Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tulisan Shubuh, ke 7. Pohon Kamboja Keramat

23 Januari 2024   22:30 Diperbarui: 4 Mei 2024   23:27 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Masjid Jami Assalafiyah
Bagian 1

Pohon Kamboja Berbentuk Kepala Ular
Part 7

Obrolan temen temen Ustadz Sahrul di KTH 5 sejak habis pulang Jumatan masih tetap berlanjut hingga menjelang Magrib.

Setelah si Abang orang Madura duduk termangu dengan kepala ditundukkan, tetap belum bersedia melanjutkan cerita Pohon Kamboja Berbentuk Kepala Ular, walaupun Bule terus nyrocos bertanya kepada si Abang Madura tentang pohon Kamboja yang tumbuh meliuk menyamping dengan ujung batang tampak seperti kepala ular itu.

Terlihat si Abang males untuk melanjutkan cerita tentang pohon Kamboja tua, sepertinya ada sesuatu yang tidak bisa  diungkap tentang mistis nya pohon Kamboja tua itu.

Temen temen Ustadz Sahrul sedari awal ngobrol tentang pohon Kamboja keramat tambah  penasaran setelah si Abang enggan melanjutkan ceritanya.

Sesaat suasana obrolan terasa hening, terasa hambar hanya beberapa kepulan asap rokok terlihat, itupun kepulan asap rokok yang sudah menipis, berbeda saat  waktu  siang awal ngobrol, suasana diselimuti oleh asap tebal dari kepulan rokok, mungkin karena persediaan rokok tinggal beberapa batang itupun jenis mild saja yang masih tersisa.

Suasana makin terasa dingin dan hambar setelah si Abang tetap belum mau melanjutkan cerita nya, walaupun Bule terus menerus mendesak bertanya, memohon penjelasan tentang pohon Kamboja keramat kepada si Abang, tetapi tetap tidak dijawab oleh si Abang.

Seketika Suara Kakek tua pelan memecah kebuntuan obrolan temen temen Ustadz Sahrul, dengan  mengajukan pertanyaan kepada si Abang.

"Abang sudah lama tinggal di Jatinegara kaum?"  Celetuk suara si Kakek tua pelan, mengajukan pertanyaan kepada si Abang.

Pertanyaan Kakek tua tidak langsung dijawab oleh si Abang ,termasuk oleh peserta obrolan temen temen Ustadz Sahrul. Padahal jelas pertanyaan itu ditujukan kepada si Abang orang Madura , tetapi tetap belum dijawabnya.

Bule yang sedari tadi rada kesel terhadap si Abang karena pertanyaan nya tidak dijawab,ikut nyletuk.

"Tuh pertanyaan Kakek dijawab"  sambil  sedikit teriak Bule mengingatkan kepada si Abang.

"Abang sudah lama tinggal di Jatinegara kaum?" 

Pertanyaan Kakek kepada si Abang diulangi nya lagi, sambil suara nya sedikit ditinggikan.

"Ya, sudah lama" jawab si Abang gelagapan.

 Si Abang kaget, tidak menyangka mendapatkan pertanyaan Kakek secara mendadak.

Kakek tua satu satunya peserta obrolan temen temen Ustadz Sahrul penggiat lingkungan di KTH 5, sedari awal  ngobrol mengikuti secara pasif. 

Kakek tua sejak siang pulang Jumatan ikut nimbrung ngobrol bareng ngalor ngidul, tetapi tetap saja pasif  tidak bersuara.

"Kalau sudah lama tinggal di kaum, berarti tahu dong, cerita tentang pohon Kamboja keramat berkepala Ular itu ?" 

Lanjut pertanyaan Kakek tua ditujukan kepada si Abang, sambil menggeser  memperbaiki posisi duduk nya.

"Ya, sedikit banyak tahu " jawab si Abang sekenanya, ogah ogahan menjawab pertanyaan Kakek tua.

"Kalau Abang tahu tentang pohon Kamboja  keramat  itu, kami ingin tahu cerita nya" 

Kakek melanjutkan permohonan nya kepada si Abang dengan suara sedikit di renadahkan.

Permohonan kakek tua kepada si Abang untuk menceritakan tentang pohon Kamboja keramat seakan akan pertanyaan mewakili temen temen peserta obrolan lainnya.

Walaupun tadinya si Abang enggan melanjutkan cerita tentang pohon Kamboja keramat, akhirnya bersedia melanjutkan ceritanya.

Melanjutkan cerita si Abang, entah karena memang  sudah siap untuk bercerita atau merasa kurang enak karena didesak permintaan oleh si Kakek.

Bercerita lah si Abang tentang pohon Kamboja tua yang dikeramatkan itu, bahwa saat potongan ujung batang pohon Kamboja yang berbentuk seperti kepala ular itu dibersihkan lalu  di letakkan di teras rumah mewah pamannya. Setelah potongan batang kayu Kamboja dijadikan meja hias , selama seminggu berlalu tidak ada kejadian apa apa.

Paman si Abang tergolong masyarakat berada untuk ukuran sesama  komunitas warga Madura. Sejak lama paman si Abang menggeluti usaha jual beli kayu bekas di wilayah Pedongkelan Pulogadung. Lazimnya komunitas warga Madura bila ada kerabat nya yang berhasil dari segi materi,maka ponakan atau keluarga lainnya dari Madura diajak bergabung untuk ikut menjalankan usaha yang sama  di Jakarta. 

Termasuk si Abang ini, sejak lepas sekolah menengah di kampung nya Madura lalu ikut gabung belajar usaha dagang kayu dengan pamannya.

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun