PENDAHULKAUAN
Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi untuk manusia.Pada penelitian Marizal (2021) proses komunikasi dapat terjadi di 2 (dua) peristiwa yaitu peristiwa verbal dan non verbal.Dalam berkomunikasi sering kali terjadi pergeseran makna-makna kata terlebih di zaman era digital ini.
Pada dasaranya pergeseran makna kata tidak mengarah ke negatif saja namun dapat juga dikatakan perkembangan makna,karena mengikuti perkembangan zaman,pengetahuan,perkumpulan, sosial dan budaya. Menurut Amunuddin (2011) pergeseran makna dikategorikan menjadi dua bagian yaitu ameliorasi atau elevasi dan peyorasi atau degradasi. Pergeseran makna tersebut dapat terjadi karena faktor-faktor tertentu, Nakip (2017) mengungkapkan faktor mencolok merupakan sebuah diferensiasi gagasan komunikator yang disebabkan perkembangan budaya di sekitar sehingga mengalami gradasi makna kata. menurt Sibuca (2017) faktor pergeseran makna kata dapat terjadi karena adanya; faktor linguistik, faktor historis, faktor sosiologis, faktor psikologis, faktor bahasa asing, faktor tata krama, faktor kepercayaan dan faktor anggapan masyarakat.
Generasi alpha lebih cenderung melakukan pergeseran makna kata dalam berkomunikasi. Hak ini menjadikan bahasa baku akan tertimbun perlahan jika generasi alpha melakukan pergeseran makna kata dalam berkomunikasi hanya untuk sebagai kontestasi identitas.Generasi alpha tidak dapat dipisahkan dengan teknologi dan seringkali berkiblat pada influencer untuk menopang lifestyle-nya dan sebagai kontestasi identitas merupakan hal yang utama bagi mereka, termasuk dalam penggunaan bahasa dalam berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
KAJIAN TEORI
1) Generasi Alpha
Tidak jarang generasi alpha di usia yang sangat dini telah mengandalkan digital sebagai pekerjan karena pola asuh orang tuanya yang berada di generasi Y dan Z seperti mengandalkan Youtube sebagai publikasi karyanya untuk mengasuh public speaking atau keterampilan berbicara sehingga mendapatkan active income dari Youtube. kelemahan dalam generasi alpha adalah menurunnya minat membaca dan tidak dapat mengategorikan kualitas berbicara yang baik.
Berdasarkan beberapa generasi yang ada salah satu generasi yang relate dengan pembahasan kali ini adalah generasi alpha. sesuai yang diuraikan sebelumnya bahwa lazimnya generasi alpha belum dapat memfilter bahasa yang baik ketika berkomunikasi baik secara lisan atau tuluisan. Faktanya menurut Santoso (2017) efek dari digitalisasi dalam sosial media akan sebagai ajang menunjukkan identitasnya sendiri dan identitas baru yang mungkin saja terjadi akan meleburkan konstruksi budaya dan bahkan akan  menghilangkan bahasa baku dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.Pada ungkapan generasi alpha dalam berkomunikasi sebagai kontestasi identitas membawa dampak buruk bagi perkembangan bahasa.
2) Pergeseran Makna KataÂ
Seiring perkembangan zaman, bahasa memiliki perkembangan secara signifikan melalui perubahan, perluasan, penyempitan, dan pergeseran, (Maharani, 2018) . Pada pergeseran makna kata seringkali dihubungkan dengan prkembangan bahasa sehingga muncul statment makna lama dan makna baru.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergeran makna kata, berdasarkan penelitian Nursida (2014) yaitu; 1) faktor perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga muncul pandangan baru, 2) faktor sosial dan budaya, 3) faktor segi penggunaannya pada setiap bidang tertentu, 4) faktor Asosiasi, 5)perbedaan persepsi pada tanggapan lawan bicara, 6) faktor dasar kebahasaan, 7) faktor kesejarahan dan 8) faktor emotif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ameliorasi dan peyorasi yang digunakan dalam berkomunikasi oleh generasi alpha berupa komunikasi secara lisan maupun tulisan digunakan pada sosial media seperti instagram dan tiktok.
Beberapa ameliorasi yang telah diamati baik secara lisan maupun tulisan adalah sebagai berikut; "Nanti kamu main dengan aku ya". Ungkapan diatas sering kali digunakan oleh generasi alpha bergender perempuan, secara faktual kata /kamu/ dan /aku/ diungkapkan untuk memperhalus panggilan kepada seseorang dari kata /loe/ dan /gue/.Ungkapan yang berbeda dan sedang trend saat ini adalah "anjaaayy....", makna tersebut merupakan sebuah penghalusan kata dari kata sebenarnya meskipun ungkapan tersebut semestinya kurang layak digunakan untuk masyarakat indonesia.Kata /anjay/ merupakan ameliorasi dari kata /anjing/, pada tahun 2020 komisi perlindungan anak telah melarang penggunaan kata /anjay/ karena dianggap tidak beretika dan dianggap dapat memungkinkan terjadinya pelanggaran hak anak kepada negara.kata /anjing/ pada dasarnya adalah seeekor binatang namun banyak persepsi penutur kata /anjing/ digunakan untuk mencela orang lain.
Pergeseran makna kata dalam kategori peyorasi terdapat dalam ungkapan lisan "hei,kalau kencing jangan disitu!" , kata yang ditekankan adalah /kencing/ berarti /membuang air kecil/.Pada dasarnya faktor penyebab penggunaan bahasa yang mengalami peyoratif adalah pembentukan istilah karena kata /kencing/ telah menjadi ungkapan sehari-hari bagi masyarakat indonesia pada umumnya.Â
Beberapa komunikasi yang digunakan oleh generasi alpha telah ditemukan,yaitu pada ungkapan "sumpah, gw pernah coba ini enak banget" . selainkata /gw/ yang telah diungkapkan sebelumnya pada kategori ameliorasi dan memiliki kesamaan dengan kategori peyoratif pada kata /loe/ . kata  /gw/ telah mengalami degradasi makna dari kata sebelumnya yaitu dapat menggunakan kata /saya/ atau /aku/ namun kerap kali kata /saya/ terkesan lebih formal dan generasi alpha enggan menggunakan kata /saya/ jika sedang berkomunikasi karena dianggap tidak dapat mengikuti trend, sementara kata /aku/ lebih sering digunakan oleh generasi alpha generasi alpha gender perempuan dan usia pra sekolah. kata /sumpah/ dapat diartikan seperti penekanan sesungguhnya untuk bersaksi dan acap kali digunakan oleh generasi alpha disosial media yang berkiblat pada ungkapan influencer.
 Bahasa komunikasi generasi alpha yang sering kali digunakan dalam lisan dan tulisan adalah "sa ae" ungkapan tersebut merupakan dua kata yang dijadikan satu kata yaitu singkatan dari /bisa/ /bae/ dua kata tersebut merupakan gabungan bahasa baku dan tidak baku kata /bae/ merupakan bahasa daerah yang sering digunakan oleh suku betawi yang bermakna /aja/ atau /saja/. Ungkapan "sa ae" mengalami degradasi makna yang seharusnya dapat diucapkan dengan ungkapan "bisa saja ...." namun seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa bahasa yang terlalu baku digunakan oleh generasi milenial akan membentuk pribadi yang tidak mengikuti trend sehingga tidak mendapatkan pengakuan identitas. Hal ini menjadi mind set generasi alpha yang tidak mengetahui makna dibalik bahasa komunikasi yang digunakan bahwa jika tidak menggunakan  bahasa yang sedang trending akan menjadikan dirinya tidak berkualitas dimata teman teman sebayanya
KESIMPULAN
Bahasa telah mengalami perkembangan sesuai masanya. Secara faktual bahasa yang digunakan oleh generasi alpha telah mengalami perkembangan yaitu perubahan dan pergeseran makna kata dari makna sebelumnya. Pergeseran makna terdapat dua kategori yaitu ameliorasi dan peyorasi.Generasi Alpha menggunakan bahasa komunikasi yang mengarah kepada peyorasi cenderung lebih sering dibandingkan makna kata ameliorasi.Gradasi dan degradasi makna akan terus berkembang sesuai masanya karena bahsa gaul/ slang akan terus berkembang dari generasi ke generasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H