Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kecantikan Perempuan Suku Baduy, Suatu Kenangan Wisata Alam dan Budaya Suku Baduy

11 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 11 Januari 2025   21:12 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Rumah Adat Sulah Nyanda adalah tempat tinggal tradisional yang ditempati oleh Suku Baduy. Nama Sulah Nyanda sendiri terinspirasi oleh bentuk atap rumah adat ini, yang mirip dengan posisi perempuan yang baru saja melahirkan, yaitu tidak tegak lurus dan bersandar.

Di Rumah Adat Sulah Nyanda milik Kang Asmun ayah didi bersama temen temen menikmati buah  Duren asli tanaman Suku Baduy, sambil ngobrol mendiskusikan tentang masa depan organisasi guru PPPK pimpinan Ade Bukhori.

Seperti biasa Dudung Abdul Qodir lah yang paling banyak menyantap buah Duren , sedangkan ayah didi karena faktor usia lebih berhati hati untuk sekedar mencoba rasa duren  saja. Rasa duren yang lezat manis dan beraroma khas membuat kenangan tersendiri bagi temen temen dan ayah didi. Hal ini bisa dibuktikan karena duren yang dijual kang Asmun diborong seluruhnya oleh Kiyai Waseh, untuk dibawa ke Jakarta sebagai oleh oleh.

Kang Asmun sendiri merupakan bagian dari masyarakat Baduy luar yang beberapa waktu lalu dibina langsung dalam bidang UMKM oleh Kiai Waseh, saat Kiai Waseh menjadi pejabat di salah satu Dinas di  Kabupaten Lebak .

Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar 

Suku Baduy sendiri terbagi menjadi suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar . Suku Baduy Luar seperti Kang Asmun secara tradisi dan norma telah dipengaruhi oleh budaya modern. Ketua adat atau biasa disebut Jaro sudah membolehkan warga nya untuk mempergunakan alat elektronik maupun produk buatan pabrik, berbeda dengan Suku Baduy Dalam yang belum diperbolehkan oleh Puun atau ketua Adat nya untuk mengenal listrik dan barang barang buatan pabrik. Suku Baduy Dalam tidak mengenal adanya perubahan sedikitpun berbeda dengan Suku Baduy Luar yang sudah banyak mengalami perubahan.

Sesuai dengan namanya Suku Baduy Luar terletak di bagian luar dan lebih banyak jumlah warganya serta mendiami daerah Keduketuk, Cikaju, Gajeboh, Kadu kolot,Cisagu.  Sedang kan Suku Baduy Dalam mendiami hutan bagian dalam ke arah selatan tersebar di Cibeo, Cikeusik dan Cikartawana. Tidak semua pengunjung atau wisatawan dapat sampai ke pemukiman Suku Baduy Dalam di pedalaman hutan ke arah selatan, karena jarak tempuh dan medan perjalanan yang tidak mudah, di butuhkan perjalanan lebih kurang 4 jam jalan kaki bisa sampai ke pemukiman Suku Baduy Dalam.

Untuk membedakan kedua Suku Baduy dilihat dari warna pakaiannya yang dikenakan sehari hari, Suku Baduy Luar berpakaian warna hitam dengan bawahan warna hitam atau biru, sedangkan Suku Baduy Dalam warna pakaiannya Putih Untuk atasan dan hitam untuk bawahan. Sudah dipastikan warga Suku Baduy Dalam kemana mana  tidak menggunakan alas kaki seperti sandal.

Santap Nasi Ngaliwet


Sepulang pesta Duren di rumah Kang Asmun di wilayah Suku Baduy Luar,  ayah didi dan temen temen bersama rombongan guru PPPK mampir di rumah kediaman Kiai Waseh di Cipanas untuk santap nasi diwaktu malam. Rupanya istri tercinta Kiai Waseh sudah mempersiapkan segalanya untuk menyambut tamu istimewa nya dengan makan malam ala Kampung Cipanas yaitu Ngaliwet. Tradisi Ngaliwet merupakan bentuk penghargaan kepada tamu dalam bentuk menyediakan makanan. Ngaliwet adalah masakan yang terbuat dari nasi dengan bumbunya yang dicampur saat memasak kemudian disajikan dalam bentuk digelar di atas daun pisang kemudian makan bersama sama. Lauk ikan asin dan lalap jengkol dan petai merupakan ciri khas makan Ngaliwet, ayam goreng, tahu tempe dan bebek bakar yang disajikan tuan rumah malam itu hanya sebagai menu tambahan.

Bagaimana Perasaan Abah Ali setelah Makan dengan Menu  Ngaliwet?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun