Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Kepada Leluhur Nusantara (Chapter 3)

16 Desember 2021   20:57 Diperbarui: 25 Desember 2021   10:57 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Doktrin progresifitas agama dan ilmu konstruksi dari Dapunta Hyang Syailendra pasti abadi dari generasi ke generasi oleh para penerusnya. Menjadi dasar pemikiran Wangsa Syailendra dalam membangun candi-candi agung tersebut. Candi megah dengan tingkat kerumitan ilmu konstruksi yang melampaui peradaban teknologi manusia di bumi pada jaman itu.

Dapunta Hyang Syailendra adalah  guru agung masyarakat Nusantara klasik. Tokoh yang mendidik manusia Nusantara agar dapat mencapai keseimbangan dalam hidupnya. Menyelaraskan antara kebutuhan lahir dan batin. Dapunta Hyang Syailendra menghabiskan seluruh hidupnya untuk bisa menyelesaikan misi 'dharma' yang dicanangkannya. Misi 'dharma' yang bertujuan untuk melebarkan pengaruh ideologi dan kekuasaan kerajaannya seluas mungkin. Mengenalkan penduduk di wilayah ekspansinya. Bagaimana cara hidup yang lebih beradab dan berbudaya..

Misi 'dharma' Dapunta Hyang Syailendra akhirnya sedikit demi sedikit dapat terwujudkan. Khususnya di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Penduduk diajarkan agar berpegang teguh dengan agama yang diyakininya. Hidup dengan cara yang lebih bermoral. Selain membangun agama dan moralitas, misi tersebut juga bertujuan untuk mengajarkan penduduk, bagaimana meraih kesejahteraan yang hakiki dalam hidup. Cara mencapai kesejahteraan hidup berupa usaha-usaha perekonomian dengan menggali potensi alam tanpa merusak kearifan lokal yang ada.

Penduduk yang berada di daerah pegunungan dibentuk menjadi masyarakat agraris yang makmur dengan  sawah dan ladangnya. Sedangkan, bagi penduduk yang tinggal di pesisir laut. Ia ajarkan bagaimana menjadi masyarakat maritim yang baik. Masyarakat pesisir yang dibimbing oleh Dapunta Hyang Syailendra akhirnya dapat membuat kapal layar. Kapal layar yang cukup kuat untuk mengarungi samudera. Agar rakyatnya bisa berdagang ke negeri-negeri di belahan bumi lainnya. Bukti bahwa rakyat Dapunta Hyang Syailendra sudah dapat membuat kapal-kapal besar tersebut ada pada relief-relief di Candi Borobudur.

Jika bukan Dapunta  Hyang Syailendra yang menjadi begawan atas semua pencapaian maha karya tersebut. Lantas siapa tokoh dimasa itu yang mampu melakukannya. Menjadi negarawan sekaligus ilmuwan dari semua pencapaian Wangsa Syailendra. Ide dan kebijakannya, mejadi landasan masyarakat dan anak turunnya. Dalam membangun peradaban maju di zaman Nusantara klasik tersebut. Begawan yang mengajarkan berbagai macam konsep pergerakan hidup manusia. Tokoh Nusantara klasik yang mengajarkan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakatnya. Pemikiran cerdas yang mampu menembus ke peradaban selanjutnya. Gagasan yang kemudian diwarisi oleh wangsa-wangsa besar yang meneruskannya. Pemikiran dan karya Wangsa Syailendra tersebut bahkan masih abadi hingga kini. Dapat kita nikmati hingga di era peradaban manusia Republik Indonesia.

Pemikiran Dapunta Hyang Syailendra menjadi teladan bagi kita semua para penerus negeri di bumi Nusantara ini. Prinsip dan pergerakan hidupnya sungguh inspiratif. Tokoh yang berhasil membentuk kader-kader penerus dalam melanjutkan estafet kemajuan negerinya. Mengabdikan seluruh hidupnya demi terbentuknya masyarakat yang berkebudayaan adiluhung. Berhasil membangun sebuah negeri yang masyarakatnya teguh dalam beragama. Rakyat yang memiliki kecakapan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Rakyat yang faham bagaimana meraih kesejahteraan hidup dengan usaha perekonomian yang tetap menjaga kearifan lokal.

Negarawan sekaligus ilmuwan yang cakap dalam ilmu konstruksi bangunan, arsitektur, seni budaya serta ilmu metalurgi. Mewariskan ilmu metalurgi canggih seperti pembuatan keris berbahan titanium dan logam meteor. Ilmu Nusantara klasik tersebut menjadi bukti bahwa ilmuwan dahulu tidak kalah cerdas dengan pemikir dari Eropa, China maupun dari jazirah Arab.

Nama Dapunta Hyang Syailendra sendiri sebenarnya baru diketahui sejak ditemukannya Prasasti Sojomerto. Prasasti yang perkirakan dibuat pada pertengahan abad ke-7 masehi. Namun negeri yang dibangun Dapunta Hyang Syailendra beserta wangsa penerusnya itu berhasil bertahan hingga berabad-abad lamanya. Wangsa Syailendra mencapai puncak keemasannya di abad ke-6 sampai abad 7 masehi. Mengingatkan, bahwa nabi besar umat Islam, Nabi Muhammad SAW ternyata juga hidup di zaman keemasan Wangsa Syailendra tersebut. Nabi Muhammad adalah rasul yang diyakini oleh umat Islam sebagai nabi dan rasul terakhir. Nabi terakhir yang ditugaskan oleh Allah SWT membawa kebenaran untuk seluruh umat manusia. Menyempurnakan agama-agama yang diajarkan para nabi sebelumnya serta membenahi akhlak manusia di muka bumi. Selain dari Al Qur'an, sumber kebenaran untuk landasan arah hidup manusia adalah hadist Nabi Muhammad SAW.

Lalu apa hubungan antara Nabi Muhammad SAW dengan Wangsa Syailendra. Ternyata ada salah satu hadist nabi yang memiliki beberapa kemungkinan menyebut Wangsa Syailendra. Hadist itu adalah hadist tentang rekomendasi kesungguhan menuntut ilmu, yang terjermahannya sebagai berikut 'tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri syinin'. Kebanyakan para ulama' tafsir hadist berpendapat bahwa negeri syinin yang disebut Nabi adalah Negeri China (baca : Tiongkok). Benarkah seperti itu, jika kita tinjau ulang, ternyata tafsif negeri syinin adalah negeri China bukanlah tafsir mutlak benar. Belum semua ulama' menyepakatinya. Tafsir tersebut masih sangat terbuka untuk kita gali kebenarannya. Fakta tentang siapa dan dimana letak negeri syinin yang disebutkan Nabi sebagai rekomendasi negeri yang layak untuk dijadikan tempat belajar tesebut.

Dapatkah kita ajukan sebuah tesis bahwa Negeri Syinin tersebut adalah Negerinya Dapunta Hyang Syailendra beserta wangsanya. Maka tingkat kebenaran tesis tersebut lebih komprehensif daripada tesis negeri syinin adalah negeri China. Tesis tersebut berangkat dari hasil analisis beberapa variabel yang terdapat di dalam dua negeri tersebut pada era itu. Seperti kemajuan peradaban, kondisi sosial-politik, periode waktu, letak geografis serta kearifan penduduk pada masa hadist tersebut disampaikan.

Dalam hal kemajuan peradaban misalnya, pada masa itu  pembangunan peradaban dan teknologi di negeri China sedang dalam kondisi statis. Tidak ada bukti temuan peninggalan kemajuan peradaban negeri China di abad ke--6 dan 7 masehi. Sedangkan di abad yang sama, negeri Syailendra telah memiliki peradaban yang lebih maju dari negeri China. Negeri Syailendra di masa itu telah memiliki tenga-tenaga ahli yang mampu menciptakan bangunan- bangunan yang canggih. Negeri Syailendra unggul telak dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan daripada negeri China pada jaman tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sastra, seni budaya, perkapalan, teknik konstruksi serta ilmu metalurgi yang terbilang rumit di abad tersebut telah dikuasai oleh negeri Syailendra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun