Mohon tunggu...
Didi Suprijadi ( Ayah Didi)
Didi Suprijadi ( Ayah Didi) Mohon Tunggu... Guru - Pendidik, pembimbing dan pengajar

Penggiat sosial kemasyarakatan,, pendidik selama 40 tahun . Hoby tentang lingkungan hidup sekaligus penggiat program kampung iklim. Pengurus serikat pekerja guru.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cemburunya Guru terhadap Anggota TNI dan Polri

29 Desember 2023   08:11 Diperbarui: 29 Desember 2023   08:18 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Cemburu nya Guru terhadap Anggota TNI dan Polri.

Oleh Didi Suprijadi
( Aktifis Buruh)

Semoga pak Didi lolos jadi Senator dan dekat dengan Presiden RI bersama Menteri menteri nya. Insyaallah Guru Bahagia, Salam.

Demikian kalimat  penutup kiriman berita dalam aplikasi WhatsApp yang disampaikan oleh sahabatku, Seorang Guru aktifis Perkumpulan Organisasi Muhammadiyah dan aktifis PGRI   di Provinsi Sumatera Barat.

Beliau bercerita tentang kisahnya  sebagai guru mata pelajaran Kimia di salah satu SMA sejak tahun 1985 di kota Padang Sumatera Barat

Sahabat ku itu sedang mengingat masa lalunya, terus membanding
kan antara dirinya dengan profesi lain seperti anggota TNI dan Polri. Membandingkan sistem pendidikan, fasilitas dan kesejahteraan antara Guru, anggota TNI dan Polri.

Kenapa dibandingkan antara dirinya sebagai  guru dengan anggota TNI dan Polri,?

Rupanya shabatku itu saat mahasiswa  dahulu, kuliah di IKIP Padang, saat itu  Rektor nya dijabat oleh Prof Dr Yakub Isman,
Beliau aktif di Resimen Mahasiswa ( Menwa).

Untuk menjadi anggota Menwa beliau melalui beberapa tahapan pendidikan dan latihan. Beliau selama menjalani pendidikan dan latihan mendapatkan berbagai fasilitas.

Latihan Dasar Militer dilalaui nya selama 15 hari, dilanjutkan dengan Kursus Kader Pelaksana ( Suskarak ) selama 30 hari, hingga sampai Kursus Kader Pimpinan ( suskapim) selama 3 bulan bertempat di Salemba Raya Jakarta. Pada tahun 1980.

"Saya Cemburu", beliau mengungkapkan.

Saat mulai diterima anggota Menwa dan ikut pendidikan, langsung dapat fasilitas, berupa Pakaian Dinas Lapangan ( PDL),  Pakaian Dinas Harian ( PDH) lengkap Baju,Celana,Sepatu,Kopel Rim,Handuk kecil,Topi pet dan Baret.

Latihan dan pendidikan Menwa tinggal di asrama, makan disediakan dengan gizi terjaga ,
kegiatannya berlatih kemiliteran lapangan dan administrasi militer selain  disuruh kurve dan jaga piket.

Disisi lain, beliau sebagai mahasiswa IKIP Padang calon Guru tidak ada  fasilitas disediakan, sedangkan pendidikan calon anggota Menwa semua serba difasilitasi, disini letak cemburu nya.

Iya 'Cemburu Berat" gumamnya. seperti diceritakan dalam tulisan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp.

Lebih berat lagi cemburunya, setelah beliau lepas dari mahasiswa dan Menwa. Sahabat ku itu setelah lulus kuliah melamar menjadi Guru PNS di salah satu SMAN kota Padang. Saat menjalani profesi Guru, sahabatku itu membandingkan  antara dirinya dengan anggota TNI dan Polri.

Menurutnya, Guru, anggota TNI dan Polri sama sama petugas penjaga Negara. TNI  untuk menjaga Keamanan, Polri untuk menjaga ketertiban umum sedangkan Guru untuk menjaga akhlak mulia peserta didik. Dengan kata lain ketiga profesi tersebut sama fungsinya bagi negara hanya bidangnya berbeda satu menjaga keamanan, satunya lagi  menjaga ketertiban umum dan lainnya  menjaga akhlak mulia generasi muda.

Hanya saja ada perbedaan perlakuan diantara ketiga profesi penjaga tersebut. Beliau sahabat ku itu membandingkan antara selama pendidikan dan menjadi Guru dengan anggota TNI dan Polri.

Sejak diangkat menjadi guru beliau belum pernah mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas maupun peningkatan karir profesi yang standar dan berjenjang.

Sedangkan anggota TNI dan Polri ada  pendidikan lanjutan,berjenjang dan standar  seperti Seskoad dan Sekolah Polisi.

TNI Polri setiap tahun ada penerimaan anggota baru, selalu disediakan anggaran nya, Mereka dalam masa pendidikan langsung dilatih, di asrama kan dan digaji serta jelas masa depannya.

Bandingkan dengan temen temen beliau saat menjalani pendidikan Guru, katanya. Tidak ada anggaran untuk penerimaan Guru yang langsung dilatih, di asrama kan dan digaji serta dijamin masa depan nya.

Anggota TNI Polri tidak ada yang honorer,
sedangkan Guru? "separuh jumlah Guru di Indonesia ini berstatus honorer", begitu sahabatku menjelaskan dalam kiriman aplikasi WhatsApp, seperti nada rasa kecewa dalam tulisan nya.

TNI Polri katanya diberi fasilitas asrama saat menjalani pendidikan,
sedangkan Guru? "Mana ada pendidikan guru berasrama" tambahnya.

Dimana pabrik Guru? Atau Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan?
LPTK Tersebar dimana mana, lebih banyak diselenggarakan oleh masyarakat dan belum tentu berstandar sama, sedangkan pabrik ( pusat pendidikan) TNI ada di Magelang dan Polri ada di Semarang.

Perbandingan lainnya yang disampaikan beliau adalah tentang tidak adanya Rumah Sakit Pusat Guru, Tidak adanya  asrama Guru saat pendidikan dan tidak diketemukan kompleks perumahan Guru.

Sahabat ku itu rupanya sudah membandingkan antara dirinya sebagai mahasiswa IKIP calon Guru dengan dirinya sebagai anggota Menwa sejak masih duduk di bangku kuliah.

Begitu juga dibandingkan nya setelah beliau menjadi Guru PNS, dengan anggota TNI dan Polri,maka saat dia pensiun dari PNS Guru keluar lah kalimat CEMBURU BANGET.

Harapan beliau kedepan, ketiga profesi itu antara anggota TNI, Polri dan Guru yang mempunyai fungsi sama yaitu Penjaga Negara,maka perlakuan sejak penerimaan, pendidikan dan penempatan tugas  mempunyai perlakukan yang  sama dan setara dari Pemerintah.

Oleh sebab itu,melalui tulisan yang dikirim, beliau kepada penulis, beliau berharap agar memperjuangkan program dimaksud ,agar kelak dikemudian hari tidak ada lagi kalimat  CEMBURU BANGET.

Kebetulan penulis saat ini sedang berjuang untuk menjadi calon legislatif dalam pemilu tahun 2024 melalui Partai Buruh daerah pemilihan Jabar lll kota Bogor dan Kabupaten Cianjur, maka nya beliau sempatkan berkirim pesan agar memperjuangkan program dimaksud.

rumah honorer ayah didi
Ba'da Shubuh
29 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun