Mohon tunggu...
Diella Clarissa
Diella Clarissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Psikologi

Mahasiswa aktif jurusan psikologi semester 4

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat

Sering Mengantuk Gejala Narkolepsi, Sadari Gejalanya pada Diri Anda

18 April 2023   14:23 Diperbarui: 30 Mei 2023   13:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelumpuhan pada sebagian atau seluruh otot secara tiba-tiba (wajah, leher, kaki). Biasanya muncul jika dipicu oleh emosi yang cukup kuat, misalnya tertawa berlebihan, frustrasi, atau marah.

3. Sleep paralysis

Kesulitan untuk bergerak ketika bangun tidur.

4.Halusinasi

Merasakan, mendengar, melihat, dsb hal-hal yang sebenarnya tidak nyata (misal merasa ada penjahat dalam rumahnya). Biasanya muncul saat bangun atau akan tertidur. 

Penyebab

Belum diketahui secara pasti mengenai penyebab narkolepsi. Namun, umumnya sebagian besar penderita narkolepsi memiliki penurunan kadar hipokretin (zat otak yang mengatur siklus tidur) sebanyak 85%-95% (Ahmed & Thorpy, 2010). Kadar hipokretin yang rendah mengakibatkan penderita tertahan pada siklus tidur REM serta kesulitan memasuki siklus NREM (Asmadi, 2008). 

Menurut NORD, penurunan kadar hipokretin kemungkinan berkaitan dengan mutasi genetik dalam tubuh yang disebabkan oleh autoimun. Penderita narkolepsi juga mengalami perubahan gen reseptor sel T, yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Selain itu, narkolepsi juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan (Pieter, Janiarti, & Saragih, 2011). 

Dampak dan Kaitan Narkolepsi dengan Aspek Biopsikososial

Narkolepsi ditemukan secara jelas berdampak pada aspek biologis, psikologis, dan sosial (biopsikososial) individu seperti yang dikemukakan Davidson et al. (2022), bahwa narkolepsi membuat individu kesulitan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Sebagian dari penderita narkolepsi biasanya lebih memilih untuk mendedikasikan energi mereka terhadap hubungan romantis dibandingkan persahabatan. Alasannya karena, penderita narkolepsi merasa lebih senang menerima dukungan melalui orang terdekat seperti pasangan dibandingkan teman atau keluarga. Kesimpulannya, narkolepsi berdampak positif terhadap hubungan romantis, tetapi berdampak negatif pada hubungan seksual karena kecenderungan penderitanya untuk mengalami katapleksi atau tertidur saat sedang berhubungan seks. Sedangkan dalam hubungan persahabatan, narkolepsi memberikan pengaruh yang negatif (Davidson et al., 2022).

Pada aspek kognitif dan psikososial, narkolepsi juga menyebabkan gangguan pada anak dan remaja, seperti penurunan kualitas dalam pengambilan keputusan, IQ verbal, dan IQ performansi yang akhirnya berujung pada kegagalan akademik, serta penurunan kualitas hidup. Sedangkan dalam aspek emosi, narkolepsi dapat menyebabkan depresi, kecemasan, hingga pembentukan self-esteem yang rendah, yang berujung pada penurunan kualitas hidup anak (Blackwell et al., 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun