Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Kepada Leluhur Nusantara (Chapter 3)

16 Desember 2021   20:57 Diperbarui: 25 Desember 2021   10:57 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

TUNTUTLAH ILMU HINGGA KE WANGSA SYAILENDRA, MESKI IA BERBEDA AGAMA DENGAN KITA 

Syailendra atau selendra adalah salah satu teknokrat Nusantara klasik yang sangat layak kita gali pemikirannya. Ada yang meyakini bahwa nama lengkap beserta gelarnya adalah Dapunta Hyang Syailendravamsa. Ia merupakan tokoh yang pernah membangun peradaban di tanah Nusantara. Diperkirakan, tokoh ini adalah manusia Nusantara klasik yang  mula-mula merintis Wangsa Syailendra sejak awal abad  masehi.

Sebelum menjadi sebuah wangsa besar. Wangsa Syailendra adalah masyarakat perdikan kecil atau sebuah kedatuan yang berada di daratan Pegunungan Dieng Jawa Tengah. Perdikan atau kedatuan yang dirintis oleh Dapunta Hyang Syailendra itu kemudian berkembang menjadi sebuah wangsa atau bangsa tersendiri yang sangat berdikari. Sebuah wangsa besar yang melahirkan kerajaan-kerajaan masyhur di Nusantara kemudian hari. Seperti Kerajaan Syailendra, Kalingga, Mataram kuno hingga Sriwijaya adalah beberapa kerajaan yang bermula dari perdikan kecil yang dirintis oleh Dapunta Hyang Syailendra.

Dapunta Hyang Syailendra pada mulanya hanya bernama Syailendra. Dapunta Hyang adalah gelar agung yang berikan oleh masyarakatnya. Gelar untuk orang yang dianggap sebagai tetua kerajaan dan tokoh yang telah berjasa dalam mendidik masyarakat. Dalam masyarakat Jawa kuno, gelar 'dapunta hyang'  berarti leluhur yang agung. Dapunta Hyang Syailendra juga terkenal dengan sebutan raja gunung. Karena istana kerajaan yang didirikannya terdapat di wilayah pegunungan. Selain mampu merekonstruksi pegunungan menjadi sebuah istana yang megah, ia juga memiliki suara yang indah serta lihai dan  produktif menciptakan syair-syair atau 'kidung'.   

Tokoh inilah yang kemudian nama dan pemikirannya dipakai menjadi induk dari sebuah bangsa besar di tanah Nusantara bernama Wangsa Syailendra itu. Wangsa besar yang pernah mencatatkan sejarah kejayaannya di dunia. Dapunta Hyang Syailendra juga adalah induk dari semua wangsa-wangsa besar lain di Nusantara. Seperti Wangsa Sanjaya, Wangsa Isyana, Wangsa Rajasa hingga Wangsa Mataram Islam. Semuanya wangsa di tanah Nusantara sebenarnya masih terkait dengan pertalian darah dan anak turun  Dapunta Hyang Syailendra. Namun karena ego persaingan antar kerajaan semakin tinggi pada saat itu. Maka para Wangsa yang berdiri setelah Wangsa Syailendra tidak lagi menggunakan nama Syailendra sebagai nama wangsa mereka. Karena nama Syailendra sudah dipatenkan oleh raja- raja yang mereka taklukkan sebelumnya. Selain itu, juga karena wangsa-wangsa besar itu secara sengaja maupun tidak sengaja telah lupa leluhur awal mereka.

Ideologi kenegarawanan Dapunta Hyang Syailendra adalah salah satu faktor utama. Yang di kemudian hari menjadi inspirasi para raja anak turunnya dalam membangun wangsa-wangsa mereka. Anak turun Dapunta Hyang Syailendra yang kemudian saling berkompetisi membesarkan wangsanya. Merintis kejayaan dari kerajaannya masing-masing di seluruh wilayah Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang dibangun oleh anak turun Dapunta Hyang Syailendra kemudian berhasil menjadi kerajaan-kerajaan besar yang sangat masyhur. Salah satunya kerajaan tersebut adalah Kerajaan Kalingga.

Bahkan kerajaan dari anak turun Dapunta Hyang Syailendra ada yang kemudian menjadi kemaharajaan besar seperti Sriwijaya. Kemaharajaan besar yang memimpin puluhan negara bagian. Bahkan Majapahit yang dibangun oleh Wangsa Rajasa, salah satu turunan Wangsa Syailendra. Di kemudian hari mampu menjadi negeri persemakmuran kerajaan-kerajaan kecil yang wilayah kekuasannya hampir sepertiga wilayah bumi.

Dapunta Hyang Syailendra adalah peletak dasar ide komparasi agama dengan pendidikan untuk progesifitas kerajaan. Terbukti, ide dasar tersebut kemudian menjadi alasan kenapa kerajaan Kalingga, Mataram lama, Sriwijaya hingga Majapahit sangat menaruh perhatian pada kesuksesan pendidikan agama pada rakyatnya. Selain itu, Dapunta Hyang Syailendra juga sangat menaruh perhatian besar pada lembaga pendidikan agama dan sangat aktif mendirikan bangunan-bangunan megah bercorak keagamaan.

Visi dan strategi pembangunan negara yang dilakukan Dapunta Hyang Syailendra bukan hanya untuk jangka pendek. Visinya adalah jangka panjang. Bangunan keagamaan yang di dirikannya saat itu adalah simbol dari kejayaan kerajaan. Simbol kebesaran kerajaan yang dirikannya pun rata-rata berupa bangunan untuk umat agama yang dianut oleh rakyat di kerajaannya masing-masing. Jelas sekali, bahwa bangunan megah seperti Candi Borobudur yang dibuat oleh Wangsa Syailendra adalah bukti perhormatan kepada rakyatnya yang menganut Agama Buddha kala itu. Sedang, pembangunan Candi Prambanan yang menjulang tinggi tersebut dibangun untuk  rakyatnya yang beragama Hindu.

Yang kemudian menjadi pertanyaan besarnya adalah? Siapa negarawan yang mula-mula merumuskan konstruksi bangunan agung yang rumit tersebut. Dari siapakah masyarakat Nusantara klasik pada masa itu belajar tentang ilmu konstruksi pembangunan candi tersebut. Apakah mungkin, kalau pada masa itu manusia Nusantara sudah belajar ilmu konstruksi ke Eropa ataupun mendatangkan arsitek dari sana. Padahal, masyarakat Eropa di masa itu masih terjebak di zaman kegelapan. Masyarakat Nusantara yang dipimpin oleh Wangsa Syailendra pada masa itu pasti sudah memiliki para ilmuwan di negerinya sendiri. Ilmuwan yang telah merumuskan kurikulum pendidikan teknik konstruksi beserta penerapannya. Seorang ilmuwan sekaligus negarawan yang mampu menguasai ilmu konstruksi, sistem perencanaan yang matang, serta seorang penguasa yang sangat visioner dan mampu mendidik rakyatnya agar teguh menjaga haluan kerajaan.

Gagasan-gagasan yang dicetuskan Dapunta Hyang Syailendra sepertinya adalah  jawaban atas pertanyaan siapa ilmuwan konstruksi tersebut. Jawaban, kenapa para sarjana 'arsitek' Wangsa Syailendra dapat mewujudkan cita-cita pembangunan candi yang hinga kini terkenal sangat rumit untuk disaingi tersebut. Selain pendidikan ilmu konstruksi, kesuksesan pembangunan candi yang kini menjadi keajaiban dunia tersebut juga memerlukan sistem regulasi yang kuat. Sistem planing jangka panjang yang terjaga oleh para penerus raja dan seluruh rakyat kerajaan penerus. Karena penyelesaian pembangunan candi tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Rencana pembangunan jangka panjang yang harus dipertahankan oleh pemerintahan kerajaan. Agar pembangunan dapat berhasil meskipun rezim pemerintahan silih berganti.

Doktrin progresifitas agama dan ilmu konstruksi dari Dapunta Hyang Syailendra pasti abadi dari generasi ke generasi oleh para penerusnya. Menjadi dasar pemikiran Wangsa Syailendra dalam membangun candi-candi agung tersebut. Candi megah dengan tingkat kerumitan ilmu konstruksi yang melampaui peradaban teknologi manusia di bumi pada jaman itu.

Dapunta Hyang Syailendra adalah  guru agung masyarakat Nusantara klasik. Tokoh yang mendidik manusia Nusantara agar dapat mencapai keseimbangan dalam hidupnya. Menyelaraskan antara kebutuhan lahir dan batin. Dapunta Hyang Syailendra menghabiskan seluruh hidupnya untuk bisa menyelesaikan misi 'dharma' yang dicanangkannya. Misi 'dharma' yang bertujuan untuk melebarkan pengaruh ideologi dan kekuasaan kerajaannya seluas mungkin. Mengenalkan penduduk di wilayah ekspansinya. Bagaimana cara hidup yang lebih beradab dan berbudaya..

Misi 'dharma' Dapunta Hyang Syailendra akhirnya sedikit demi sedikit dapat terwujudkan. Khususnya di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Penduduk diajarkan agar berpegang teguh dengan agama yang diyakininya. Hidup dengan cara yang lebih bermoral. Selain membangun agama dan moralitas, misi tersebut juga bertujuan untuk mengajarkan penduduk, bagaimana meraih kesejahteraan yang hakiki dalam hidup. Cara mencapai kesejahteraan hidup berupa usaha-usaha perekonomian dengan menggali potensi alam tanpa merusak kearifan lokal yang ada.

Penduduk yang berada di daerah pegunungan dibentuk menjadi masyarakat agraris yang makmur dengan  sawah dan ladangnya. Sedangkan, bagi penduduk yang tinggal di pesisir laut. Ia ajarkan bagaimana menjadi masyarakat maritim yang baik. Masyarakat pesisir yang dibimbing oleh Dapunta Hyang Syailendra akhirnya dapat membuat kapal layar. Kapal layar yang cukup kuat untuk mengarungi samudera. Agar rakyatnya bisa berdagang ke negeri-negeri di belahan bumi lainnya. Bukti bahwa rakyat Dapunta Hyang Syailendra sudah dapat membuat kapal-kapal besar tersebut ada pada relief-relief di Candi Borobudur.

Jika bukan Dapunta  Hyang Syailendra yang menjadi begawan atas semua pencapaian maha karya tersebut. Lantas siapa tokoh dimasa itu yang mampu melakukannya. Menjadi negarawan sekaligus ilmuwan dari semua pencapaian Wangsa Syailendra. Ide dan kebijakannya, mejadi landasan masyarakat dan anak turunnya. Dalam membangun peradaban maju di zaman Nusantara klasik tersebut. Begawan yang mengajarkan berbagai macam konsep pergerakan hidup manusia. Tokoh Nusantara klasik yang mengajarkan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakatnya. Pemikiran cerdas yang mampu menembus ke peradaban selanjutnya. Gagasan yang kemudian diwarisi oleh wangsa-wangsa besar yang meneruskannya. Pemikiran dan karya Wangsa Syailendra tersebut bahkan masih abadi hingga kini. Dapat kita nikmati hingga di era peradaban manusia Republik Indonesia.

Pemikiran Dapunta Hyang Syailendra menjadi teladan bagi kita semua para penerus negeri di bumi Nusantara ini. Prinsip dan pergerakan hidupnya sungguh inspiratif. Tokoh yang berhasil membentuk kader-kader penerus dalam melanjutkan estafet kemajuan negerinya. Mengabdikan seluruh hidupnya demi terbentuknya masyarakat yang berkebudayaan adiluhung. Berhasil membangun sebuah negeri yang masyarakatnya teguh dalam beragama. Rakyat yang memiliki kecakapan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Rakyat yang faham bagaimana meraih kesejahteraan hidup dengan usaha perekonomian yang tetap menjaga kearifan lokal.

Negarawan sekaligus ilmuwan yang cakap dalam ilmu konstruksi bangunan, arsitektur, seni budaya serta ilmu metalurgi. Mewariskan ilmu metalurgi canggih seperti pembuatan keris berbahan titanium dan logam meteor. Ilmu Nusantara klasik tersebut menjadi bukti bahwa ilmuwan dahulu tidak kalah cerdas dengan pemikir dari Eropa, China maupun dari jazirah Arab.

Nama Dapunta Hyang Syailendra sendiri sebenarnya baru diketahui sejak ditemukannya Prasasti Sojomerto. Prasasti yang perkirakan dibuat pada pertengahan abad ke-7 masehi. Namun negeri yang dibangun Dapunta Hyang Syailendra beserta wangsa penerusnya itu berhasil bertahan hingga berabad-abad lamanya. Wangsa Syailendra mencapai puncak keemasannya di abad ke-6 sampai abad 7 masehi. Mengingatkan, bahwa nabi besar umat Islam, Nabi Muhammad SAW ternyata juga hidup di zaman keemasan Wangsa Syailendra tersebut. Nabi Muhammad adalah rasul yang diyakini oleh umat Islam sebagai nabi dan rasul terakhir. Nabi terakhir yang ditugaskan oleh Allah SWT membawa kebenaran untuk seluruh umat manusia. Menyempurnakan agama-agama yang diajarkan para nabi sebelumnya serta membenahi akhlak manusia di muka bumi. Selain dari Al Qur'an, sumber kebenaran untuk landasan arah hidup manusia adalah hadist Nabi Muhammad SAW.

Lalu apa hubungan antara Nabi Muhammad SAW dengan Wangsa Syailendra. Ternyata ada salah satu hadist nabi yang memiliki beberapa kemungkinan menyebut Wangsa Syailendra. Hadist itu adalah hadist tentang rekomendasi kesungguhan menuntut ilmu, yang terjermahannya sebagai berikut 'tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri syinin'. Kebanyakan para ulama' tafsir hadist berpendapat bahwa negeri syinin yang disebut Nabi adalah Negeri China (baca : Tiongkok). Benarkah seperti itu, jika kita tinjau ulang, ternyata tafsif negeri syinin adalah negeri China bukanlah tafsir mutlak benar. Belum semua ulama' menyepakatinya. Tafsir tersebut masih sangat terbuka untuk kita gali kebenarannya. Fakta tentang siapa dan dimana letak negeri syinin yang disebutkan Nabi sebagai rekomendasi negeri yang layak untuk dijadikan tempat belajar tesebut.

Dapatkah kita ajukan sebuah tesis bahwa Negeri Syinin tersebut adalah Negerinya Dapunta Hyang Syailendra beserta wangsanya. Maka tingkat kebenaran tesis tersebut lebih komprehensif daripada tesis negeri syinin adalah negeri China. Tesis tersebut berangkat dari hasil analisis beberapa variabel yang terdapat di dalam dua negeri tersebut pada era itu. Seperti kemajuan peradaban, kondisi sosial-politik, periode waktu, letak geografis serta kearifan penduduk pada masa hadist tersebut disampaikan.

Dalam hal kemajuan peradaban misalnya, pada masa itu  pembangunan peradaban dan teknologi di negeri China sedang dalam kondisi statis. Tidak ada bukti temuan peninggalan kemajuan peradaban negeri China di abad ke--6 dan 7 masehi. Sedangkan di abad yang sama, negeri Syailendra telah memiliki peradaban yang lebih maju dari negeri China. Negeri Syailendra di masa itu telah memiliki tenga-tenaga ahli yang mampu menciptakan bangunan- bangunan yang canggih. Negeri Syailendra unggul telak dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan daripada negeri China pada jaman tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sastra, seni budaya, perkapalan, teknik konstruksi serta ilmu metalurgi yang terbilang rumit di abad tersebut telah dikuasai oleh negeri Syailendra.

Pada abad itu pula, dalam hal kondisi sosial-politik di negeri Syailendra juga lebih tertata dan kondusif daripada negeri China. Kerajaan-kerajaan yang dibangun olehWangsa Syailendra sudah membentuk hukum dan konstitusi negara di masa Kerajaan Kalingga. Di masa kerajaan mataram kuno, konsep sistem tata negara pun sudah mengenal pemisahan kekuasaan negara dan pemerintahan. Raja adalah pengontrol sistem kebijakan negara serta sebagai simbol kehormatan kerajaan. Sedangkan eksekutor kebijakan pemerintahan adalah rakrayan mahamantri (baca : perdana menteri).

Negeri Syailendra di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya juga telah mampu menjaga kedamaian di seluruh negerinya. Meskipun memiliki wilayah persemakmuran yang sangat luas. Sedangkan negeri China saat itu sedang dalam kondisi sosial-politik yang kacau, perang saudara antar dinasti di sana-sini . Negeri China saat itu juga sedang terbagi menjadi dua negeri yakni utara dan selatan. Bahkan mengalami zaman lima negara barbarian dan enam belas negara.

Begitupun jika ditinjau dari segi periode waktu, letak geografis dan kearifan penduduknya. Nabi Muhammad SAW bisa dipastikan tidak akan mungkin memberi sebuah rekomendasi yang tidak logis kepada umatnya. Jika rekomendasi belajar tersebut dimaksudkan agar belajar ke negeri atau bangsa China, maka sangat tidak logis. Karena nama bangsa atau wangsa China belum lahir saat itu. Sangat logis jika rekomendasi belajar tersebut dimaksudkan ke bangsa Syailendra, karena bangsa Syailendra telah berdiri jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir dan negeri Syailendra masih masyhur dan kokoh bertahan hingga masa dakwah Nabi. Nabi merekomendasikan  negeri Syinin untuk umatnya saat itu pasti dengan pertimbangan matang-matang. Ajakan untuk belajar ke negeri yang telah ada, belum lenyap dan sudah terbukti layak untuk dipelajari. Rekomendasi tersebut pasti didasari atas ijtihad Nabi bahwa di dunia ada sebuah negeri maju bernama Negeri syinin. Negeri atau bangsa syinin yang sangat tepat untuk dijadikan tempat menuntut ilmu kehidupan bagi umatnya.

Dari tinjauan letak geografis, kita semua mengetahui bahwa Madinah tempat nabi terletak di jazirah arab, sehingga tidak terlalu jauh dengan daratan China. Madinah dan China terhubung menjadi satu daratan. Bahkan di pasar-pasar Madinah telah banyak diketahui orang ras china saat itu. Dari Arab ke daratan China, sangat mudah jika ditempuh dengan mengendarai unta atau kuda di masa itu. Penggambaran kesungguhan menuntut ilmu di masa itu dari Madinah ke Negeri Syailendra sepertinya lebih logis. Karena jarak yang harus ditempuh dari Jazirah Arab menuju kepulauan Nusantara membutuhkan kesungguhan niat. Karena penuntut ilmu harus bersusah payah menyeberangi samudera untuk sampai ke negeri syinin tersebut.

Terakhir, tinjauan kondisi kearifan penduduk negeri. Kondisi moral penduduk negeri Syailendra terkenal akan keluhuran budi pekertinya dan sangat welas asih. Sehingga sangat kondusif untuk penuntut ilmu dalam belajar. Nabi Muhammad SAW akan diragukan oleh umatnya jika di masa itu menyarankan untuk belajar ke negeri China pada masa itu. Karena penduduk China saat itu masih gemar berperang. Jangankan menerima penuntut ilmu dari bangsa lain. Kondisi penduduk China saat itu belum memungkinkan untuk menerima orang asing dengan mudah. Ibarat saat ini,  jika ada guru yang merekomendasikan muridnya untuk belajar ke negeri yang sedang perang. Seperti merekomendasikan belajar ke negara Palestina, pasti guru tersebut tidak akan di-gubris oleh muridnya. Semoga kedepan Bangsa Indonesia semakin menyadari bahwa bangsanya adalah bangsa guru dunia. Dari bangsa yang berada di tanah Nusantara inilah seluruh bangsa di dunia nantinya akan belajar. Sudah saatnya generasi terpelajar Indonesia lebih percaya diri dalam menggelorakan pemikiran dan karya leluhurnya sendiri. Wallahu a'lam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun