Tahukah kamu, dilansir dari situs katadata, tingkat inflasi Indonesia di bulan Maret 2024 adalah 3,05 persen. Nilai ini lebih tinggi dari inflasi di bulan November 2023 sebesar 2,86 persen. Kejadian ini semakin membuktikan eksistensi dampak inflasi pada kehidupan sehari-hari.
Inflasi sudah sering dibicarakan oleh orang-orang baik itu dari pakar ekonomi maupun masyarakat awam. Setiap masyarakat memiliki pandangan berbeda mengenai dampak inflasi. Namun, ada juga masyarakat yang masih belum tahu tentang inflasi itu seperti apa.
Seputar Pengertian Inflasi
Dilansir dari situs bi.go.id, inflasi adalah meningkatnya harga barang dan jasa secara luas dan terus menerus dalam periode waktu tertentu. Naiknya harga satu atau dua jenis barang maupun jasa belum dapat disebut sebagai inflasi. Namun, jika harga yang naik terdapat di lebih dari dua jenis barang atau jasa maka sudah bisa disebut inflasi.
Dikutip dari situs ruangguru,com, berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi digolongkan menjadi 4 tingkat, yaitu :
Inflasi ringan
Nilai inflasi yang persentasenya di bawah 10 persen per tahun. Keadaan inflasi ini tidak begitu mengganggu perekonomian.
Inflasi sedang
Nilai inflasi yang berkisar 10 persen hingga 30 persen per tahun. Nilai ini bisa mengganggu kesejahteraan masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap.
Inflasi berat
Nilai inflasi yang persentasenya berkisar 30 persen hingga 100 persen per tahun. Harga barang-barang melonjak tajam dan suku bunga kecil sehingga menyebabkan masyarakat enggan menabung.
Inflasi sangat berat
Nilai inflasi yang melebihi 100 persen per tahun. Negara mengalami krisis ekonomi yang parah dan kegiatan perekonomian lumpuh total. Dilansir dari situs katadata, Zimbabwe, Lebanon, Venezuela, Suriah dan Sudan adalah negara-negara yang pernah alami inflasi sangat berat.
Keempat tingkat inflasi di atas bisa terjadi karena ada penyebabnya. Nah, penyebab inflasi apa saja ? coba kamu simak di bawah ini !
Penyebab Inflasi Terjadi
Dilansir dari lama cnnindonesia.com, ada 5 penyebab inflasi, diantaranya :
Permintaan total barang atau jasa meningkat melebihi penawarannya (demand pull inflation).
Biaya produksi meningkat karena berlebihnya jumlah penawaran (cost push inflation).
Jumlah uang yang beredar di masyarakat meningkat (money in circulation).
Inflasi dari luar negeri (imported inflation).
Inflasi dari dalam negeri  karena adanya defisit anggaran pada pemerintah.
Jenis dampak inflasi
Memang tidak bisa kamu abaikan bahwa inflasi sangat berdampak di kehidupan. Ada dua jenis dampak inflasi. Dampak negatif inflasi dan dampak positif inflasi.
Nah, apa saja contoh-contoh dari dua jenis dampak inflasi di atas ? Penasaran ? kamu simak saja uraian-uraiannya di bawah ini !
1. Dampak negatif  inflasi
Dikutip dari laman kompas.com, 5 contoh dampak negatif inflasi diantaranya :
Daya beli menurun
Saat harga barang melonjak naik, dengan mengeluarkan uang yang sama menyebabkan jumlah barang yang dibeli lebih sedikit. Kondisi ini sangat merugikan bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap atau hanya punya satu sumber pendapatan saja.
Ekonomi tidak pasti
Ketidakpastian ekonomi karena inflasi yang berat dapat mengganggu aktivitas bisnis dan investasi. Sehingga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Alokasi sumber daya alam berubah-ubah
Adanya inflasi menyebabkan distorsi anggaran alokasi untuk sumber daya. Hal tersebut karena perubahan harga relatif barang atau jasa, demi menghemat pengeluaran terpaksa membeli barang yang tidak sesuai prioritas.
Naiknya suku bunga
Suku bunga dinaikkan untuk mengendalikan inflasi. Di satu sisi hal ini dapat meningkatkan biaya pinjaman oleh debitur (peminjam). Akibatnya investasi dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Nilai aset berkurang
Inflasi menyebabkan penurunan nilai dari aset finansial contoh tabungan, obligasi dan saham karena adanya penurunan nilai uang. Akibatnya investor takut merugi.
2. Dampak positif inflasi
Dikutip dari laman ocbc.id, 3 contoh dampak positif inflasi diantaranya :
Penurunan nilai uang saat inflasi menyebabkan penurunan jumlah pinjaman atau hutang bagi debitur (peminjam). Namun hal ini akan berlaku jika tingkat inflasinya ringan dan sedang.
saat inflasi, masyarakat lebih fokus membeli barang kebutuhan pokok dan peralatan rumah tangga. Walaupun harganya mahal dan barang yang didapat sedikit tetapi hal itu tidak masalah. Ini menguntungkan bagi pengusaha yang produknya selalu dicari konsumen.
Ketika inflasi ringan melanda suatu negara, harga barang dalam negeri lebih mahal, maka pemerintah akan cenderung memperkuat kerjasama dengan pemerintahan asing. Sehingga barang impor dipermudah masuknya.
Cara mengatasi Dampak  InflasiÂ
Dilansir dari laman tirto.id, ada 3 kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam mengatasi inflasi. Kebijakan-kebijakan tersebut berisi berbagai program tentang cara mengatasi inflasi diantaranya :
1. Kebijakan fiskal
Ada 3 program yang diberlakukan diantaranya :Tax amnesty, pajak dikurangi atau ditiadakan dalam periode waktu tertentu.
Relaksasi pajak, kewajiban perpajakan dibuat longgar (fleksibel).
Tax holiday, insentif pajak diberlakukan.
2. Kebijakan moneter
Pemerintah membuat 5 program pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat diantaranya :
Politik diskonto : harga barang diturunkan, suku bunga acuan ditingkatkan atau diturunkan, jumlah uang di bank ditingkatkan dan surat berharga dirilis.
Politik pasar terbuka : surat berharga aktif diperjual belikan dengan tingkat suku bunga tertentu. Contoh surat berharga meliputi sertifikat bank Indonesia, surat berharga pasar uang dan surat berharga negara.
Politik cadangan kas : membatasi jumlah pemilik kartu kredit dengan limit besar dan membatasi penggunaan limit dalam waktu tertentu.
Kebijakan kredit selektif : membatasi jumlah penghasilan per bulan bagi pengguna kartu kredit. Selain itu, untuk memperoleh jumlah pendapatan bulanan yang tinggi, maka limitnya harus tinggi pula.
Kebijakan dorongan modal : Bank sentral memberi pengumuman maupun edaran kepada bank umum serta pelaku keuangan dalam menahan atau melepaskan pinjaman dan tabungan.
3. kebijakan non fiskal dan non moneter
Pemerintah menekan laju inflasi tanpa mengganggu jumlah peredaran uang di masyarakat dan pendapatan maupun pengeluaran negara. Dilansir dari laman cnnindonesia.com, berikut contoh program yang dilaksanakan :
Menetapkan harga maksimum
Adanya cara ini, pemerintah berharap daya beli meningkat dan bisa membatasi akses tengkulak yang sering mempermainkan harga.
Mengawasi distribusi barang
Ketersediaan suatu barang bergantung pada distribusinya. Distribusi yang bagus bergantung pada operator supply chain dalam memahami permintaan dan penawaran barang.Â
Meningkatkan hasil produksi
Permintaan barang yang meningkat harus didukung peningkatan produksi. Banyaknya barang yang diproduksi sesuai permintaan, maka keuntungan yang didapat semakin banyak juga. Banyaknya barang yang terjual juga bisa meningkatkan perputaran uang.Â
Masuknya barang impor dipermudah
Niat pemerintah melakukan cara ini supaya mendapatkan pemasukan lewat pajak barang impor. Walaupun, barang impor dipermudah masuk namun kita tetap memprioritaskan membeli barang produksi lokal.
Menstabilkan pendapatan masyarakat
Masyarakat sangat disarankan memiliki lebih dari satu sumber keuangan supaya pendapatan lebih stabil. Mempunyai dana darurat berfungsi sebagai penyelamat keuangan saat hal-hal di luar kendali terjadi.
Program-program dalam 3 kebijakan di atas diharapkan dapat meminimalisir dampak inflasi pada kehidupan sehari-hari yang negatif. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan baru bagi kamu yang membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H