Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memahami Tradisi Silaturahmi Bulan Syawal di Indonesia

19 April 2024   21:36 Diperbarui: 19 April 2024   21:44 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami bertiga sumber gambar dokumen pribadi 

Memahami Tradisi Silaturahmi Bulan Syawal di Indonesia.

Tema khutbah Jum'at di masjid termegah se Asia Tenggara Istiqlal, Jum'at,10 Syawal 1445 H.

Punya banyak ponakan dengan beragam keahlian , latarbelakang dan ketrampilan, ada yang menekuni bidang peternakan, pertanian,  usaha dagang hingga ada yang bercita cita menjadi ustadz dan ustadzah. Ada dua ponakan laki dan perempuan  yang menekuni pelajaran Tahfiz Al Qur'an. Berdua kakak beradik bercita cita ingin  menjadi ustadz dan ustadzah. laki laki bernama Fatih sedang belajar nyantri di salah satu pesantren di daerah Cileungsi Bogor. Satunya lagi yang perempuan Kesya sedang belajar nyantri di salah satu pesantren besar di Cipining Bogor.

Keduanya putri pertama dan putra kedua keluarga Aries dengan Susi, Aries adalah adik bungsu ayah didi.

Fatih panggilan ponakan ku itu saat ini  sedang belajar Tahfids di pesantren Al Mughni  Cileungsi, lebaran tahun ini libur, pulang ke rumah. Jumat 19 April 2024 bertepatan dengan 10 Syawal 1445 H, pergi jumatan bersama Keanu, Bagas dan ayah didi ke Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat.

Ayah didi sumber gambar dokumen pribadi 
Ayah didi sumber gambar dokumen pribadi 


Sejak Ramadhan di sepuluh hari terakhir yang lalu, anak dan cucu selalu pergi Itiqab ke masjid dengan selalu berganti ganti masjid. Suatu saat  ada yang mengusulkan Itiqabnya ke masjid Istiqlal. Sayang hingga Ramadhan berakhir keinginan pergi ke masjid Istiqlal belum juga  kesampaian,  baru setelah 10 hari lebaran lewat bisa pergi ke masjid Istiqlal, untuk melaksanakan sholat Jumat.

Tepat pukul sepuluh pagi kami berempat, dari rumah ayah didi di Jatinegara kaum berangkat menuju Masjid Istiqlal di Gambir, maklum kondisi perjalanan di Jakarta belum bisa diprediksi, oleh sebab itu berancang-ancang berangkat lebih awal. Sepuluh menit sebelum adzan Jum'at berkumandang kami sudah sampai di tempat, kemudian memarkir kendaraan tidak sampai lima menit. 

Parkir kendaraan yang mudah, karena pengelolaan parkir yang modern mengikuti zaman  now, area  parkir luas, ada dua basement, yang salah satu bagian sudut  basement nya berhubungan dengan lahan parkir Gereja Katolik Katedral diseberang nya, melalui terowongan dibawah tanah.

Kebetulan ayah didi dapat posisi tempat parkir persis di depan pintu masuk yang akses nya mudah ke pelataran Masjid. Melalui satu kawasan food state dan kawasan pedagang souvernir kami berempat beriringan sambil melewati ibu ibu yang sedang makan dan  minum  serta membeli  souvernir.

Khatib Jum'at sumber gambar dokumen pribadi 
Khatib Jum'at sumber gambar dokumen pribadi 

Setelah menyerahkan sandal di tempat penitipan, kemudian menuju tempat wudhu. Selesai ambil wudhu bergegas naik ke lantai dua, karena muadzin sudah siap siap mengumandangkan adzan Jum'at, setelah terdengar suara ditabuh nya bedug.

Ayah didi mengambil tempat duduk didalam masjid termegah se Asia Tenggara itu, berderet dengan  Keanu, Bagas dan Fatih, persis berhadapan langsung dengan mimbar khatib bila ditarik garis lurus secara langsung.

Waktu adzan pukul, 11.45 WIB dengan Muadzin 1 Ilham Mahmuddin, Muadzin 2, Ahmad Achwani, sedangkan Imam sholat adalah Husni Ismail.

Khatib Zulva Mustofa dalam khutbahnya dengan tema memahami tradisi silaturahmi bulan Syawal di Indonesia.

Seperti biasa khatib mengawali khutbahnya dengan berwasiat kepada diri sendiri nya secara pribadi dan para jemaah secara umum untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, sehingga keimanan dan ketaqwaan yang tertanam dalam diri kita bisa melahirkan konsistensi untuk senantiasa meningkatkan amal kebaikan, baik yang bersifat individual maupun sosial saat kapan pun dan  dimana pun berada.

Inti khutbah Jum'at menukil hadist riwayat HR Tarmidzi yang sempat ayah didi ingat adalah orang orang yang mendapati bulan Ramadhan, tetapi dosa dosanya tidak diampuni oleh Allah SWT, orang orang ini menurut Nabi dianggap merugi dalam hidupnya.

Jemaah masjid sumber gambar dokumen pribadi 
Jemaah masjid sumber gambar dokumen pribadi 


Berdasarkan hadist tersebut, kaum Muslimin meyakini bahwa siapapun yang mendapat kan bulan suci Ramadhan dan dikaruniai Taufik oleh Allah SWT untuk melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah didalamnya,maka orang tersebut merupakan orang yang dikaruniai pengampunan dosa oleh Allah SWT.

Untuk menggenapkan dan melengkapi serta menyempurnakan dosa dari Allah SW, setelah Ramadhan berakhir, pada umumnya umat muslim melakukan silaturahmi diantara mereka dengan tujuan saling memaafkan.

Selanjutnya khatib menyebut bahwa ada nya  keragaman bangsa Indonesia merupakan berkah tersendiri dibanding dengan bangsa lain, hanya di Indonesia terdapat tradisi silaturahmi yang dasarnya adalah spirit keislaman. Walaupun tradisi silaturahmi beragam dan berbeda namanya tetapi tetap intinya adalah silaturahmi. 

Ada yang menyebut Syawalan, ada yang menyebut lebaran ada tradisi nyakar di lombok, terater di Madura, tradisi bacaan dan lainnya . Makna nya itu tetap, adalah silaturahmi, silaturahmi dengan saling berkunjung, mengantar makanan, saling bertamu, itu semua hanya ada di Indonesia. Kata populer secara berlaku umum silaturahmi disebut dengan istilah Halal bihalal.

Setelah itu khatib membacakan khutbah kedua kemudian ditutup dengan doa. Rangkaian kegiatan sholat Jumat kemudian diakhiri sholat berjamaah dua rakaat dengan Imam Husni Ismail.

Seperti biasanya sehabis sholat, Bagas cucuku merancang untuk makan diwaktu siang. Diurutlah oleh Bagas daftar nama makanan yang dipilih bersama Keanu dan Fatih, akhirnya jatuh lah tempat  makan di waktu siangnya di Rumah Makan Sederhana dengan menu masakan Padang. Setelah disepakati rencana makan di waktu siangnya menu masakan Padang kemudian ayah didi tanya, apa alasan memilih masakan Padang? Bertiga jawab kompak, ada menu ayam goreng POP dan bisa kenyang.

Menurut sudah dihidangkan sumber gambar dokumen pribadi 
Menurut sudah dihidangkan sumber gambar dokumen pribadi 


Setelah tiba di rumah makan Padang kemudian ayah didi memarkirkan mobil, tetapi Ketiga anak sudah lari terlebih dahulu untuk mengambil mengambil posisi. Di pilihlah posisi meja di ruang AC. Tanpa dikomando pelayan sudah langsung menghidang segala jenis menu masakan terutama ayam goreng POP.

Bahagia nya kami berempat karena makan lahap setelah menyantap beberapa potong ayam dari berbagai jenis masakan, ayam  POP, rendang ayam hingga ayam panggang. Maklum masakan yang terbuat bahan dari ayam sangat disukai cucuku dan ponakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun