Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Kepada Leluhur Nusantara (Chapter 9)

26 Desember 2021   17:30 Diperbarui: 26 Desember 2021   17:36 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malah yang terjadi adalah sebaliknya, ia sangat tidak menyetujui tokoh penyebar Islam yang berniat memusuhi Prabu Brawijaya V dan Kerajaan Majapahit. Raden Sahid bahkan sangat dihormati oleh Prabu Brawijaya V hingga dipercaya untuk mendidik 117 pangeran Majapahit. Para putra Prabu Brawijaya V tersebut oleh Raden sahid kemudian disebar menjadi pemimpin di seluruh Nusantara. Para pangeran itu ia kader agar dapat menjadi pengayom seluruh penduduk Jawa dan Nusantara tanpa harus berperang sesama saudara. Memperebutkan warisan kekuaasaan Majapahit. Salah satu pangeran Majapahit dibawah bimbingan Raden Sahid adalah pendiri kesultanan Demak yakni Raden Patah. Putra Prabu Brawijaya V yang berhasil melanjutkan kejayaan peradaban Majapahit di Nusantara. Begitupun saat transisi peralihan negara dari Demak ke Pajang, lalu Pajang ke Mataram Islam. Raden Sahid selalu memilih menjadi aktor penyelesai konflik di negerinya, dibanding ikut memperebutkan tahta.

Terobosan kemajuan peradaban Nusantara yang mendapatkan sentuhan lembut dari kebijaksanaan langkah dan gagasan Raden Sahid pun sangat luas. Sehingga menjadi keniscayaan tokoh Nusantara klasik yang satu ini banyak meninggalkan jejak dan mengisi cerita tutur atau legenda rakyat Nusantara khususnya di tanah Jawa. Selain dari bukti makam Raden Sahid yang terletak di Kadilangu Demak, beberapa sumber bukti keberadaan tokoh Sunan Kalijaga bernama asli Raden Sahid ini juga ada di beberapa naskah literatur kuno. Diantaranya adalah Babad Tuban, Babad Demak, Babad Cerbon dan Serat Walisana.

Raden Sahid adalah maha guru bangsa yang abadi untuk Indonesia. Mentor untuk para seniman, bagaimana seharusnya menciptakan karya seni yang dapat memperbaiki budaya masyarakat dan martabat bangsanya. Bukan sekedar mencari label duniawi agar disebut seniman dan budayawan. Bukan pula seniman-budayawan profit oriented yang menciptakan karya seni hanya untuk hiburan sesaat bahkan menyesatkan karakter masyarakat. Pergerakan langkah hidup Raden Sahid adalah teladan bagi rakyat yang masih terpuruk dengan masa lalunya. Konsistensinya dalam mengadvokasi dan mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan masyarakat wajib di teladani siapapun.

Strategi dakwah Raden Sahid yang melebur dan hidup berdamping dengan rakyat kecil adalah panutan untuk para tokoh dan pejabat publik Indonesia. Toleransinya terhadap kearifan lokal budaya Nusantara dalam menyiarkan agama adalah kurikulum bagi  para pemuka agama dalam mendidik umatnya. Raden Sahid adalah contoh untuk rakyat Indonesia, bagaimana menjadi manusia yang sudah selesai dengan dirinya. Negara sudah bersemayam di ruang cinta kalbunya. Negara bukan tempat mengemis dan menagih haknya. Negara bagi Raden Sahid adalah ladang bershodaqoh dengan menyayangi rakyat. Raden Sahid adalah begawan segala keilmuan yang sangat layak menjadi panutan para negarawan Indonesia, begawan yang seharusnya menyerahkan dirinya lahir dan batin untuk kemaslahatan umat dan bangsanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun