Setiap sekolah diwajibkan mengirimkan 3 orang perwakilannya  yakni Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan satu orang guru yang sudah menggunakan Platform Merdeka Mengajar.Â
Setelah libur semester genap, dan memasuki awal tahun ajaran baru 2022/2023 kami sudah mulai menggunakan Kurikulum Merdeka walaupun baru mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan tingkat kabupaten baru satu kali. Tetapi kami sudah mulai menerapkan Tes Diagnostik untuk semua siswa kelas 7 yang bersumber dari Platform Merdeka Mengajar dan rekan guru yang sudah sekolahnya sudah menjadi Sekolah Penggerak. Hasil tes diagnostik tersebut dibagikan kepada seluruh wali kelas untuk data gaya belajar yang disukai oleh murid yakni Auditori, Visual atau Kinestetik.
Dengan data ini sebenarnya guru bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi kepada muridnya. Pembalajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Pembelajaran berdiferensiasi terdiri dari diferensiasi materi, diferensiasi proses dan diferensiasi produk dengan tujuan pembelajaran yang sesuai tingkat kemampuan dan kebutuhan belajar murid.
Pada awal kegiatan belajar mengajar semua guru kelas 7 kebingungan karena ada beberapa perubahaan selain karena materinya ada yang baru juga jumlah jam pelajaran yang berkurang karena ada kegiatan P5. Tetapi beruntung saya sudah membekali dan memperkenalkan Platform Merdeka Mengajar kepada rekan-rekan guru di sekolah. Untuk membuat Perangkat ajar seperti capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, modul ajar, materi pembelajaran, hingga asesmen murid semuanya ada di Platform Merdeka Mengajar tersebut.
Begitu juga dengan permasalahan buku pelajaran, kami sudah membagikan kepada guru dan murid berupa e-book yang sudah disediakan oleh Kemdikbud Ristek. Hanya beberapa buku pelajaran saja yang pada tahap awal belum ada seperti guru siswa mata pelajaran Bahasa Inggris, Penjas dan Pendidikan Agama Katolik yang belum tersedia. Tetapi beruntung buku pegangan guru sudah ada e-booknya sehingga materi sudah bisa disampaikan kepada murid.
Setelah satu bulan kegiatan pembelajaran, mulai muncul permasalahan mengenai materi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Berbekal pengetahuan dari Platform Merdeka Mengajar dan pengalaman dari rekan-rekan guru yang ada di Komunitas Belajar APEPSI yang sekolahnya sudah menjadi sekolah penggerak, kami bisa belajar dari mereka tentang P5 yang sudah mereka lakukan.
Pada tahap pertama kami berkumpul bersama guru-guru yang mengajar di kelas 7 kemudian kami berdiskusi untuk menentukan tema P5 yang kami butuhkan saat itu. Hingga akhirnya kami memilih Dimensi Berkebhinnekaan Global dengan tema Bhinneka Tunggal Ika, elemen Mengenal dan Menghargai Budaya, dan subelemen Menumbuhkan Rasa Menghormati Terhadap Keanekaragaman Budaya.
Tema tersebut dipilih karena berdasarkan survei dari masing-masing kelas, masih ada beberapa murid yang tidak menghargai budaya, dan adat istiadat dari rekannya yang berasal dari daerah yang berbeda. Serta referensi dari Platform Merdeka Mengajar yakni Bukti Karya terutama dari sekolah yang sudah mempraktikkan kegiatan P5 di sekolahnya masing-masing.