Mohon tunggu...
rahmat hidayat
rahmat hidayat Mohon Tunggu... Guru - 🐵🐵🐵

😁

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seramnya Dunia Pendidikan

25 Oktober 2024   16:07 Diperbarui: 25 Oktober 2024   23:15 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah harus dari mana awal tulisan ini,

Saya adalah seorang honorer disekolah negeri. 

Saya hanya ingin bercerita betapa hati dan prasaan saya seakan merasa trauma, bagaimana tidak.

Salah jalan ataupun inilah jalan Tuhan saya masih menerka-nerka tentang hal itu

Disini saya bekerja dibilang lama, masih ada yang jauh lebih lama. Dibilang sebentar tapi ini sudah hitungan tahun

Lebih tepatnya saya hampir 3 tahun berkecimpung didunia pendidikan.

Yang saya bayangkan adalah pada saat awal masuk itu.

Tidak ada yang namanya anak siapa tidak ada yang namanya pilih kasih sebab saya juga pernah sekolah sebagai murid saya dulu melihat sosok guru atau bahkan kepala sekolah adalah tauladan bagi muridnya.

Saya tidak bicara ikhlas atau pun tidak ikhlas dengan gaji yang sudah jadi rahasia umum gaji honorer itu berapa

Disamping itu rasa tertekan oleh atasan yang bukan memperlakukan bawahan sebagai mana guru memperlakukan murid

Saya tau dan saya rasa dunia pendidikan adalah dunia dimana kita semua belajar 

Entah itu dalam segi keilmuan,karakter dan kepribadian.

Disini saya tidak menemukan hal itu jauh dari pandangan positif yang mana dunia pendidikan dicoreng oleh orang yang saya anggap harus banyak belajar karna dialah ujung tombak dari sebuah sekolah tempat mendidik

Saya pikir bagaimana kita bisa nyaman jika perbedaan latar belakang bisa jadi gesekan antara satu sama lain 

Saya kira terlalu banyak Masalah dalam dunia pendidikan kita

Semoga dengan sosok pemimpin tertinggi di negeri ini sekarang bisa lebih cermat mendengar keluh kesah kami, guru honorer yang mana lebih banyak tertindas 

Dan harus berwibawa didepan mata anak didik. 

Semoga tulisan ini dapat didengar dan dilihat oleh pemangku kebijakan

Lebih selektif dalam memilih pemimpin dalam lingkup sekolah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun