Kota Bandung terkenal dengan kota kembang, kota wisata, kota kuliner, kota fesyen, dan juga kota pendidikan. Maka tidak heran jika Anda pernah ke Bandung pasti ingin kembali dan datang lagi ke Bandung.Â
Bandung selalu menarik dikunjungi apalagi saat ini, berbagai tempat dibuat semenarik oleh Pemerintahnya apalagi saat ini dipimpin seorang walikota yang mempunyai visi Bandung Smart City untuk menarik pengunjung wisatawan dari lokal maupun manca negara untuk datang ke kota Bandung.Â
Setelah beberapa waktu lalu digelar perhelatan akbar tingkat dunia yakni peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-60. Bandung dihiasi berbagai pernak-pernik menarik di sepanjang jalan, perempatan dan tempat-tempat strategis lainnya.Â
Hari Sabtu lalu saya dan anak saya berkunjung ke Bandung dengan menggunakan kereta api turun di stasiun Bandung yang menjadi salah satu pintu masuk wisatawan ke Kota Bandung.Â
Setelah keluar dari Stasiun kami ingin melihat keindahan alun-alun kota Bandung yang dulunya terlihat kumuh dan rawan terutama pada malam hari. Tapi kini alun-alun Bandung sangat menarik karena di bagian depan mesjid agung Bandung terdapat hamparan rumput sintetis untuk pengunjung santai bersama keluarga dan orang-orang tercinta.Â
Anak-anak pun diizinkan bermain sepakbola di lapangan sintetis tersebut tetapi harus menggunakan bola plastik bukan bola karet. Selain itu di sekitar lapangan ini ditempatkan beberapa petugas berbaju hansip yang memberi informasi dan mengingatkan pengunjung jika ada beberapa peraturan yang tidak dipatuhi oleh pengunjung. Â
Setelah puas mengelilingi alun-alun kota Bandung kami pun beranjak ke Gedung Merdeka tempat dimana Konferensi Asia Afrika tahun 1955 berlangsung. Disini kita bisa belajar mengenai sejarah Konferensi Asia Afrika melalui museum Asia Afrika yang dibuka secara gratis.
Disini Anda bisa menikmati berbagai benda dan gambar menarik seputar perhelatan konferensi Asia Afrika seperti lampu dan kamera yang digunakan pada saat konferensi Asia Afrika, gambar-gambar pemimpin negara-negara Asia Afrika yang mengikuti konferensi Asia Afrika dan alat peraga interaktif lainnya.Â
Setelah puas melihat-lihat benda dan gambar-gambar sejarah Konferensi Asia Afrika coba masuk ke ruang Auditorium yang di dalamnya dijadikan tempat pemutaran sejarah Konferensi Asia Afrika dan komentar pelaku sejarah pada saat itu.Â
Selepas melihat pemutaran video sejarah Konferensi Asia Afrika dan komentar pelaku sejarah pada saat itu, kami diajak oleh guide untuk melihat langsung tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 lalu. Pemandu menjelaskan bahwa semua kursi yang ada saat ini masih asli semuanya. Di antaranya Anda bisa duduk dikursi tempat para pemimpin dunia pada saat itu. Â
Puas merasakan tempat konferensi Asia Afrika 1955 lalu kami berdua beranjak untuk melihat dari dekat tempat penjara Sukarno pada saat dibui oleh Belanda di Penjara Banceuy Bandung. Lokasinya tidak begitu jauh dari Museum Konferensi Asia Afrika tepatnya berada di sekitar Ruko Banceuy.
Tapi sayang ketika kami berdua berkunjung kesana tidak ada seorang petugas pun ada di lokasi tersebut. Kami hanya bisa melihat dari luar mengenai peninggalan bersejarah tersebut. Sebelumnya tempat ini hanya ruko-ruko saja, tetapi sekarang dirombak menjadi sebuah tempat bersejarah.Â
Bandung dulu sewaktu saya kuliah dan sekarang sangat berbeda jauh. Bandung saat ini sangat menarik untuk dikunjungi. Rasanya tidak cukup hanya beberapa jam saja di Bandung, ingin rasanya berlama-lama di Bandung dan mengeksplor lebih lama dan lebih luas lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H