Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amel, Si Pemandu Karaoke

8 Januari 2016   19:01 Diperbarui: 8 Januari 2016   19:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Apakah jika aku di sini berarti aku tidak punya harga diri. Begitu rendahnya dan mudah dinilai dengan uang. Kenapa hanya kami para perempuan yang dihina, bukankah mereka para lelaki yang datang juga sama? Apakah karena kuasa uang?,” dia berteriak lagi kemudian menangis sesenggukan.

“Apakah Engkau menciptakan lelaki hanya untuk bisa membeli perempuan? Jawab Tuhan, jawaaab... Di mana keadilanmu," lagi-lagi Amel berteriak sambil menangis.

Amel baru sebulan bekerja di tempat hiburan di pusat kota itu. Sebelumnya di kampung halamannya dia bekerja sebagai staf administrasi di supermarket. Penghasilan tiap bulannya cukup untuk makan dan kebutuhan susu bayinya.

Namun tidak cukup untuk membayar hutang yang banyak di bank. Hutang yang dia harus tanggung sendiri akibat pengkhianatan mantan suaminya. Sertifikat lahan dan tanah yang di atasnya ada rumah tinggalnya bersama ibu dan bayinya, serta BPKB motor, dijadikan jaminan hutan di bank oleh mantan suaminya.

Amel sendiri tidak menyangka jika semua berakhir pahit. Awalnya, sang suami menyatakan niatnya buka usaha, namun butuh modal besar. Karena percaya dan berharap suaminya sukses, sertifikat dan BPKB motor pun dijadikan jaminan utang di bank.

Namun, setelah kelahiran anak pertamanya, gelagat sang suami yang tidak beres mulai kelihatan. Dia jarang pulang. Puncaknya saat beberapa polisi datang ke rumah memberikan surat pemberitahuan penangkapan suaminya karena terlibat peredaran narkoba. Sang suami ditangkap bersama seorang perempuan muda yang diakuinya sebagai istri di hadapan polisi.

Namun karena di buku nikah yang sah sebagai istri adalah Amel, maka polisi memberikan surat pemberitahuan itu. Bagai disambar petir di siang bolong, pikiran Amel kacau atas kabar yang baru diterimanya.

Setelah ke kantor polisi, dia baru tahu jika suaminya selama ini menikah siri dengan perempuan lain dan menjadi pengedar narkoba. Pahit dan sakit benar-benar dirasakan Amel saat itu.

Karena terlanjur sakit, dia pun mengajukan cerai yang akhirnya dikabulkan. Persoalan sakit hati bisa dipendam setelah cerai, namun dia harus menanggung persoalan lain untuk melunasi hutang. Tanah dan rumah yang ditinggalinya itu adalah satu-satunya peninggalan almarhum bapaknya. Sementara Amel adalah anak tunggal.

Bekerja di kantor sebagai staf administrasi tidak cukup penghasilannya, dia pun menerima tawaran teman sekampungnya untuk merantau. Dia dijanjikan penghasilan 4 kali lipat dari gajinya saat ini. Tanpa pikir panjang, dia pun rela pergi meninggalkan bayi semata wayangnya.

Rupanya saat sampai di perantauan, Amel tidak mendapati pekerjaan seperti apa yang dijanjikan rekannya. Dia awalnya percaya karena rekannya di kampung itu mampu membeli sawah, merenovasi rumah dan penampilannya juga jauh berbeda dari sebelum merantau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun