Menjelang pergantian pemerintahan dengan dilantik nya Presiden baru tanggal 20 Oktober 2024 serta gonjang ganjing program pemerintah dalam fungsi pendidikan, khususnya masalah anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD.
Sepanjang ingatan Ayah didi ingin berbagi pengetahuan tentang perjalanan ditetapkan nya anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD. Sebagai salah satu orang yang terlibat dalam hal tersebut ayah didi ingin berbagi pengetahuan melalui tulisan ini secara bersambung.
Bila ada yang kurang mohon dilengkapi, maklum kejadian ini berlangsung setelah 25 tahun lalu.
Pendahuluan
Masa orde Baru kehidupan guru tidak dalam keadaan baik baik saja, gaji kecil, perlindungan kurang apalagi jaminan sosial.
Pasca reformasi guru guru bergeliat untuk memperbaiki nasibnya. Suasana reformasi ini dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki keadaan melalui gerakan parlemen dan parlemen jalanan.
Baik melalui parlemen Senayan maupun parlemen jalanan dilakukan oleh guru bersama organisasi PGRI semuanya  bermuara dalam rangka perbaikan kesejahteraan guru khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Suasana reformasi masih terus berlanjut setelah tumbangnya rezim orde Baru.Tidak ketinggalan juga dengan guru melalui organisasi PGRI, melakukan reformasi di segala bidang.
Salah satu jiwa semangat reformasi yang melekat pada sosok guru adalah adanya gelombang aksi demo yang dilakukan oleh guru melalui organisasi PGRI pimpinan Mohammad Surya.
Awal bulan April tahun 2000 guru guru anggota PGRI dari daerah terlibat aksi demo ke Jakarta, secara bergiliran mulai dari PGRI Provinsi Jatim, Jateng ,Jabar dan Banten serta DKI.
Puncaknya aksi demo pada, tanggal 18-19 April 2000, Muhamad Surya sebagai Ketua Umum PB PGRI menjadi komandan bersama guru guru PGRI provinsi DKI, Jabar dan Banten aksi demo di pusatkan  depan istana negara.