Obrolan diskusi masih berlanjut,di KTH 5 . Diskusi masih sekitaran pertanyaan Sang Kakek tentang Kiara pencekik hubungan nya dengan Lingkungan Hidup?
"Pohon Kiara pencekik itu yang unik adalah akarnya" cetus Usuf menyela, dalam obrolan siang menjelang sore itu. "disebut Unik karena akar pohon Kiara pencekik ada diatas tanah, sedangkan tanaman lain umum nya akar ditanam dalam tanah" Usuf menjelaskan, bak Profesor ahli tanaman.
Di jelaskan oleh Usuf "Artinya umum nya akar pohon disembunyikan dalam tanah, sedangkan akar Kiara dipamerkan. Hal ini kebalikan dengan bunga nya,pohon Kiara bunga nya disembunyikan dalam buahnya sedangkan pohon lain bunga dipamerkan."
Menurut Usuf,Akar Kiara mempunyai akar sulur disamping akar tunggang, akar sulur dan akar tunggang ini akan menjulur dari atas kebawah dimulai semenjak tanaman itu memulai tumbuh dengan menempel di inangnya. "maka akar akan  terlihat jelas dari luar" tambah Usuf.
"Akar sulur dan akar tunggang yang kuat digunakan oleh Kiara pencekik untuk mengambil makanan dengan baik dari udara, dari tanah  maupun nutrisi dari pohon inang yang ditumpangi" demikian Usuf menjelaskan. "Tidak jarang pohon inang yang ditumpangi perlahan lahan akan mati karena nutrisinya diserap dan dicekik oleh pohon Kiara" Usuf  menjelaskan dengan bersemangat.
Usuf adalah salah satu temen Ustadz Sahrul yang hobynya jalan jalan keliling kota, disamping karena hoby jalan jalan,kelebihan lain Usuf dibanding temen temen lainnya adalah, Usuf punya ketrampilan mengendarai kendaraan mobil. Oleh sebab itu Usuf,sering di minta bantuan kerabatnya untuk membawa mobil nya bila hendak jalan jalan bepergian keluar kota. Dari perjalanan jauh ke berbagai  kota itulah, Usuf mendapatkan banyak pengetahuan  tentang pohon Kresek.
Menurut nya, akar tunggang  dan akar sulur yang banyak serta kuat dari pohon Kresek atau Kiara pencekik dapat berfungsi sebagai penyimpan sekaligus penahan air. "Di berbagai daerah pohon Kiara di yakini oleh masyarakat setempat, sebagai pohon keberkahan, karena tanah disekitar pohon tidak pernah kekurangan air" tambah Usuf bersemangat.
"Oleh sebab itu daerah atau tanah dimana ada pohon Kiara pencekik tumbuh, dipastikan akan melimpah dengan air" demikian Usuf menyimpulkan."maka wajar bila pohon Kiara dinyatakan oleh sebagian warga sebagai penyedia air  untuk menjaga lingkungan"
Temen temen ustadz Sahrul yang lain cuek saja mendengar keterangan Usuf panjang lebar menjelaskan tentang hubungan pohon Kresek dengan lingkungan, hanya Kakek tua yang serius memperhatikan kata demi kata yang disampaikan Usuf. Cueknya temen temen ustadz Sahrul ada beberapa kemungkinan, mungkin sudah paham tentang pohon Kresek karena orang orang itu merupakan penggiat lingkungan atau mungkin cuek karena tidak paham penjelasan yang disampaikan Usuf .
Begitu juga temen ustadz Sahrul yang bernama Kodil, jangankan  menanggapi penjelasan Usuf atau menyimak pertanyaan Kakek? Sedari awal ngobrol dan diskusi Kodil  sibuk dengan jarinya memainkan gadget, hanya  sesekali jari jarinya lepas dari layar gadget untuk mengganti rokok filter karena apinya padam.
Obrolan dan diskusi di KTH 5 terus berlanjut walau pertanyaan Kakek tentang pohon Kresek dan hubungan nya dengan lingkungan masih sedikit  keterangan disampaikan oleh Usuf.
Obrolan terhenti sejenak karena tiba tiba datang Mang Alo membawa beberapa  bungkus nasi dengan lauknya untuk makan di waktu siang. Mang Alo membawa bungkusan nasi hasil pemberian dari warung yang berada di KTH 5 secara gratis.Â
Di KTH 5 disamping sebagai tempat budidaya tanaman holtikultura, disitu juga  berdiri tenda warung nasi dengan harga serba 5 000 rupiah, si pemilik warung nasi punya niatan sedekah nasi bungkus diperuntukkan bagi warga yang tidak mampu.
" Silahkan dimakan dulu nasinya mumpung masih hangat" seru Mang Alo dengan logat Sundanya yang kental menyela obrolan temen temen Ustadz Sahrul, mempersilahkan .
Mang Alo sendiri merupakan seorang pendatang dari wilayah Jawa Barat bagian Selatan. Sosok paruh baya ini bergabung di KTH 5 karena mempunyai keahlian sebagai petani tanaman holtikultura,oleh sebab itu Ustadz Sahrul dan temen- temennya mempercayakan Mang Alo untuk mengelola tanaman holtikultura.
Â