Setelah menyerahkan sandal di tempat penitipan, kemudian menuju tempat wudhu. Selesai ambil wudhu bergegas naik ke lantai dua, karena muadzin sudah siap siap mengumandangkan adzan Jum'at, setelah terdengar suara ditabuh nya bedug.
Ayah didi mengambil tempat duduk didalam masjid termegah se Asia Tenggara itu, berderet dengan  Keanu, Bagas dan Fatih, persis berhadapan langsung dengan mimbar khatib bila ditarik garis lurus secara langsung.
Waktu adzan pukul, 11.45 WIB dengan Muadzin 1 Ilham Mahmuddin, Muadzin 2, Ahmad Achwani, sedangkan Imam sholat adalah Husni Ismail.
Khatib Zulva Mustofa dalam khutbahnya dengan tema memahami tradisi silaturahmi bulan Syawal di Indonesia.
Seperti biasa khatib mengawali khutbahnya dengan berwasiat kepada diri sendiri nya secara pribadi dan para jemaah secara umum untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga keimanan dan ketaqwaan yang tertanam dalam diri kita bisa melahirkan konsistensi untuk senantiasa meningkatkan amal kebaikan, baik yang bersifat individual maupun sosial saat kapan pun dan  dimana pun berada.
Inti khutbah Jum'at menukil hadist riwayat HR Tarmidzi yang sempat ayah didi ingat adalah orang orang yang mendapati bulan Ramadhan, tetapi dosa dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT, orang orang ini menurut Nabi dianggap merugi dalam hidupnya.
Berdasarkan hadist tersebut, kaum Muslimin meyakini bahwa siapapun yang mendapat kan bulan suci Ramadhan dan dikaruniai Taufik oleh Allah SWT untuk melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah didalamnya,maka orang tersebut merupakan orang yang dikaruniai pengampunan dosa oleh Allah SWT.
Untuk menggenapkan dan melengkapi serta menyempurnakan dosa dari Allah SW, setelah Ramadhan berakhir, pada umumnya umat muslim melakukan silaturahmi diantara mereka dengan tujuan saling memaafkan.
Selanjutnya khatib menyebut bahwa ada nya  keragaman bangsa Indonesia merupakan berkah tersendiri dibanding dengan bangsa lain, hanya di Indonesia terdapat tradisi silaturahmi yang dasarnya adalah spirit keislaman. Walaupun tradisi silaturahmi beragam dan berbeda namanya tetapi tetap intinya adalah silaturahmi.Â
Ada yang menyebut Syawalan, ada yang menyebut lebaran ada tradisi nyakar di lombok, terater di Madura, tradisi bacaan dan lainnya . Makna nya itu tetap, adalah silaturahmi, silaturahmi dengan saling berkunjung, mengantar makanan, saling bertamu, itu semua hanya ada di Indonesia. Kata populer secara berlaku umum silaturahmi disebut dengan istilah Halal bihalal.