Mohon tunggu...
Diella Dachlan
Diella Dachlan Mohon Tunggu... Konsultan - Karyawan

When the message gets across, it can change the world

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wisata Arkeologi Punden Lebak Cibedug

29 Mei 2024   15:47 Diperbarui: 31 Mei 2024   16:44 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentukan batu di Situs Lebak Cibedug/dokpri

Kami beruntung datang pada hari Kamis. Karena hari Selasa dan Sabtu adalah hari tabu untuk masuk ke situs.

Kang Ahmad dan dua warga lokal lainnya menemani kami menjelajahi lokasi situs. Selain kami, juga ada rombongan keluarga sekitar 7 orang. Namun tak lama kemudian mereka keluar lagi. Ternyata mereka bermaksud berziarah dan harus menemui Abah.

Lokasi "ziarah" berada dalam cungkup bangunan kayu diselubungi kain merah putih. Ziarah akan memerlukan tata cara tersendiri dengan bantuan ketua kasepuhan.  

Karena tujuan kami bukan berziarah, maka kami tidak diperbolehkan masuk, namun boleh mengambil gambar dari luar. Terdapat susunan batu tua dalam cungkup dengan 4 batu menhir di tiap sudutnya. Di kaki batu menhir terbesar ada ratusan koin logam peziarah.

Menurut Kang Ahmad, Abah dan tetua kampung akan melakukan ritual di sini menjelang Seren Taun, yaitu prosesi rangkaian upacara adat menjelang panen padi. Kampung ini subur sekali. Kita akan menemukan cukup banyak lumbung padi (Leuit) tersebar di sini.

Lokasi situs dan kampung Cibedug dikelilingi perbukitan yang ditutupi hutan. Kami senang ketika mengetahui bahwa hutan ini sudah masuk dalam Penetapan Status Hutan Adat dalam Wilayah Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan Cibedug dengan luas 1.268 hektar pada tanggal 23 Desember 2022.

Batu Bedug 

Kami menjelajahi setiap teras dari 9 tingkat punden berundak ini. Situs dengan ketinggian elevasi sekitar 877 meter (mdpl) ini diperkirakan berasal dari masa neolitikum yaitu 2500-1500 SM. Pada masa ini, manusia telah mengenal cara bercocok tanam, beternak dan ritual penghormatan kepada nenek moyang.

"Letak situs ini berada di lereng Pasir Manggu dengan luas sekitar 2 hektar. Posisi arahnya ke arah timur-barat. Di utara dan selatan, situs ini berbatasan dengan Kali Cibedug, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kali dan dusun Cibedug, serta Gunung Pasir Manggu di sebelah timur" tulis Lutfi Yondri dalam Budaya Megalitik di Kawasan Lebak Cibedug (2012).

Kang Ahmad menunjukkan Batu Bedug. Menurutnya, masyarakat percaya bahwa batu ini pernah mengeluarkan suara serupa beduk ditabuh. Tampaknya hal tersebut yang menginspirasi penamaan situs ini.

Susunan batu menhir di lokasi ini amat menarik. Di setiap sudut teras punden, terdapat batu melintang ke arah luar. Seperti untuk penanda sudut. Namun dari arah bawah, kelihatannya seperti meriam kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun