Jinbei (甚平)
Walaupun asal-usul pasti kapan masa awal munculnya jinbei belum diketahui, pakaian ini cukup populer digunakan pada zaman Azuchi-Momoyama (1568-1600 M) yang kegunaannya sebagai pakaian mandi yang nyaman dan sederhana. Terlebih terhadap beberapa rumah yang belum memiliki fasilitas modern. Penggunaan jinbei terdiri dari katun tipis yang nyaman dan mudah kering, sangat cocok digunakan setelah mandi berendam di pemandian umum. Atasan jinbei memiliki kancing atau tali pengikat di depan, sedangkan celana pendeknya memiliki karet di pinggang untuk kenyamanan. Kini, jinbei umumnya digunakan sebagai pakaian santai yang menjadi pilihan dalam festival musim panas.
Happi (法被/半被)
Happi di dalam konteks pakaian tradisional Jepang tidak memiliki kaitan dengan kata "happy" dalam bahasa Inggris walaupun kedengarannya cukup sama. Titik awal kata "happi" diperkirakan bermula dari pakaian tanpa lengan yang dipakai oleh bangsawan terdahulu yang disebut "banpi" (半臂). Happi biasanya dipakai di luar kaos dalam dan memasangnya dengan fundoshi yang yang biasanya dikenakan oleh pengemudi dan pekerja becak selama abad ke-19.
Pada akhir zaman Edo (1603-1868 M), ketika happi mulai dipakai oleh banyak orang menjadi sulit untuk membedakan dari bentuk dan desain happi itu sendiri. Lalu muncullah "shirushi banten" (印半纏) yang merupakan lambang atau tanda yang terdapat pada happi seperti nama, intansi, dan lambang keluarga pemakainya. Saat ini, happi berkembang sebagai pakaian yang digunakan dalam festival perayaan seperti matsuri (祭り) di mana ketika banyaknya orang berkumpul dalam memeriahkan tradisi dan budaya mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H