Walaupun dari beberapa kasus ada yang menggunakan money politik dengan memberikan uang atau istilahnya sodakoh kepada masyarakat tidak mampu tetapi cara ini tidak berarti. Masyarakat mulai cerdas dengan cara menerima pemberian uang atau barangnya, tetapi coblosnya ke calon kuwu yang lain.
Kelima, uang bukan segala-galanya.Banyak yang beranggapan bahwa uang banyak bisa mengalahkan segalanya. Tetapi kenyataanya tidak demikian, ada beberapa calon kuwu yang gagal menjadi kuwu karena uang yang disiapkan tidak tepat sasaran.
Di desa biasanya ada yang namanya kader, kader ini mempunyai peran penghubung antara calon kuwu dan pemilih. Kader yang bertugas mengajak pemilih untuk mencoblos calonnya ada yang berupa iming-iming uang ada juga barang. Tetapi kenyataannya ada beberapa kader yang menguntungkan diri sendiri dengan tidak memberikan uang dan barang kepada calon pemilih tetapi digunakan sendiri. Hanya sebagian kecil saja yang diberikan kepada calon pemilih.
Itulah beberapa ulasan tentang demokrasi pemilihan kuwu di Indramayu yang mungkin bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja yang ingin berkompetisi dalam pemilihan anggota DPRD tingkat II, DPRD tingkat I, DPR Pusat, pemilihan bupati, gubernur, atau bahkan presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H