.
Berikut ini adalah beberapa kandungan dalam sabun yang umum dijumpai:Â
Asam lemak
Asam lemak adalah hidrokarbon dengan rantai panjang yang pada satu gugusnya merupakan asam karboksilat dan gugus lainnya adalah karboksil (-COOH). Rumus kimia secara umum adalah RCOOH.
Semoga artikel tentang dasar teori sabun transparan ini bermanfaat buat anda
Ada dua kelompok asam lemak yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh (saturated fatty acids and unsaturated fatty acids).
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh: Asam lemak yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon yang disebut asam lemak jenuh.
Contoh: asam stearat (C17H35COOH) & asam palmitat (C15H31COOH)
Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh: Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan ganda di rantai karbon (backbone).
Contoh: Asam oleat (C17H33COOH)
Asam lemak tak jenuh tunggal
Jika pada asam lemak hanya dijumpai satu ikatan rangkap di rantai karbon-nya, maka asam lemak jenuh tersebut dikenal sebagai asam lemak tak jenuh tunggal. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh tunggal.
Asam lemak tak jenuh ganda
Jika pada asam lemak terdapat dua atau lebih ikatan rangkap di rantai karbon-nya, maka dikenal sebagai asam lemak tak jenuh ganda.
Asam linoleat {CH3 (CH2) 4CH = CHCH2CH = CH (CH2) 7COOH} adalah asam lemak tak jenuh ganda. Ini berisi dua ikatan rangkap.
Asam lemak rantai panjang selalu berbentuk trigliserida dan ditemukan dalam lemak dan minyak. Trigliserida adalah berupa ester dari asam lemak. Trigliserinda terbentuk karena penggabungan asam lemak dengan gliserol.
Gliserol
Gliserol memiliki tiga gugus fungsi alkohol (gugus -OH) dan asam lemak memiliki gugus karboksil (gugus -COOH). Karena gliserol memiliki tiga gugus -OH, maka tiga asam lemak harus bereaksi dengan satu molekul gliserol untuk membentuk tiga gugus fungsi ester dan membentuk triester gliserol atau trigliserida. Selama proses ini tiga molekul air dihilangkan.
Apa itu Sabun?
Sabun adalah bentuk garam natrium atau garam kalium dari asam lemak rantai panjang. Ketika trigliserida dalam lemak/minyak bereaksi dengan larutan NaOH atau KOH, maka trigliserida diubah menjadi sabun dan gliserol. Reaksi ini disebut dengan hidrolisis alkali (basa) dari ester. Karena reaksi ini mengarah pada pembentukan sabun, itu disebut proses atau reaksi Saponifikasi.
Struktur molekul sabun
Molekul sabun tersusun atas 2 bagian, yakni gugus polar (-COO-Na +) dan gugus non-polar (bagian R-hidrokarbon). Gugus polar disebut kepala dan gugus non-polar disebut ekor. Dengan demikian, molekul sabun memiliki kepala polar dan ekor hidrokarbon non polar. Kepala polar bersifat hidrofilik (mencintai air) dan ekor non polar bersifat hidrofobik (penolak air) di alam.
Reaksi penyabunan (saponifikasi)
Reaksi penyabunan tergolong ke dalam jenis reaksi eksotermik di alam. Disebut demikian karena panas dibebaskan selama proses tersebut. Sabun yang terbentuk dari reaksi penyabunan tersebut berbentuk suspensi. Suspensi sabun diendapkan sebagai padatan dengan menambahkan garam ke dalamnya. Proses ini disebut salting out sabun.
Jenis Sabun
Berdasarkan pada sifat alkali yang digunakan dalam produksi sabun, maka jenis sabun diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni sabun keras (padatan, batang) dan sabun lunak (cair).
Jika direaksikan antara garam natrium dan asam lemak rantai panjang maka akan tersebentuk sabun keras (padatan, batang). Jenis sabun ini sulit untuk larut dalam air dan digunakan sebagai sabun laundry.
Jika anda menggunakan garam kalium (potassium) untuk direaksikan dengan asam lemak rantai panjang maka terbentuklah sabun lunak (cair). Jenis sabun ini menghasilkan lebih banyak busa (leather). Sabun lunak banyak digunakan sebagai sabun toilet dan sabun cukur.
Jika dilarutkan dalam air maka sabun terionisasi membentuk ion alkali.
Beberapa pabrik maklon sabun menambahkan bahan seperti kolagen. Bahan pembuatan gelatin tersebut dipercaya dapat mengembalikan elastisitas kulit. Kolagen yang terbuat dari protein memang banyak terdapat di kulit, jaringan ikat dan tulang.
Semoga penjelasan mengenai sabun tranparan ini bisa membantu anda yang cari referensi tentang dasar teori pembuatan sabun.Â
Jika bermanfaat, silakan share.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H