Mohon tunggu...
Dien Alski
Dien Alski Mohon Tunggu... Sales - Semarang, Rembang, Purbalingga, Banyumas, Kebumen

Melihat, mendengar, membaca, mengamati, kemudian mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Balada Kudeta di Negeri Seribu Pagoda (2)

14 Februari 2021   08:35 Diperbarui: 14 Februari 2021   08:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HAMPIR 15 tahun kehidupan Suu Kyi dihabiskan dengan status sebagai tahanan. Yakni antara tahun 1989 hingga 2010. Dia mendapat hadiah Nobel Perdamaian saat berada dalam tahanan rumah, tahun 1991.

Reputasi Suu Kyi sebagai pejuang demokrasi dan perdamaian melambung ke angkasa. Tetapi citranya memudar atas aksi 'diam seribu basa' saat warga muslim di Rakhine mengalami penindasan.

Suu Kyi dianggap 'tutup mata' terhadap diskriminasi politik dan rasial terhadap warga muslim Rohingnya. Suu Kyi malah sempat 'berbaik-baik' kepada militer dengan mengatakan mereka merupakan 'anak manis'. Tetapi tak dinyana, para 'anak manis' itu kemudian menjungkalkan kekuasaannya dengan dalih adanya kecurangan dalam pemilu.

Sejarah Burma identik dengan kekuasaan junta militer. Yangon (dulu Rangoon) diperintah junta sampai angin perubahan berembus pada 2011. Pemilu pertama yang dianggap 'terbuka' baru dihelat tahun 2015, alias 67 tahun setelah merdeka.

Pemilu melambungkan Suu Kyi naik ke tampuk kekuasaan. Dengan cepat namanya digaungkan sebagai 'ikon demokrasi' yang berani menantang jenderal militer otoriter. Tetapi krisis Rohingnya melunturkan kembali citranya.

Apa yang mendorong tentara melakukan kudeta? Secara resmi, partai oposisi dan militer menuduh partai Suu Kyi melakukan kecurangan. Mereka menuding ada manipulasi daftar pemilih. Tentara menggeledah kantor partai dan menyita sejumlah server komputer.

China memveto upaya Dewan Keamanan PBB untuk menanggapi kudeta di Myanmar (Selasa, 02/02/2021).  Menerbitkan dugaan bahwa negara komunis itu berada di balik aksi perebutan kekuasaan.

Pemerintahan Joe Biden segera menjatuhkan sanksi (09/02/2021). Sanksi dijatuhkan terhadap para pemimpin militer, keluarganya, dan bisnis yang terkait dengan mereka. AS juga memblokir akses militer terhadap dana pemerintah Myanmar yang disimpan di AS senilai US$1 miliar atau Rp14 triliun.

Nasib Rakhine
Kini, bayang-bayang kekuasaan militer kembali menghantui. Nasib etnis minoritas Rohingnya di Rakhine kian tak menentu.

Bagi warga Myanmar, kudeta di awal bulan ini mengingatkan mereka pada kudeta tahun 1988. Wai Wai Nu baru berusia lima tahun ketika ayahnya ditangkap. Kala itu mereka masih bermukim di Rakhine. Sang ayah dituduh terlibat gerakan politik yang dimotori Suu Kyi.

"Aku melihatnya, ketika ayahku dinaikan ke atas truk tentara," kenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun