Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Tulisan Shubuh,ke 6.Pohon Keramat

17 Januari 2024   09:25 Diperbarui: 4 Mei 2024   05:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi

Keduanya, antara Usuf dan Utat orang yang paling dekat persahabatan nya, bila kedua nya berjauhan rasa kangen keduanya muncul,tetapi bila keduanya berdekatan duduk satu majlis maka akan rame saling debat saling ejek.

"Pohon pohon besar yang dianggap keramat dan angker bukan hanya ada di kompleks makam Pangeran Jayakarta saja"  cetus Usuf memulai obrolan nya, setelah obrolan jeda sholat Ashar. " Ada di kebon buruk, ada di Lamping ada di Sangiang" tambah Usuf, sambil menyebutkan nama nama tempat pohon yang dianggap keramat di sekitar daerah RW 03 Jatinegara kaum.

" Bukan pohonnya yang angker, lalu dikeramatkan" sela Utat, memotong pembicaraan Usuf. Menurut Utat " masyarakat lah yang menjadikan pohon itu keramat atau tidak, pohon sih biasa biasa saja"  Utat menjelaskan.

Utat termasuk orang yang  sedikit kurang mempercayai tahayul, termasuk mengkeramatkan benda benda. Tidak banyak warga masyarakat RW 03  yang berpendirian seperti Utat, orang yang kurang mempercayai tahayul termasuk mengkeramatkan pohon.

Secara administrasi kewilayahan, warga keturunan Pangeran Jayakarta lebih dominan tinggal di RW 03 kelurahan Jatinegara kaum Kecamatan Pulogadung jakarta timur.  Di wilayah ini ada beberapa situs sejarah yang masih terjaga. Situs Makam Pangeran Jayakarta, Sanghyang,Lamping,Kebon buruk, Situs makam Pangeran Surya, Situs makam Pangeran Sageri dan lain lain. Warga keturunan Pangeran Jayakarta lah yang hingga saat ini menjaga situs situs bersejarah itu.

Obrolan cerita pohon keramat terhenti,setelah Mang Alo menyodorkan beberapa gelas kopi panas yang disertai makanan cemilan berupa singkong goreng. " Hayo ngopi dulu mumpung hanet" seru Mang Alo , " Nih singkong hasil panen tadi pagi,coba saya goreng" tambah Mang Alo sambil menjelaskan gorengan singkong yang disajikan.

Sesuai anjuran Pemerintah saat itu untuk memanfaatkan lahan kosong agar dipergunakan untuk keperluan masyarakat. Ustadz Sahrul bersama temen temen nya memanfaatkan lahan kosong milik DKI itu untuk berkegiatan lingkungan dengan menanam berbagai sayuran termasuk tanam singkong, itulah yang disebut tempat KTH 5.

KTH 5 disamping sebagai tempat budidaya tanaman holtikultura, juga sebagai tempat ngobrol dan diskusi para penggiat lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun