Mohon tunggu...
diyah
diyah Mohon Tunggu... Freelancer - Dee

lulusan antropologi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kesadaran Identitas dalam Film "Go Home"

25 Mei 2020   10:33 Diperbarui: 25 Mei 2020   10:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Nada (Dok.istimewa)

Salah satu film yang pantas ditonton pada masa #stayhome ini yaitu film berjudul “Go Home”. Film yang diproduksi pada tahun 2015 dan berbahasa Perancis ini menceritakan mengenai kepulangan seorang perempuan Lebanon bernama Nada, yang sudah lama meninggalkan kampung halamannya dan tinggal di Paris, Perancis. 

Kepulangan Nada ini yaitu untuk mencari tahu mengenai kakeknya yang menghilang berpuluh-puluh tahun yang lalu, dan menengok rumah keluarganya.

Ternyata kepulangan Nada menimbulkan keresahan pada penduduk lokal, karena tinggal kembali di rumah keluarganya, dan sikapnya yang memusuhi penduduk lokal, berdasarkan cerita dari bibi nya mengenai sikap penduduk lokal yang memusuhi kakeknya. 

Nada kemudian mulai bermimpi dan mengingat kembali masa kecilnya dengan kakeknya, sampai berkesimpulan bahwa kakeknya sudah mati dibunuh para penduduk lokal, dan dikuburkan di halaman rumahnya. 

Nada pun membersihkan halaman rumahnya untuk menggali nya, membuktikan pikirannya benar, saat itulah adiknya, yang datang mengunjunginya memberitahukannya bahwa pikirannya salah. 

Kakeknya tidak mati dibunuh, melainkan pergi dari kampung halamannya karena melakukan hal-hal yang tidak baik. Setelah kematian neneknya, kakeknya pergi ke arah selatan untuk hidup bersama kekasihnya. 

Sebenarnya kedatangan adiknya Nada adalah untuk menjual rumah keluarga mereka atas suruhan ayah mereka. Nada yang mengetahui ini sangatlah marah, terutama kepada ayahnya sendiri yang dianggap tidak pernah berani menghadapi kakeknya.  

Akhirnya Nada dan adiknya menemukan makam kakeknya di sebuah kampung di selatan kampung halamannya, yang sekaligus membuktikan bahwa apa yang dipikirkan Nada selama ini mengenai penduduk kampungnya salah. 

Kakeknya tidak mati dibunuh, dan dikuburkan di halaman rumahnya. Justru dari halaman rumahnya, seorang lelaki muda di kampungnya yang membantu membersihkan halaman rumahnya menemukan kotak penyimpanan benda-benda milik Nada dan adiknya, termasuk buku catatan harian Nada. 

Dari bukunya tersebut Nada bisa mengingat kembali alasan ayahnya pergi membawa mereka semua dari rumah keluarganya, yaitu alasan keamanan dan bertahan hidup. Karena waktu itu perang tengah terjadi di Lebanon. 

Nada dan adiknya pun menyadari betapa jauhnya mereka pergi dari Lebanon, mereka akan tetap menyandang identitas sebagai orang Lebanon, dan akan kembali ke Lebanon.

Film ini mengajarkan tentang betapa pentingnya akar identitas kita, terutama ketika kita sudah tinggal di tempat yang jauh dari kampung halaman. Meskipun sejauh apapun identitas yang kita sengaja atau tidak sengaja dilabelkan ke kita sejak kecil, akan tetap melekat pada kita. 

Seperti pada Nada, walaupun sudah tidak bisa berbicara Bahasa Arab, dan tinggal di negara yang tidak berbicara dalam Bahasa Arab, dan berkultur Eropa, Nada tetaplah perempuan Lebanon. 

Identitas ini semakin menguat ketika Nada memutuskan tinggal di rumah keluarganya selama mungkin. Agama yang dianut Nada tidak menjadi persoalan di Lebanon, melainkan kultur, dan bahasa nya. 

Penduduk lokal tidak mempersoalkan agama keluarga Nada yang menganut agama Kristen, tapi ketika Nada tidak bersikap ramah seperti layaknya masyarakat Lebanon, tidak terlalu mengetahui tradisi Lebanon, dan sedikit bisa berbicara Bahasa Arab, maka masyarakat di kampung halamannya tidak menyukai kehadiran Nada. Terutama ketika menganggap masyarakat lokal telah membunuh kakeknya. 

Berbeda dengan adiknya Nada. Kehadirannya disambut hangat karena bersikap ramah, dan langsung bergaul dengan kaum laki-laki di kampung halaman nya. Adik Nada juga bisa berbahasa Arab dengan lancar sehingga tidak ada kendala untuk mengobrol dengan penduduk lokal tersebut.

Kesadaran tentang pentingnya identitas ini rata-rata dimiliki oleh para perantau, tidak terkecuali di Indonesia. Ketika libur hari raya atau mengambil cuti, pulang kampung merupakan hal yang harus dilakukan. Keterikatan dengan kultur kakek nenek kita terus berlangsung.

Akhir film ini tidak menceritakan apakah akhirnya Nada setuju dengan ayahnya untuk menjual rumah keluarga mereka atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun