Mohon tunggu...
Didit SuryoTri
Didit SuryoTri Mohon Tunggu... Freelancer - Pecinta Sepak Bola dan Penikmat Dua Gelas Es Teh

Pecinta Sepak Bola dan Penikmat Dua Gelas Es Teh

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masyarakat Ekonomi ASEAN: Siapa Mendapat Apa?

27 Juli 2020   10:40 Diperbarui: 27 Juli 2020   11:45 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kondisi yang tidak berubah ini, bahkan hanya akan semakin mendekatkan negara Indonesia pada dampak negatif pasar bebas, dimana negara kita akan rentan terhadap krisis ekonomi, kemiskinan yang justru meningkat dan ketimpangan sosial ekonomi yang semakin lebar. Tidak ada keuntungan yang dapat diambil oleh masyarakat menengah ke bawah dengan penerapan MEA. 

Saya kira, teori Robert Gilpin tentang "trickle down effect" di mana dengan pemberlakuan pasar bebas lapisan masyarakat paling bawah juga akan mendapat manfaatnya dengan rembesan ke bawah kesejahteraan oleh masyarakat kapital, tidak menemukan fakta dan realitanya. 

Kita bayangkan saja, semakin besar keuntungan yang didapatkan oleh seseorang semakin besar pula keinginan orang tersebut untuk melindungi dan mempertahankan keuntungan tersebut, bukan malah semakin besar pula untuk berbagi (share), peduli (care) dan menciptakan kondisi persaingan yang adil (fair). 

Maka, kita menemukan realita bahwa pasar bebas bukan merupakan solusi mengentaskan kemiskinan atau mengurangi kesenjanggan. Pasar bebas merupakan kepentingan para pemilik modal besar dan negara-negara maju untuk kepentingan kapitalisasi perekonomian di seluruh dunia.

Jelas penerapan MEA pada 2016 dan seterusnya ini, bukanlah merupakan kepentingan masyarakat, dan masyarakat tidak mendapatkan keuntungan yang besar yang bisa mensejahterakan bersama. MEA hanya menciptakan "orang-orang kalah" baru pada sebagian masyarakat. Lalu, beranikah kita masyarakat (bukan pemerintah) untuk keluar dari MEA? Sebagaimana Brexit di Eropa? Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun