Septian menceritakan, pagi itu seperti biasa dia dan istrinya pergi ke toko berdagang emas sekitar jam 7. Di rumah berpagar tinggi itu hanya tinggal seorang Satpam bernama Abdul dan pembantu bernama Ane. Saat berangkat, tidak ada kejadian yang mencurigakan di sekitar rumahnya. Keduanya baru tahu ada perampokan yang menimpa rumahnya setelah ditelepon Ketua RT bernama Tatang.
"Emas dagangan kami bawa ke toko. Ada sekitar 200 gram yang saya tinggal. Itu yang hilang. Kemudian perhiasan pribadi istri saya sekitar 100 gram di laci, jam tangan rolex milik saya dan istri, uang dollar sekitar 3.000 dan uang rupiah sekitar 10 juta juga hilang dari brankas. Barang lain yang hilang handphone, ipad dan laptop ada dua Pak," cerita Septian. Total kerugian jika dirupiahkan mencapai sekitar Rp225 juta.
"Dalam waktu dekat kemarin apa ada pergantian pembantu atau Satpam?" tanya Agus.
"Tidak ada Pak. Mereka berdua ini sudah ikut kerja kami 10 tahun lebih. Mereka sudah kami anggap sebagai saudara karena keduanya tinggal di rumah kami. Kalau karyawan di toko semua perempuan, ada tiga," jelas Lastri, istri Septian.
"Siapa saja mereka? terus beberapa waktu lalu apa pernah ada tamu mencurigakan?" sambung Andri.
"Tiga karyawan saya juga sudah lama ikut kerja kami, mereka Ayu, Wiwik dan Retno. Masih bujang semua. Mereka bertiga indekos Pak. Kalau tamu tidak pernah ada yang mencurigakan. Rata-rata tamu yang datang, saya atau istri kenal baik," jelas Septian. Setelah dianggap cukup, pemeriksaan pun rampung. Pasangan suami istri itu pun pulang.
Selain Septian dan istrinya, Andri juga memintai keterangan Ketua RT 50, Tatang. Ketua RT inilah yang melapor ke polisi kejadian di rumah Septian. "Saya mendapat laporan dari Dirham, petugas kebersihan lingkungan RT Pak. Katanya waktu mengambil sampah di bak sampah samping gerbang pagar, sekitar jam 9 lebih, dia melihat pagar terbuka. Menurutnya tidak seperti biasanya sehingga dia mengintip dan melihat Abdul tergeletak. Saat dipastikan rupanya ada darah di sekitarnya sehingga Dirham melapor ke saya," kisah Tatang kepada Andri dan Agus.
Setelah mendapat laporan dari Dirham, Tatang dan warga lain pun mendatangi lokasi. Setelah memastikan ada yang tidak beres, Tatang menelepon Septian serta melapor ke polisi. Tatang pun pulang setelah dimintai keterangan.
"Ton, gimana di lapangan?" Agus menelepon Hartono, anggotanya yang melakukan penyelidikan di lapangan.
"Masih jalan Ndan. Ada CCTV di rumah itu tapi sudah tidak aktif Ndan. Masih kami lokalisir data mobil yang melintas di jalan ini sesuai keterangan warga. Kami juga koordinasi dengan petugas Dinas Perhubungan untuk mengecek CCTV di jalan masuk arah TKP. Nanti perkembangan kami laporkan menyusul," kata Hartono di ujung telepon.
"Dik, nanti cek kelompok pemain (istilah pelaku perampokan) lama yang baru keluar dari rumah tahanan dan Lapas (Lembaga pemsyarakatan) dalam dua bulan terakhir. Kalau dilihat dari aksinya, mereka ini pemain lama. Mungkin juga pemain antar pulau," kata Andri kepada Agus.