Awal mula Bank Sampah Lintas Generasi Kaum berlokasi di KTH 1 beralamat di RT 01/RW 03 sebelum pindah lokasi ke KTH 2 di RT 10/ RW 03. Sesuai perkembangan zaman serta masuknya sponsor PT Antam tbk UBPP Logam Mulia, sekarang Bank Sampah LGK berganti nama menjadi Bank Sampah Pintar LGK dan beralamat di RT 06/RW 03.
Program Sedekah Sampah.
Program Bank Sampah paling fenomenal adalah adanya program sedekah sampah. Sedekah sampah digagas pertama kali oleh Yusuf Fahrudin.
Sedekah sampah adalah program pertama kali dari Bank Sampah LGK dalam rangka mengurangi sampah utamanya sampah plastik dimana  kepada masyarakat dihimbau untuk menyedekahkan sampah sampah plastik nya kepada Bank Sampah LGK.
Untuk memudahkan masyarakat menyedekahkan sampah, terutama warga diluar nasabah bank sampah LGK,  maka setiap sudut wilayah RW 03 disediakan keranjang keranjang sampah untuk mengepul sampah plastik. Secara reguler sampah plastik yang terkumpul dalam keranjang sampah  akan diambil oleh petugas kemudian disetorkan atas nama petugas ke Bank Sampah.
Keranjang keranjang sampah dengan rangka  baja ringan, ukuran tinggi 1,8 meter dan lebar 0.8 meter serta ditutup kanan kirinya menggunakan ram kawat agar isi didalamnya bisa terlihat dari luar, biaya pembuatan nya dilakukan secara swadaya
Baik desain maupun yang membuat keranjang sampah awal awal nya  dikerjakan oleh Yusuf Fahrudin. Setelah ada sponsor melalui dana CSR, keranjang sampah akhir nya dibuat oleh PT Antam tbk UBPP Logam Mulia. Keranjang sampah  ditempatkan minimal satu keranjang untuk satu rukun warga ( RT).
Sedekah sampah, desain dan pembuat keranjang sampah serta pengelolaan bank sampah dalam rangka mengurangi sampah anorganik plastik bisa dikatakan tokoh utama nya adalah Yusuf Fahrudin.
Seiring berjalan nya waktu serta antusias masyarakat terhadap kehadiran Bank Sampah , Yusuf Fahrudin dengan kawan kawan merancang bukan hanya sampah anorganik plastik saja yang dikelola, Â melainkan ingin mengelola sampah organik dari rumah tangga nasabah bank sampah LGK.
Perlu diketahui sampah anorganik seperti plastik, kertas dan besi sedikit lebih mudah mengelola nya, dibandingkan dengan sampah organik yang berasal dari rumah tangga, disamping volumenya lebih besar, juga pengelolaan nya tidak semudah mengelola sampah plastik.
Budidaya MagotÂ
Salah satu cara mengelola sampah organik hasil rumah tangga  melalui biodiversitas sampah,  di samping melalui proses pengomposan atau pembusukan secara alami.
 Alternatif pengurangan sampah melalui biodiversitas di Bank Sampah LGK dengan metode budidaya magot. Untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan Budi daya Magot maka tahun 2018 Yudi dan Yusuf Fahrudin diutus oleh Bank Sampah LGK untuk belajar magot di tempat budidaya magot yang berada di Kelurahan Mandalawangi, Bandung atas bimbingan Paguyuban Penggiat Magot (PPM) Nusantara.