Mohon tunggu...
Didin Emfahrudin
Didin Emfahrudin Mohon Tunggu... Novelis - Writer, Trainer, Entrepreneur

Penenun aksara yang senantiasa ingin berguna bagi semua makhluk Allah SWT, layaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Kepada Leluhur Nusantara (Chapter 1)

14 Desember 2021   18:04 Diperbarui: 25 Desember 2021   10:54 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

FILOSOF PERADABAN JAWA

Siapakah tokoh Nusantara klasik yang pertama kali mengajarkan ilmu membaca dan menulis. Sejak kapan masyarakat Nusantara mengenal kebudayaan dan kesenian seperti sekarang ini. Pernahkah kita sebagai generasi masa kini mencari tahu. Siapa tokoh itu dan kemudian berterima kasih kepadanya. Karena atas jasa besarnya, kita terlahir di masyarakat yang sudah beradab. 

Masyarakat yang memiliki falsafah hidup, etika dan budi pekerti luhur. Masyarakat Nusantara yang adiluhung merupakan hasil manivestasi ajaran tokoh-tokoh besar tersebut. Jika Yunani kuno memiliki bapak filosof agungnya seperti Thales, Socrates hingga Aristoteles. Ternyata Nusantara kuno juga mempunyai bapak filsufnya sendiri bernama Ajisaka.  

Tokoh Nusantara klasik bernama Ajisaka tidak bisa kita kesampingkan dari perkembangan terbentuknya masyarakat yang beradab di Nusantara. Ajisaka sejak ribuan tahun yang lalu telah dipercaya oleh masyarakat Nusantara, khususnya bangsa Jawa sebagai manusia pertama yang membawa peradaban ke tanah Jawa. Prabu Ajisaka adalah leluhur yang menjadi cikal bakal keberadaan filosofi hidup orang jawa. Menjadi perintis peradaban Jawa kuno dan akar peradaban suku bangsa lain di seluruh Nusantara. Terutama menjadi faunding father seluruh adat istiadat, aksara baca-tulis dan budaya Jawa.

Naskah kuno Serat Ajisaka mencatat, bahwa Ajisaka adalah seorang prabu atau raja di jaman awal kehidupan manusia Nusantara. Saat itu di bumi Nusantara belum ada pembagian kelompok masyarakat, kerajaan-kerajaan, negeri-negeri atau peradaban besar. Sebelum menjadi prabu di bumi Nusantara, Ajisaka sempat mengembara. Dalam pengembaraannya ke seluruh daratan di muka bumi, akhirnya Ajisaka menemukan sebuah pulau yang subur dan kondisi alamnya sangat indah. Prabu Ajisaka bersama para pengikutnya kemudian membangun kehidupan baru di pulau tersebut. Pulau itu akhirnya ia namakan negeri Jawadwipa.

Prabu Ajisaka adalah pendiri Kerajaan Medang Kamulan. Ia menjadi raja pertama kerajaan tersebut. Kerajaan Medang Kamulan adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara.  Prabu Ajisaka adalah sosok dibalik keberadaan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa. Ia merancang pranata kehidupan dan falsafah hidup masyarakat tanah jawa. Pendharma kebudayaan spiritual, pencipta aksara jawi serta penanggalan jawa ( baca : pranata mangsa dan kalender saka). Selain itu, masih ada warisan seni gamelan dan tarian -- tarian jawa yang lestari hingga kini.

Kajian Prabu Ajisaka sebagai leluhur Nusantara bukan hanya dari legenda dan cerita tutur. Banyak naskah yang menjadi sumber bukti keberadaan prabu ajisaka. Diantaranya adalah Kitab Musasar Jayabaya. Nama Ajisaka terabadikan di dalam serat Kitab Musasar Jayabaya. Kitab kuno yang ditulis oleh Prabu Jayabaya.  Prabu Jayabaya adalah salah satu raja yang pernah memimpin Kerajaan Kadiri.

Serat Kitab Musasar Jayabaya mengisahkan : saat Prabu Jayabaya mendapatkan gambaran lengkap tentang kondisi pulau Jawa. Gambaran tentang masa lalu dan depan pulau Jawa yang disampaikan oleh guru Prabu Jayabaya. Guru itu bernama Maolana Ngasil Samsoedin. Dalam serat tersebut, Prabu Jayabaya menuliskan semua prediksi tentang kondisi di pulau Jawa sejak zaman Ajisaka hingga  menuju akhir zaman. 'Sejak Zaman Ajisaka' secara tersirat membuktikan bahwa Ajisaka adalah manusia generasi pertama yang menginjakkan kakinya di pulau Jawa.

Maolana Ngasil Samsoedin  yang merupakan guru Prabu Jayabaya itu bernama asli Syekh Syamsudin Al -Wasil. Karena mengalami pergeseran pengucapan dalam bahasa Jawa, maka ia kemudia terkenal dengan panggilan Maolana Ngasil Samsoedin. Maolana Ngasil Samsoedin adalah seorang waliyullah, ahli astronomi dan ahli ilmu falak 'nujum' dari negeri Rum. Ulama' yang ditugaskan untuk mendakwakan Islam ke pulau Jawa. Nama Syekh Syamsudin Al-Wasil terpahat di dalam inkripsi situs 'makam istana gedong' di kota Kediri. Dan Kitab Musasar Jayabaya yang dulu diremehkan itu kini mulai terbukti sebagai prediksi masa depan yang cukup valid.

Jadi, sepertinya memang benar. Ada sebuah korelasi nyata antara apa yang ditulis oleh Prabu Jayabaya tentang 'sejak zaman ajisaka' di kitab tersebut. Tokoh leluhur Nusantara bernama Ajisaka ini miliki peluang menjadi sebuah fakta nyata. Fakta manusia generasi pertama yang membangun tanah Jawa 'Nusantara' namun kemudian hanya diyakini sebagai legenda.

Prabu Jayabaya menurut sumber naskah-naskah kuno seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa adalah tokoh manusia 'nyata' yang pernah hidup di tanah Jawa. Jika benar Prabu Jayabaya adalah tokoh manusia nyata yang pernah ada di tanah Nusantara sesui apa yang tertulis di dalam babad dan serat tersebut. Maka naskah silsilah para raja tanah Jawa yang mengisahkan bahwa Prabu Jayabaya adalah cucu jauh dari Prabu Ajisaka merupakan sebuah fakta kebenaran.

Prabu Jayabaya dalam naskah tersebut, juga diyakini adalah cicit Prabu Ajisaka yang bernasab dari dari Prabu Arjuna. Salah satu pangeran dari Wangsa Pandawa yang pernah memimpin Kerajaan Ngastinapura yang ada di tanah Jawa. Selain sebagai cicit jauh dari Prabu Ajisaka dan Prabu Arjuna, Prabu Jayabaya juga diyakini sebagai kakek buyut dari Prabu Anglingdarma. Raja yang mendirikan Kerajaan Malawapati di tanah Jawa.

Akhirnya dapat ditarik sebuah benang merah. Tentang para ksatria yang pernah memimpin tanah Jawa adalah keturunan Prabu Ajisaka. Semua prabu yang memimpin kerajaan di Nusantara sejak masa Hindu-Buddha hingga di masa Islam ternyata memiliki moyang yang sama yakni Prabu Ajisaka. Kerajaan Malawapati juga diyakini terletak di Provinsi Jawa Timur. Tepatnya di sekitar Lamongan dan Bojonegoro. Ha itu berdasarkan sumber bukti penemuan Prasasti Sambeng dan temuan artefak emas peninggalan Prabu Anglingdarma di sana.

 Sedangkan Kerajaan Kadiri yang dipimpin Prabu Jayabaya juga berada di jawa timur. Dua prabu cicit dari Prabu Ajisaka yang sama-sama meninggalkan bukti empirisnya di wilayah Jawa Timur. Bukti yang dapat digunakan untuk mendukung fakta bahwa Prabu Ajisaka adalah leluhur manusia Jawa Timur. Karena selama ini penelusuran tentang asal usul manusia generasi pertama di Jawa Timur masih terlalu buram.

Kenapa penduduk di wilayah Jawa Timur memiliki rupa, karakter dan tradisi yang sangat berbeda  dengan orang Sunda di Jawa Barat. Padahal dalam catatan sejarah yang beredar, leluhur kerajaan di tanah Jawa Timur  berasal dari kerajaan-kerajaan yang ada di tanah Sunda Jawa Barat. Semisal Jawadipa-nya Akitirem dan Tarumanagara yang dikatakan kerajaan pertama di tanah Jawa dalam sejarah yang beredar.

Mencermati berbagai referensi tersebut, ada sebuah kemungkinan tentang manusia Jawa Timur adalah yang paling tua di tanah Jawa. Serta merupakan manusia Nusantara yang menjadi embrio seluruh suku bangsa di Nusantara.  Prabu Ajisaka juga memiliki kedekatan bukti empiris dengan keberadaan dua kerajan paling tua di wilayah Jawa Timur.  Yakni Kerajaan Medang yang dirikan 'Mpu Sindok' dan Kerajaan Kanjuruan yang dirikan oleh Prabu Dewashimha.

Bisa ditafsirkan bahwa semua kajian tentang Prabu Ajisaka diatas adalah sebuah realita peradaban yang pernah terjadi di Nusantara khususnya di wilayah Jawa Timur. Bukti empiris dan penelitian ilmiah yang lebih komprehensif tentang Prabu Ajisaka sebagai fakta tokoh Nusantara kasik memang masih sangat kurang. Kebenaran faktual kejadian dan bukti spesifik di tahun berapa Prabu Ajisaka hidup di tanah Nusantara juga belum ditemukan. Namun setiap tokoh yang melegenda di masyarakat Jawa akan selalu memiliki keabadian dan spirit tersendiri di hati masyarakat Jawa.

Dari kajian tokoh legendaris bernama Prabu Ajisaka ini, kita bisa mendapatkan warisan kemuliaan. Dari salah satu tokoh utama di Nusantara klasik. Bahwa bangsa Indonesia ternyata memiliki leluhur yang  bijaksana dan berbudaya. Seorang filsuf sekaligus negarawan bernama Ajisaka. Semoga kedepan bangsa ini akan semakin giat untuk menelusuri jati diri, identitas asal usul leluhur dan keteladanan pemikirannya. 

Mencari berbagai kemungkinan fakta dari maha karya leluhurnya sendiri. Bangga dan percaya diri untuk memakai dan serta melestarikan warisan leluhur tersebut. Semoga manusia Indonesia mendapat kesadaran bahwa kemasyhuran dari masa silam adalah bekal masa kini dan masa depan. Sehingga bangsa ini berani bangkit, menggali segenap spirit dan warisan masa silam yang masyhur tersebut. Terutama dari sosok filsuf Nusantara klasik bernama Ajisaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun