Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amel, Si Pemandu Karaoke

8 Januari 2016   19:01 Diperbarui: 8 Januari 2016   19:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka semua saling berkenalan satu sama lain sebelum memutar lagu dan memulai pesta. "Tolong pilihkan saya lagu tahun 90an," kata Pak Joe. Tampaknya Pak Joe di situ yang menjadi bosnya malam itu.

Lagu demi lagu, teguk demi teguk minuman mulai berputar. Tiga ladies yang ada di situ dipaksa minum minuman keras. Awalnya Yeni, teman Amel menolak, namun dia tak kuasa. Amel pun demikian. Mereka pun semua digilir minum minuman beralkohol.

"Ayo kalian minum. Siapa yang berani minum langsung dari botol, gua kasih 500 ribu selama 5 menit," Pak Riki, pria setengah baya lainnya menantang ketiga ladies.

Merasa dapat tantangan dengan duit yang lumayan, mereka bertiga pun menyanggupi. Amel pun mulai minum. Kelima pria itu mulai menghitung waktunya. Kali ini yang harus diminum Amel langsung dari botol bermerek Jack Daniel.

Glek..glek..glek 10 menit berhasil diselesaikan Amel. "Asshhhh panas..," kata Amel usai meneguk minumannya. Dia pun menengadahkan tangan tanda minta bayaran. Pak Joe dan Pak Riki keluarkan uang warna merah masing-masing 500 ribu. Uang itu pun disawerkan keduanya dengan memasukkan di baju Amel hingga menyentuh area terlarang di dada Amel.

Empat botol minuman habis dalam waktu 3 jam dikeroyok delapan orang di ruangan itu. Bau alkohol dan asap rokok menyeruak. AC pun tak mampu mendinginkan ruangan. Kedelapan orang itu pun tampak mulai 'goyang'. "Kapal oleng kapteeen," teriak Amel sambil berjoget. Semua tepuk tangan. Pak Joe memesan minuman lagi, namun kali ini hanya beberapa botol bir.

Franky yang dari awal dekat dengan Amel tampak terpesona dengan tubuh Amel. Berkali-kali dia mencoba mencuri kesempatan dengan meraba-raba area sensitif Amel, namun selalu ditepiskan dengan cara halus. Franky yang juga sudah mulai teler pun hanya bisa memeluk tubuh Amel dari samping saat Amel duduk menunggu giliran nyanyi.

Amel kemudian pamit ke toilet. "Bentar bang ke toilet dulu," kata Amel ke Franky yang sudah mulai makin 'nakal'. Amel berjalan ke pojok ruangan. Semua tetap bernyanyi, joget dan tertawa.

Beberapa menit di toilet, rupanya Franky menyusul. Kebetulan Amel baru mau keluar toilet. Tiba-tiba, Franky yang mabuk berat mendorong Amel masuk lagi. "Amel ayo, saya sudah tidak tahan dari tadi," ujarnya sambil mencoba memeluk Amel.

"Maaf bang saya tidak bisa dan tidak boleh berbuat yang aneh-aneh dengan tamu. Ini peraturannya bang," sergah Amel sambil berusaha menghindar.

Makin ditolak, Franky makin merangsek memeluk Amel. Bahkan dia melepas sabuk dan menurunkan resleting celananya. "Ayo sayang. Minta bayaran berapa saja saya kasih. Ayo layani aku," Franky makin memaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun