Mohon tunggu...
Difani NurAzizah
Difani NurAzizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Uin Syarif Hidayatullah

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pentingnya Akhlak dalam Bermedia Sosial

15 Desember 2022   09:53 Diperbarui: 15 Desember 2022   10:22 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Sosial. Sumber Ilustrasi:PEXELS

Akhir-akhir ini ada sebuah trend yang menjadi sorotan dalam bermedsos, misalnya memberikan sedekah pada orang yang tidak mampu. Tujuan dibuatnya konten tersebut untuk memotivasi semua orang agar mengikuti kebaikan dalam bersedekah. Hal ini dapat menjadi ladang pahala bagi influencer.

Ada pula trend yang masih bertahan sampai saat ini ialah prank. Tindakan prank ini merupakan tindakan iseng yang sengaja dilakukan untuk kesenangan semata. Hal ini termasuk tindakan yang buruk, karena di dalamnya terdapat kebohongan untuk mengelabui orang lain. Trend ini sebaiknya dihindari karena mencontohkan hal yang tidak baik.

3.Tidak menyebarkan hal yang mengandung fitnah

Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Hudzaifah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Tidak akan masuk surga orang yang suka menebar fitnah."

Hadits tersebut melarang kita untuk menebar fitnah, terlebih lagi jika fitnah tersebut mengundang kebencian terhadap orang lain atau memprovokasi. Fitnah hanya akan menyebabkan kehancuran bagi hidup orang lain dan membuat orang yang memfitnah tersebut berdosa besar.

Fakta yang terjadi saat ini, medsos dijadikan sebagai tempat menebar fitnah atau kebencian kepada orang lain. Tidak sedikit dari para influencer saling menjatuhkan martabat satu sama lain. Yang lebih parah lagi netizen atau penikmat medsos malah terbawa suasana dan menghujat tanpa mengetahui kebenarannya. Seharusnya mereka lebih bijak lagi dalam menerima informasi. Inflencer pun harus lebih hati-hati dalam menyebarkan informasi agar tidak terjadi fitnah.

4.Tidak melanggar privasi orang lain

Di dalam sebuah Hadits menceritakan bahwasanya ketika sahabat Anas bermain dengan dua laki-laki, Rasulullah datang dan mengucap salam kepada mereka, lalu Rasulullah mengutus Anas untuk sebuah kebutuhan, maka dari itu Anas terlambat menghampiri ibunya. Setelah sampai, ibunya bertanya: apakah yang menahanmu? Anas menjawab: Rasulullah mengutusku untuk sebuah kebutuhan, sang ibu pun bertanya: apakah kebutuhannya? Anas menjawab: hal itu adalah rahasia, ibunya pun berkata: janganlah kau memberitakan rahasia Rasulullah kepada seorangpun! (H.R. Muslim)

Pada hadits tersebut mengisyaratkan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk dihormati privasinya. Tidaklah pantas bagi kita untuk menyebarkan privasi tersebut ke khalayak umum. Dari sini jelaslah bahwa islam begitu menjunjung tinggi penjagaan privasi seseorang.

Privasi merupakan hal yang dianggap sepele bagi kebanyakan orang pada saat ini. Kehidupan pribadi seseorang seharusnya biarlah menjadi privasi masing-masing. Jika seseorang tidak ingin kehidupannya diketahui oleh khalayak umum, maka cukuplah kita untuk menghormati privasi tersebut.
5.Tidak menyebarkan aib orang lain

Dari Abu Said al-Khudri r.a., dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya termasuk manusia terjelek kedukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mendatangi perempuannya dan bersetubuh, kemudian dia menyebarkan rahasianya" (H.R. Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun