Mohon tunggu...
Sandiego Himawan
Sandiego Himawan Mohon Tunggu... -

ein Student in Medizintechnik und biomedizinischer Wissentschaftler

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

300 Halaman/Detik

5 April 2014   12:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

300 Halaman/Detik

Oleh : Sandiego Himawan

Chapter 1 : Buku, Cahaya dan Masa Lalu

Dua anak kecil bermain dengan riang di ruang tamu yang sederhana namun penuh dengan rak-rak buku. Ketika kita memperhatikan lebih dekat lagi, ada banyak macam buku yang dapat ditemukan di tiap-tiap raknya. Mulai dari buku anak-anak, seperti buku menggambar dan dongeng, buku masak dari berbagai negara, hingga novel misteri yang tersusun rapih tak jauh dari jurnal ilmiah. Dari balik jendela yang terdapat di ruang tamu tersebut, terlihat salju yang turun perlahan menutupi halaman rumah. Malam musim dingin tahun 2030 kala itu. Anak pertama, Edgar, yang berumur 8 tahun bermain-main bersama dengan adiknya, Emily. Mereka berdua hanya berselisih setahun. Sang adik hampir selalu menjadi korban kejahilan kakaknya yang terkadang kelewat nakal. Tak lama kemudian, Emily sambil terisak datang ke ibunya yang sedang mencuci piring di dapur.

“Kamu kenapa ? Ko nangis begitu ? Kakak nakal ya sama kamu ?”

“Iyaaaaa, kakak rese banget !! masa' aku lagi main-main terus dianya gangguin aku”

“Digangguinnya gimana ?”

Tiba-tiba, Edgar menghampiri mereka sambil membawa mainan Emily.

“Aku ga ngerusakin ko mainannya, bener dehhh, dia Ma yang rese, aku cuman pengen tau gimana cara kerjanyaaa, aku balikin deh nih”, Edgar dengan polosnya mengembalikan mainan Emily yang sudah setengah rusak.

“Ah mainankuuuuuu !! Kak Edgarrrrrr aaaahh ...”, Emily sekarang nangis tak karuan.

“Nikola Edgar Prabangkara ! Udah berapa kali mama bilang sama kamu, jangan ngerusakin mainannya adik kamu lagi. Pa, siniii, Edgar bikin ulah lagi sama adiknya ..”, Sang ibu memanggil suaminya yang sedang seru membaca sebuah buku di dekat perapian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun