Kalau berbeda pilihan atau dukungan memang wajar, karena jangankan dengan orang lain, dengan orang yang satu darah daging saja kita pernah bertengkar, dengan orang satu rumah saja kita pernah tidak berbicara apalagi dengan orang lain yang tidak sedarah dan satu rumah.
Mengkritisi pemerintahan Jokowi sudah sering saya melakukannya melalui media sosial tetapi bukan hanya mengkritisi tapi ada solusinya. Saya pernah mengkritisi kenaikan harga listrik, dan naiknya harga BBM karena dampaknya dirasakan sendiri oleh saya dan masyarakat luas.
Harga listirik naik tentu memberatkan rakyat kecil yang hidupnya pas-pasan karena sekarang sudah jarang rakyat biasa yang menggunakan 450 watt dan layanan pasca bayar. Padahal dengan sistem ini PLN harusnya tidak ada istilah merugi karena masyarakat bayar lebih dulu sebelum menggunakan listrik ibaratnya disubsidi oleh rakyat. Â
Saya juga memberi solusi bahwa pemerintah harusnya memberikan kompetitor kepada PLN agar ada persaingan usaha sehingga masyarakat bisa memilih mana layanan listrik yang terbaik dan PLN bisa berbenah, dan mencari sumber energi terbarukan yang murah dan bermanfaat seperti tenaga angin, tenaga air laut, tenaga panas bumi dan lain-lain. Â Â
Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) juga berdampak bagi saya dan juga masyarakat kecil. Hilangnya subsidi BBM tentu bagi masyarakat kecil akan berdampak sekali karena mereka membeli harga BBM lebih mahal tetapi mereka sadar bahwa pemerintah sedang memperbaiki sistemnya agar subsidi yang memberatkan APBN perlahan dihilangkan.
Untungnya rakyat Indonesia saat ini terbilang tangguh dan kuat menghadapi permasalahan. Ini terbukti tidak pernah ada yang mengeluh karena harga BBM naik atau mahasiswa yang demo karena mereka sudah mendapatkan sosialisasi bahwa kenaikan harga BBM dikarenakan harga minyak dunia naik dan dicabutnya subsidi BBM yang memberatkan keuangan negara.
Solusinya tentu ada pada rakyatnya sendiri yang harus hemat menggunakan BBM dan mencari bahan bakar atau energi alternatif tanpa dipermasalahkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Karena sumber energi dan bahan bakar alternatif sudah sering diperkenalkan oleh para peneliti, sekolah dan akademisi dan juga masyarakat umum. Â Â
Begitu juga dengan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakan oleh pemerintah. Tetapi sayangnya tidak seimbang dengan pembangunan karakter manusianya sehingga ada ketimpangan dimana pembangunan infrastruktur semakin pesat sementara pembangunan karakternya semakin merosot.
Contohnya kemrosotan moral semakin banyak terlihat di sekeliling dari maraknya penggunaan narkoba, minuman keras atau oplosan, seks bebas, dan lain-lain. Semakin pudarnya rasa sopan santun, saling menghargai, gotong-royong, peduli, musyawarah mufakat dan karakter baik dari bangsa Indonesia.
Mudah-mudahan orang yang sering menghina, menghujat, dan mencaci maki Jokowi dibukakan hatinya bahwa apa yang dilakukannya tersebut tidak dibenarkan oleh agama apapun. Kita tidak boleh saling menghina, saling menghujat dan caci maki orang lain. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H