Alur cerita yang masih rumit terkadang membuat pembaca sulit untuk memahami. Mengingat kembali apa yang sebelumnya telah dibaca adalah hal penting untuk dapat memahami isi bacaan.
Hanya dengan membaca buku ini, kita telah membaca buku motivasi dan inspirasi kelas dunia.. literatur tentang sejarah penaklukkan konstatinopel dijelaskan secara ideologis oleh penulis.
Tubuh atau isi
Bercerita tentang sebuah sejarah dunia yang dulunya terbagi menjadi dua kekuasaan. Imperium Romawi dan Khilafah Islam. Bagian Barat adalah kekuasaan Kristen sedangkan Bagian Timur menjadi kekuasaan Islam. Adalah Mehmed II, seorang keturunan Kesultanan Utsman yang berjuang untuk membebaskan Imperium Romawi menjadi kekuasaan Islam.
Pejuangan Sultan Mehmed II bersama pasukannya pun dimulai. Mereka dengan gigih dan semangat melakukan pembebasan.
Rasulullah pernah bersabda yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad yaitu : Berkata Abdullah bin Amru bin Ash : “bahwa ketika kami duduk disekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, lalu Rasulullah SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstatinopel atau Roma. Maka Rasulullah SAW menjawab, ‘Kota Herakilus terlebih dahulu’, yakni Konstatinopel”.
Kostatinopel adalah Ibukota Kerajaan Byzantium, satu-satunya pewaris Imperium Romawi yang memiliki semua teknologi perang dan sistem militer bangsa Romawi yang sempat memimpin dunia. Sistem pertahanan yang dimilikipun sangan sempurna. Karena setidaknya 23 serangan sempat ditujukan, namun tetap jaya karena mempunyai tembok pertahanan berlapis yang kokoh mengelilingi kota. Konstatinopel terletak diposisi yang sangat strategis. Kota ini terletak disebelah barat Selat Bosphorus yang memisahkan Benua Eropa dan Asia. Disebelah utara kota ini terdapat Teluk Tanduk Emas, sebuah pelabuhan alami yang sempurna. Tak heran jika Konstatinopel menjadi kota pelabuhan yang paling sibuk didunia pada masa itu.
Peperangan dahsyat pun terjadi. Akhirnya kerajaan berumur 11abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar tersebut menenwaskan 265.000 pasukan umat islam. Gereja-gereja yang berdiri di tanah konstatinopel pun pada akhirnya dirobohkan dan diganti didirikannya masjid. Konstatinopel dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Utsmani serta berganti nama menjadi Istanbul.
Berbagai gambar dan ilustrasi yang disisipkan tiap lembarnya membuat buku ini menjadi menarik dan pembaca tidak merasa jenuh. Gaya bahasanya runtut, mengalir serta penggambaran latar tempat dan waktu yang kuat membuat pembaca seperti hanyut dalam setiap kisah yang diceritakan. Selain itu, buku ini juga ditutup dengan epilog yang amat indah.
Adapun kelemahan yang dimiliki buku ini yaitu alur cerita yang masih sedikit rumit untuk dipahami. Sehinggaa mengharuskan pembaca untuk fokus dan mengingat kembali apa yang telah ia baca sebelumnya.