Mohon tunggu...
Diekdock
Diekdock Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta pemilik blog ruangkita.co

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dalang Pembunuhan Itu Mantan Pejabat

4 Januari 2016   12:52 Diperbarui: 4 Januari 2016   12:52 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nadi pun menceritakan kronologi kejadiannya. Malam itu, saat dia nongkrong di kawasan parkiran pasar, dia didatangi Amro. Di situ Amro mengajak Nadi ikut. “Kamu ikut saya. Ada pekerjaan. Nanti ada uangnya sejuta. Kamu bawa parangmu,” ajak Amro.

Tanpa banyak tanya, Nadi pun pergi mengambil parang dan menyimpannya di jok motor. Nadi dan Amro pun berboncengan menemui Jhon. Nadi dan Amro sudah lama berteman. Mereka tidak punya pekerjaan tetap. Sehari-hari menarik parkir di pasar. Keduanya sudah sering diajak Jhon menjaga lahan sengketa.

Keduanya pun sampai di depan sebuah tempat hiburan malam. Di sana, di tempat parkir, Jhon sudah menunggu bersama Rudi dan Tio. Mereka tampak menenggak minuman keras. Nadi dan Amro pun bergabung pesta minuman keras. Di situ, Jhon memaparkan rencana mereka sambil menunjukkan segepok uang. “Ini nanti dibagi kalau pekerjaaan sudah rampung,” kata Jhon kepada empat rekannya.

Tepat pukul 02.00 dini hari, mereka berlima mengendarai dua motor menuju sebuah hotel yang letaknya jauh dari perkotaan. Hotel itu berada di pinggir jalan raya tapi masuk ke dalam melewati jalan khusus yang dibangun pengelola hotel. Sekitar 50 meter dari jalan raya. Hotel itu meskipun bukan bintang lima, tapi selalu ramai pengunjung, khususnya yang transit chek in bersama pasangan, atau bukan pasangan sumi istri.

Mereka duduk di simpang tiga, di depan jalan masuk menuju hotel. Sejam kemudian, dia melihat seseorang keluar dari jalan mengendarai motor sport 250 CC. Mereka pun cepat-cepat mengikuti dan mengejarnya. 

Tepat di jalan yang sepi, Jhon dan kawan-kawan mencegat pengendara motor tadi. Jhon turun dan menanyakan nama pengendara motor tadi. “Roshan?” tanyanya dengan ketus.

“Iya, kenapa?” kata lelaki berbadan tegap itu. Pengendara motor itu adalah Roshan, anggota polisi lalu lintas di Polres Metro Baru. Dia tak gentar dicegat lima pria.

Tiba-tiba Jhon langsung menghujamkan parang ke badan Roshan. Saat Roshan terjatuh, keeempat rekan Jhon pun ikut menghajar menggunakan balok serta senjata tajam.  Roshan pun terkapar bersimbah darah. Jhon dan kawan-kawan pun kabur tepat menjelang Subuh.

“Saya tiga kali membacok Pak. Setelah melihat dia tak bergerak, saya tidak membacok lagi. Kemudian Jhon mengajak kami pergi. Saya tidak tahu kalau korban itu polisi. Jhon hanya cerita kalau dia punya masalah dengan orang itu dan dia ditantang berkelahi dengan korban,” kata Nadi di depan Rahman, Teguh dan Sofyan.

“Kamu tidak diberitahu siapa yang menyuruh Jhon setelah diberi uang pembagian?” tanya Teguh.

“Enggak Pak. Saya juga tidak sempat tanya karena kami karaoke dan mabuk setelah pembagian uang sampai saya ditangkap dan dibawa ke sini,” jawan Nadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun