Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Tulisan Shubuh, Kamboja Pohon Keramat

19 Januari 2024   04:45 Diperbarui: 19 Januari 2024   04:56 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi, sumber gambar dokumen pribadi

Temen temen ustadz Sahrul termasuk Kakek tua sedari tadi terlihat menyimak cerita si Abang tentang pohon Kamboja tua yang dikeramatkan dengan tumbuh meliuk menyamping. Hanya Bule yang terlihat kurang percaya terhadap cerita si Abang. Se sekali Bule mengalihkan perhatiannya, memandang pohon petai cina yang ada disamping gubug tempat diskusi dan ngobrol.

"Jadi cerita itu bener apa tidak, dan dimana pohon Kamboja tua yang tumbuh menyamping itu" pertanyaan Bule sedikit berteriak kepada si Abang. " Loe jangan diem dan nunduk" lanjut teriakan Bule ,sambil menggoyang goyangkan tubuh si Abang.

Si Abang tetap diem dan menunduk, tidak mau menjawab pertanyaan sahabatnya yang bernama Bule. Bila dilihat dari raut wajah si Abang yang memerah serta mimik yang bisu dengan sedikit menggigit kedua bibirnya, seperti menahan sesuatu. Kelihatannya si Abang tidak akan menjawab pertanyaan sahabat si Bule itu. 

Seperti nya si Abang belum cukup kuat untuk mengungkapkan cerita almarhum Ayah nya tentang pohon tua Kamboja yang dikeramatkan. Semua yang hadir dalam majlis diskusi obrolan santai terdiam dan termangu setelah melihat  si Abang duduk lesu membisu, seperti sedang ada yang dipikirkan secara serius.

Dalam suasana hening hanya saling memandang memperhatikan si Abang yang diem terpaku,tiba tiba muncul suara dari pojok sebelah kiri Kakek tua duduk. Rupanya  Kodil izin pamit untuk meninggalkan obrolan karena akan menjemput istrinya yang akan pulang kerja. "Ogut cabut dulu ya, mo jemput bokin, balik" seru Kodil sambil ngeloyor keluar gubug tempat ngobrol,menuju kendaraan roda dua berbahan dasar listrik.

Kodil salah seorang temen ustadz Sahrul yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, bekerja hanya serabutan, tetapi diantara temen temen Ustadz Sahrul, Kodil lah yang paling aktif berkegiatan,maka wajar dipercaya oleh teman teman nya diangkat sebagai pimpinan kelompok .

Hidup dengan satu anak serta istri yang sibuk bekerja sekaligus sebagai pimpinan kelompok,Kodil bisa hidup tenang dan menikmati, di tengah tengah kehidupan ibu kota yang serba sibuk dan serba mahal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun